Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pemikiran Filsafat Seni

30 Agustus 2018   17:49 Diperbarui: 30 Agustus 2018   18:12 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ketika menyelesaikan hasil riset beberapa tahun lalu, saya menyempatkan diri berdiskusi mendalam pencarian (teori seni). Seorang seniman dan menikah dengan wanita Jerman alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Bukan hanya diskusi tetapi saya setiap ada waktu dan liburan saya menginap dipadepokan di Jalan Kaliurang KM  22 Jogja. Mempraktikkan alat-alat seni, dengan mediasi arang, atau cat air. Yang saya sukai adalah menggambar dengan media arang. Teknik latihan yang dipakai adalah mengambil pertama 1 batang arang, dua batang arang, dan seterusnya terus  melukis sampai bahan bakunya habis. Idenya bebas mau apa saja hasilnya terserah (tanpa konsep) atau lukisan tanpa ide, dan jadilah karya seni. Atau semacam “from the point of view of the activities of judgment”.

 Beliau adalah Kampret Budiyono. Beberapa pameran pernah dilakukan, dan diikutinya, misalnya Pameran Tunggal Budiyono Kampret untuk Petani Organik - Tribun .... Diskusi dengan seniman menurut saya paling nyaman, pertama tidak ada perbantahan, kehidupan dimaknai apa adanya, bisa berekspresi apa saja, bahkan pikiran dan rasa spontan, tanpa tatatan, tanpa harus mengikuti apa yang dianggap mapan.  Kebebasan diri justu ada dalam seni, bukan dalam teori, tetapi melakukan seni itu sendiri. Yang cukup membuat saya agak kerepotan ternyata sekalipun teman ini seorang seniman, tetapi di  padepokannya cukup banyak buku koleksi tentang filsafat, seni, dan humaniora, dalam berbagai bahasa dunia.  

Lalu siapa yang menjadi Idiola dan topik diskusi kita tentang seni mengarah kepada seorang tokoh Joseph Beuys (1921-1986), adalah Fluxus Jerman, seniman pertunjukan, pematung, seniman instalasi, seniman grafis, ahli teori seni, dan pendidik. Joseph Beuys (1921-1986), memberikan sumbangan pemikiran teori seni, pendidik akademik, sosial humaniora, sampai bidang politik. 

Beberapa karya penting Beuys antara lain adalah (a) How to Explain Pictures to a Dead Hare (performance, 1965), (b) The Chief (performance, installation, 1964), (c) Infiltration Homogen for Piano (performance, 1966), (d) I Like America and America Likes Me (performance, 1974), (e)  Celtic (Kinloch Rannoch) Scottish Symphony, Celtic+, Agnus Vitex Castus and Three Pots for The Poorhouse (performances 1970, 1971, 1972, 1973). Kemampuan karya seni Joseph Beuys (1921-1986), ditunjukkan dengan  melakukan pameran sejak tahun 1965, misalnya Explaining Pictures to a Dead Hare, Galerie Schmela, Duesseldorf, Germany, tahun  1970 Strategy Gets Arts in Edinburgh International Festival, Scotland, Demarco Gallery at Edinburgh College of Art, sampai dengan galeri pameren ulang terakhir pada tahun  2016 dengan tema  Joseph Beuys, Artists' Rooms, Tate Modern, London, dan tahun yang sama  2016 dengan Joseph Beuys and Richard Demarco, Scottish National Gallery of Modern Art and Summerhall Arts Centre, July bulan October, di Edinburgh.

 Lalu apa sebenarnya teori seni itu sendiri. Seni selalu dikaitkan dengan deskripsi tentang keindahan, dengan pendasaran imitasi  atau penciptaan kesamaan kemiripan dan kesesuaian  representasi tertenu, (mirip kegitan foto dengan kamera). Beberapa konsep seni dapat saya jelaskan sebagai berikut:

 Ke (1) tokoh George Santayana (1863-1952), pada karyanya “The Sense of Beauty is a book on aesthetics” menyatakan seni adalah keindahan sebagai kesenangan memiliki nilai intrinsik sebagai kehidupan yang terbaik, bersifat obyektif sebagai realitas pada sesuatu pada dirinya. 

Ke (2) seni sebagai “permainan”,  tokoh yang meletakkan pemikiran ini adalah Immanuel Kant (1724-1804) pada bukunya (Critique of JudgmentKant), Johann Christoph Friedrich von Schiller (1759-1805), Sir Stanley Spencer (1891–1959), Susanne Katherina Langer (1895-1985), dan Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762). Seni sebagai suatu pendapat ekspresi kreatif pada realitas kehidupan dari ekses energi daya manusia. 

Ke (3) seni adalah bentuk pelarian manusia. Tokoh yang meletakkan pemikiran ini adalah Susanne Katherina Langer (1895-1985), Arthur Schopenhauer (1788-1819), Friedrich Nietzsche (1844-1900), Hans Vaihinger (1852-1933), Seni adalah upaya manusia melarikan diri  pada realitas dunia sehari-hari upaya menemukan dunia idial melalui seni. Seni dapat memantu ketenangan. Arthur Schopenhauer menyatakan seni terutama musik adalah pelarian dari cengkraman  kehendak kosmik irasional yang berada di dasar realitas. 

Ke (4) seni adalah hasil pemikiran (menemukan kebenaran). Tokoh yang meletakkan pemikiran ini adalah Platon (427SM-423SM), Arthur Schopenhauer (1788-1819), The Neapolitan Benedetto Croce (1860–1952), Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762), Seni adalah makna dari pemikiran realitas. Seni sebagai intuisi terhadap realitas jiwa. Seni adalah ekpresi dari realitas tersebut. Seni memberikan pemikiran terhadap alam seperti halnya kehendak itu sendiri. 

Ke (5) seni adalah wujud empati. Tokoh yang meletakkan pemikiran ini adalah Edward Bradford Titchener, (1867-1927), Rudolf Hermann Lotze (1817-1881), Theodor Lipps (1851-1914). Seni sebagai wujud empati seperti dalam teori psikologi, atau perasaan terhadap. Seni adalah upaya untuk memproduksi pengalaman terhadap objek tertentu melalui sebuah penanaman “sikap simpatik, dan “keutuhan kesatuan pikiran”. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun