Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tulisan [3] An Enquiry Concerning Human Understanding

23 September 2018   10:39 Diperbarui: 23 September 2018   11:10 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan (3) "An Enquiry Concerning Human Understanding"

Berikut ini adalah hasil telahaan pada bagian buku II dan III judul "Sebuah Penelitian Mengenai Pemahaman Manusia" atau "An Enquiry Concerning Human Understanding",  karya Hume. 

Pada bagian ini Hume menggambarkan perbedaan antara kesan dan pemikiran atau gagasan (atau istilah "ide"). Bayangan kehadiran kesan indrawi adalah persepsi yang hidup sementara istilah "ide" diperoleh melalaui memori atau imajinasi. 

Kesan memahami, menurut Hume, "semua persepsi yang muncul dan hidup, ketika mendengar, atau melihat, atau merasakan, atau mencintai, atau membenci, atau keinginan, atau kehendak." Dengan demikian, baik warna merah maupun perasaan marah dianggap kehadiran kesan indrawi. Ide adalah apa yang muncul ketika kita merefleksikan kesan kita, jadi memori melihat warna merah atau pemikiran tentang kemarahan dianggap ide.

Meskipun kita mungkin menganggap pikiran manusia sebagai organ yang tidak terbatas, mampu membayangkan makhluk khayalan semua hal, Hume menunjukkan bahwa imajinasi kita sebenarnya hanya terdiri dari kompleks ide gagasan (atau istilah "ide"). Misalnya, jika kita membayangkan sebuah gunung lumut, kita menggabungkan ide lumut kita dengan gagasan (atau istilah "ide") kita tentang sebuah gunung.

Hume menyediakan dua argumen untuk mendukung klaim ini. Pertama, mengemukakan bahwa semua ide yang kompleks digabungkan dari ide-ide sederhana, yang pada gilirannya berasal dari kesan sederhana. Misalnya, gagasan (atau istilah "ide")  kita tentang Tuhan sebagai yang sangat baik "Maha Baik" dan cerdas "Maha Tahu" berasal dari mengambil ide-ide sederhana kita tentang kebaikan dan kecerdasan manusia dan menambahnya tanpa batas. 

Kedua, Hume menunjukkan bahwa imajinasi kita terbatas pada gagasan (atau istilah "ide") yang di miliki. Dengan demikian, seorang tidak bisa melihat tidak dapat membayangkan warna, seorang pria tuli untuk membayangkan suara, atau seorang pria waita berwatak halus untuk membayangkan kekejaman, dan seterusnya.

Hume mengakui satu keberatan terhadap perbedaannya. Hume  menunjukkan bahwa saya bisa membayangkan warna-warna tertentu tanpa pernah merasakannya. Misalnya, jika saya telah melihat beberapa warna biru, saya mungkin bisa membayangkan beberapa warna biru lain yang jatuh di antara mereka. Meskipun dia tidak memiliki jawaban atas keberatan ini, dia menyatakan bahwa contoh kontra itu tidak berlaku umum.

Perbedaan antara kesan dan gagasan (atau istilah "ide") sangat berharga untuk membersihkan kosa kata filosofis dan pikiran manusia.. Jadi, ketika kita menemukan diri kita diskursus istilah filosofis yang kita curigai mungkin tidak mengacu pada gagasan (atau istilah "ide") apa pun, kita mungkin hanya bertanya dari kesan apa (atau istilah "ide") yang seharusnya berasal. Karena semua ide berasal dari kehadiran kesan indrawi, istilah yang tidak terkait dengan kesan apa pun tidak ada artinya.

Dalam catatan kaki, Hume mencatat bahwa perbedaan antara kehadiran kesan indrawi  dan (atau istilah "ide") (atau istilah "ide") menjernihkan kebingungan yang ditemukan dalam penolakan Locke terhadap ide-ide bawaan. 

Hume mengkritik  bahwa Locke gagal menjelaskan apa yang maksudkan dengan "ide bawaan" atau "suatu ide". Dalam kosa kata filsafat Hume, kita dapat menegaskan bahwa kesan indawi  adalah bawaan dan (atau istilah "ide") (atau istilah "ide")  tidak.

Pada bagian III buku (Sebuah Penelitian Mengenai Pemahaman Manusia) atau "An Enquiry Concerning Human Understanding", Hume membahas ["hubungan"] yang ada di antara ide-ide, menegaskan bahwa semua gagasan (atau istilah "ide") terkait dengan gagasan (atau istilah "ide")lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun