Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Baudrillard: Manipulasi Tanda [1]

14 Juli 2018   23:42 Diperbarui: 15 Juli 2018   00:18 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baudrillard : Manipulasi Tanda [1]

Jean Baudrillard adalah tokoh penting ketika saya menyelesaikan studi pada program pascasarjana dalam kajian ekonomi mikro advanced khususnya tentang teori produsen dan konsumen dalam ilmu ekonomi. Tulisan ini adalah bagian catatan kuliah, dan saya coba rangkum ulang dalam tulisan kompasiana, dengan harapan kontribusi pemikiran khususnya dalam pengembangan ilmu bagi masyarakat.

Dikaitkan dengan pemikiran Banyak teori tentang permintaan, dan penawaran (mekasime pasar) pada teori kuantitatif dan matematika misalnya pada buku wajib RE Henderson, dan JM Quant dengan segala rumus cacing yang rumit, tetapi pada akhirnya dosen saya sampai menyinggung pemikiran Jean Baudrillard tentang persepsi minat membeli pelanggan, peranan iklan, dan segala macam rumus the "P Formula".

Diskusi berlanjut sampai akhirnya pada pemikiran Jean Baudrillard (20 Juni 1929-6 Maret 2007). Jean Baudrillard menyelesaikan pendidikan di Sorbone University di Paris, dengan disertasi Doktoral ["Sistem Objek-Objek"] di bombing promoter Henri Lefebvre. Jean Baudrillard memiliki gagasan penting misalnya teori kebudayaan, hyper reality, sign value, simulacra. Jean Baudrillard termasuk dalam aliran Marxisme, post marxisme, post strukturalisme.

Dalam kaitan dengan bidang teori konsumen dikaitkan dengan aspek kelas social ekonomi, identitas, idiologi, dan integrasi social atau dikenal dengan teori "manipulasi tanda". Nampak jelas analisis kajian Jean Baudrillard lebih banyak kepada fungsi konsumen atau teori konsumen. Konsumen membeli barang tidak hanya ditentukkan oleh mutu produk, harga, pelayanan purna jual, dan selera tetapi ada rentetan motivasi yang lebih kompleks, tentu saja pada akhirnya upaya manusia mencari kebahagian hidup.

Pada kompleksitas motivasi tersebut ada motivasi pretise dan integritas social, misalnya pembelian tas LV, Hermes, maka semua barang-barang mewah tersebut adalah didramatisasi dengan luar biasa, dan kemudian direduksi menjadi identitas, dan tanda (semiotika) pada pemiliknya. Maka hubungan konsumen dengan dunianya dan menjadi bagian dari kelasnya. Konsumsi memberikan gambaran masyarakat yang penuh dengan aturan tanda-tanda, persaingan masalah social pendapatan jabatan, kekuasaan, kepemilikan property.

Maka bisa terjadi hukum ekonomi pada permintaan dan penawaran menjadi paradox atau mengkonsumsikan melebihi yang diperlukan. Pantat hanya satu tetapi mobil mewah merek berkelas ada tujuh unit di dalam parkir rumah merupakan cara mendukung kelas ekonomi dan afirmasi nilai. Jadi boros atau inefisiensi dalam ilmu ekonomi menjadi paradox karena ada motivasi menunjukkan perbedaan nilai dan menentukan memetakan bagian segmentasi konsumen.

Motivasi mengkonsumsikan supaya ada tujuan mencapai kelas di atas manusia lainnya. Tetapi pada sisi lain konsumsi dipakai menutupi situasi asal kelas yang sesungguhnya menjadi kompenasai mobilitas social, dan sekaligus berfungsi sebagai deferensiasi atau pembeda. Dengan motivasi ini ada kegunaan obyek dan kekayaan yang dimilikinya.

Jean Baudrillard pendasaran logis dan motivasi konsumen tetapi justru ada pada logika produksi, dan manipulasi untuk penentuan status social, membedakan dalam kelompok dan kelasnya tanda kekuasan, prestise, bobot dalam distribusi nilai status. Maka soal selera bagi Jean Baudrillard bukan selera yang netral dalam rumusan ekonomi tetapi lebih kepada hasil pendidikan, pembisaan, pendidikan dalam kelas social ekonominya atau segmentasi sebagai kebebasan manusia dalam memilih barang atau jasa yang dipakai.

Dalam konsumsi merupakan arena social terstruktur, pertukaran bahasa, dan masuk naiknya tahta social, atau keluarnya dalam komunitasnya, hirarki. Jean Baudrillard sampai pada simpulan bahwa aspek teori konsumsi terdapat aspek ketakutan terhadap kolektivitas, bahwa semua barang jasa produk dalam pasar menjadi tatanan tanda yang menentukan pemetaan status social dan kedudukan dalam masyarakat.

bersambung--

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun