Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Episteme: Aufklarung, Feuerbach, Marx, Nietzsche, Freud [3]

22 Juli 2018   13:02 Diperbarui: 23 Juli 2018   14:51 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Episteme: Aufklarung, Feurbach, Marx, Nietzche, Freud adalah lima pihak yang mengkritik agama, atau melakukan pemikiran evaluasi pada agama, mawas diri, hati-hati, dan dengan sendirinya maka pemikiran ini tidak selalu berkonotasi negatif. 

Mengkritik agama bukan berarti menyangkal agama tetapi mempertanyakan;  dan bagi orang beriman tentu saja kritik berbeda dengan menghina, mencela, menista, atau menyepelekan keluhuran. Tetapi kritik adalah bentuk pertanyaan manusia bisa, dan tidak ada maksud apapun hanya sebatas "curiga" dengan sikap bijaksana netral dan berimbang tentu saja menjadi bertanggungjawab. Kritik dapat bersifat intern dan ekstern  atau bentuk kehidupan manusia universal, berasal dari pengaruh historis, dan mengungkapkan iman yang otentik.

Ke (4) kritik agama Nietzsche. Dikenal dengan nama Friedrich Wilhelm Nietzsche (lahir October 15, 1844, di Rocken Leipzig Jerman, dan meninggal pada tanggal 25 Agustus 1900. Tokoh ini sudah sering saya bahas dalam berbagai tulisan dan dalam berbagai diskusi, namun demikian ide utama Nietzsche adalah kepekaan dan keperdulian pada emansipasi manusia yang beragama. 

Nietzsche pertama-tama mengkritik kaum Kristen atau kritik pada agama itu sendiri. Kritik ini ditujukan pada manusia untuk emansipasi menjadi manusia unggul atau ubermensch atau Ubermensch sebagai tujuan hidup manusia pada buku "Maka Berbicaralah  Zarathustra" atau pada buku "Thus Spoke Zarathustra  (1883-5)".

Agama menurut  Friedrich Wilhelm Nietzsche adalah penyangkalan arti hidup, dan institusi penyangkalan diri hidup manusia. Karena inti hidup menurut Friedrich Wilhelm Nietzsche adalah kehendak akan pengusahaan.  Maka manusia bisa menemukan dirinya melalui menyangkal Tuhan dan agama. Tuhan sudah mati,  kata Friedrich Wilhelm Nietzsche, dan manusia harus berani menghadapi itu dengan bangkit menjadi manusia Ubermensch.  Friedrich Wilhelm Nietzsche  menyatakan bahwa agama berasal dari rasa takut pada alam semesta dan laluhur nenek moyang bangsa-bangsa.

Ke (5) kritik Freud Dikenal dengan nama Sigmund Freud,lahir 6 Mei 1856, dan meninggal tanggal 23 September  1939, sebaga bapak pendiri bidang psychoanalysis. Dengan tragis Sigmund Freud  bahwa agama adalah tempat pelarian, pelarian manusia bersifat kekanak-kanakan, dalam artian manusia melarikan diri kedalam dunia khayalan, karena tidak mampu menghadapi fakta kesulitan-kesulitan di dunia ini.  

Sigmund Freud menyatakan agama adalah ilusi, proyeksi, dari keinginan infantil akan dunia idial. Tuhan Allah dianggap sebagai Ayah, yang  berfungsi melindungi dan menghibur anak-anaknya yang tidak mampu berdikari dan mandiri. Sigmund Freud  menyatakan "dan seluruh kebaktian dengan segala ritusnya  dan upacara melakukannya itu adalah ['neurose"] paksaan. 

Sigmund Freud menyatakan manusia tidak bebas  dalam melakukan agama, sebaliknya semua itu keluar  dari ['neurose"]  yang (tentu) di bawah sadar atau dikenal dalam pemikiran "Freud's formulation of anxiety neurosis". Sigmund Freud menyatakan bahwa agama adalah ilusi dan ['neurose"]. S

igmund Freud menyatakan manusia harus berbuat demikian, karena ia tidak mampu membebaskan dirinya pada ilusinya, dan neurose terletak pada dasar kehidupan manusia.  Maka ada paradoks antara manusia hidup tanpa agama, sekalipun hal itu tidak mungkin. Dan Sigmund Freud tidak mampu menjawab dan memberikan solusi hal ini.

______________________________________________________________________________________

Catatan evalusi saya, sesuai tema ini menurut saya sejatinya kodrat manusia, bahwa  tidak ada manusia tidak mengakui dan menyadari atau dapat mengelak wajib  Tuhan Ada. Baik manusia beragama dan tidak beragama semuanya ber  Tuhan  atau  Percaya  Tuhan dalam kedalaman dan keluasan yang tidak mampu di ungkapkan dengan Bahasa apapun. Lagi pula tidak ada satupun manusia mengetahui isi hati orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun