Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Descartes: Meditations [2]

22 Oktober 2018   23:16 Diperbarui: 22 Oktober 2018   23:20 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meditations on First Philosophy (2)

Sebagai bapak Rasionalisme Modern, Rene Descartes lahir 31 Maret 1596, dan meninggal 11 Februari 1650.  Berikut ini adalah Analisis Umum pada tema buku Meditations on First Philosophy tulisan ke [2].

Meditasi atau Renungan atau pembatinan umumnya dianggap sebagai titik awal filsafat Barat modern, dengan alasan yang rasional dan penting. Dalam satu teks singkat ini, Descartes mengubah banyak doktrin Aristotle dan membingkai banyak pertanyaan yang masih diperdebatkan dalam filsafat saat ini.

Di antara hal-hal lainnya, Descartes memecah gagasan Aristotle bahwa semua pengetahuan datang melalui indera dan keadaan mental harus dalam beberapa cara menyerupai. Dengan demikian, Descartes mengembangkan konsep pikiran, materi, gagasan, dan hal-hal lain yang benar-benar baru.

Kita mungkin memahami pandangan filosofis yang dikembangkan Descartes ditandai dan ditentukan oleh skeptisisme yang gunakan dalam Meditasi Pertama. Descartes mulai dengan bertanya bagaimana bisa yakin tentang apa saja dan kemudian mengembangkan segala macam alasan inventif dan aneh tentang mengapa harus tidak mempercayai indranya. Filosofi telah ditandai skeptisisme konstan terhadap klaim pengetahuan, dan pertanyaan tentang bagaimana kita bisa mengetahui sesuatu dengan pasti telah banyak diperdebatkan.

Pada tahap inilah maka proses ["Keraguan Metodologis"], atau Metode Keraguan (Skeptisisme) atau Methodic doubt, dijadikan tema utama filsafat pemikiran Descartes. Beda ilmu dengan agama. Jika agama maka ayat-ayat wahyu Tuhan harus dijawab dengan kata "Amin. Tetapi semua dalil-dalil ayat ilmu di jawab dengan "Keraguan" atau "Res Cogitans" adalah proses penyangkalan berpikir. Dengan keraguan memungkinkan ilmu diperoleh dengan Persepsi Yang Jelas dan Terpilah-pilah (Clara Et Distincta Idea) Sedangkan ayat-ayat wahyu Tuhan jika dijawab dengan kata "Ragu", maka iman pasti goyah. Itulah beda ilmu dengan iman. Antara "Amin vs Ragu-Ragu".

Skeptisisme menginformasikan masalah pikiran tubuh (rohani- jasmani)  untuk mendefinisikan konsepsi tentang pikiran manusia. Descartes mengembangkan konsep pikiran di mana indra dan imajinasi merupakan kemampuan mental. Lebih lanjut, Descartes berpendapat kita pada dasarnya memikirkan hal-hal yang dapat mengetahui pikiran kita dengan jenih dan jelas, tetapi harus bekerja lebih keras untuk memahami tubuh kita. Yang paling penting, Descartes menggambar perbedaan yang sangat tajam antara pikiran dan tubuh atau dualism ["Mind and Body"]". Maka teori ["Mind and Body"] sebagai dualitas dalam filsafat Cartesian.

Pikiran pada dasarnya berpikir dan tubuh atau "["Mind and Body"] pada dasarnya materi jasamani, sehingga keduanya sama sekali tidak memiliki kesamaan. Sejak itu, para filsuf telah berusaha untuk memahami bagaimana pikiran dan tubuh dapat berinteraksi dan berhubungan satu sama lain.

Skeptisisme dan dualisme pikiran-tubuh ["Mind and Body"] telah bergabung menciptakan pemahaman tentang pikiran manusia sebagai terkunci jauh di dalam tubuh dan terpisah dari dunia. Bagaimana pikiran ini bisa mengetahui apa saja tentang dunia adalah misteri, dan kepastian pengetahuan ini sangat dipertanyakan. Konsepsi pikiran ini begitu alami sehingga kadang-kadang sulit untuk memahami bahwa dunia pra-Cartesian memiliki pandangan yang jauh lebih tidak skeptis terhadap pengetahuan dan persepsi inderawi.

Descartes menempatkan dirinya dengan kuat di kubu rasionalis, sebagai lawan empirisme Aristotle atau kontemporernya, John Locke. Dengan konsep ["Mind and Body"] Descartes terus-menerus menegaskan bahwa persepsi yang jelas dan berbeda pada intelek adalah satu-satunya cara yang pasti untuk mengamankan pengetahuan, dan akhirnya menyimpulkan bahwa indera tidak dirancang untuk memberi pengetahuan sama sekali, tetapi lebih dimaksudkan untuk membantu manusia bergerak melalui dunia dalam cara yang sangat praktis.

Pengaruh  Descartes yang luar biasa terhadap perkembangan dualisme pikiran-tubuh ["Mind and Body"] dan skeptisisme modern, Descartes  menyediakan sejumlah benih lain untuk diperdebatkan. The Cartesian Circle, The Wax Argument, dan teori-teori Descartes tentang ide, tentang tubuh, dan persepsi adalah hal-hal yang penting untuk didiskusikan, sampai bukti-buktinya untuk keberadaan Tuhan,. Descartes membuat subjek menarik pemahaman pada rasionalitas atau filsafat tentang Kesadaran manusia sampai saat ini. Bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun