Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hegel dan Agency Theory

7 September 2018   12:03 Diperbarui: 7 September 2018   12:48 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hegel, dan Agency Theory [1]

Dapat dipastikan skripsi, tesis, Disertasi yang ada di FEB (Fakultas Ekonomi, dan Bisnis) selalu menggunakan pemikiran Agency Theory. Bisa dibayangkan jika ada 200 skripsi dapat dipastikan 180 judul dipastikan menggunakan teori ini. Demikian juga Mahasiswa program Doktoral dari 6 orang yang saya bimbing dua tahun terakhir 5 orang menggunakan "Agency Theory".  Bertemu dengan bimbingan sama dengan bertemu dengan "Agency Theory". 

Teori ini dikembangkan dalam artikel berjudul "Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure" ditulis oleh Michael C. Jensen dari Harvard Business School, dan penulis ke dua  William H. Meckling  dari University of Rochester, di muat dalam Journal of Financial Economics, October, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Teori ini kemudian dikembangkan pada PAT (positive accounting theory) oleh  Watts and Zimmerman (1986) 

Saya agak prihatin, karena kebanyakan hanya mengutip begitu saja jurnal tersebut, tanpa membaca, dan memahami nya dengan serius. Saya saja membaca 20x belum paham, di atas 30 kali membaca baru paham. Bagaimana kutipan skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian dengan hanya mengutip ke dua ketiga, atau tidak jelas pemahamaman artikel tersebut.

Ada beberapa mahasiswa pascasarjana saya suruh membuat pemetan "landscape" dan merekonstruksi teori tersebut, dan hasil nya memang  kurang kalau tidak disebut "tidak mampu", dan tidak selesai atau tidak mau serius. Mungkin tidak tahan duduk 18 jam perhari membatinkan teori tersebut.

Maka untuk mencari pendasaran "Agency Theory"  ada banyak sekali yang bisa dipakai, dengan mempelajari (background theory). Dan pada tulisan ini saya menggunakan satu pendekatan tokoh bernama Georg Wilhelm Friedrich Hegel.

Konsep yang dipakai dan saya pinjam adalah fenomenologi Roh adalah "the category of Absolute Mind or Spirit (since the German word, "Geist",  can mean either 'Mind' or 'Spirit')". Istilah penting dalam filsafat Hegel: (a) kesadaran atau Consciousness is divided into three chapters: "Sense-Certainty", "Perception", and "Force and the Understanding." (b) kesadaran diri atau Self-Consciousness contains a preliminary discussion of Life and Desire, followed by two subsections: "Independent and Dependent Self-Consciousness and "Freedom of Self-Consciousness: Stoicism, Skepticism, and the Unhappy Consciousness" (das unglckliche Bewutsein), (c) akal pikiran atau Reason is divided into three chapters: "Observing Reason," "Actualization of Self-Consciousness," and "Individuality Real In and For Itself, (d) Spirit is divided into three chapters: "The Ethical Order," "Culture," and "Morality, (e ) agama atau Religion is divided into three chapters: "Natural Religion," "Religion in the Form of Art," and "The Revealed Religion, (f) pengetahuan absolut atau "Absolute Knowing"  a philosophical term referring to anything regarded as fundamental to reality dan terakhir (h) Dialektika Hegelian pada thesis, antithesis, dan synthesis.

Georg Wilhelm Friedrich Hegel lahir (1770-1831), belajar di seminari teologis di Tubingen, Tberger Stift, di mana dia menjadi teman dengan penyair Hlderlin dan filsuf Friedrich Schelling. Buku yang menjadi landscape Hegel yang paling dimintai dan dibaca adalah fenomenologi roh.

Fenomenologi Roh (Die Phnomenologie des Geistes ), diterbitkan tahun 1807, adalah karya filosofis komprehensif pertama Hegel. Awalnya dimaksudkan menjadi bagian pertama pada  sistem sains yang komprehensif ( Wissenschaft ), Hegel akhirnya menganggapnya sebagai pengantar sistemnya (novelty nya). Karya imemberikan apa yang dapat disebut "perjalanan riwayat roh," yaitu, tentang pengembangan kesadaran, dan kesadaran diri dalam konteks menghasilkan tema epistemologis, antropologis dan budaya sejarah manusia. Tema-tema Fenomenologi dibahas di sini adalah yang secara langsung relevan dengan pemikiran sosial dan politik Hegel.

Yang  paling banyak dibahas dalam Fenomenologi adalah bab tentang "Kebenaran Kepercayaan Diri" yang mencakup sebuah sub-bagian tentang "Kemandirian dan Ketergantungan Kesadaran Diri: Ketuhanan dan Perbudakan." Bagian ini membahas perjuangan "tuan / budak", direparasi oleh Karl Marx, sebagai paradigma semua bentuk konflik sosial, khususnya perjuangan antara kelas-kelas sosial.

Fenomenologi Roh (kesadaran, mental 'Mind' or 'Spirit') bagi Hegel wujud skenario melambangkan ciri-ciri tertentu dari perjuangan untuk pengakuan ( Anerkennung ) secara keseluruhan, baik itu sosial, pribadi. Konflik antara tuan dan budak (yang selanjutnya  dimetaforakan sebagai tuan dan budak sebagai terminologi Hegel, dan makna generik    dimaksudkan) di mana tema-tema historis dominasi dan kepatuhan, ketergantungan dan kemandirian, alienasi, diperkenalkan secara filosofis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun