Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Doktrin Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu

21 Mei 2018   17:02 Diperbarui: 21 Mei 2018   17:09 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Serat Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu

Penelitian ini adalah membuat wawasan atau "world view" tentang kekayaan negara Indonesia, dalam segi sosilogis, antroposentris, bahkan mistis, sebagai cara merawat memelihara, dan melakukan tindakan (etika Jawi Kuna), melalui pendidikan dan menjadikan manusia universal dan berkeutamaan.  Semua kebudayaan dan tradisi, keyakinan Nusantara apapun asal-usulnya dan bentuknya adalah dalam rangka "Paideia" (proses pembudayaan},  atau "Kalos Agathos" untuk menciptakan kejerihan nalar, terusan, akal berbudi keluhuran.

Penelitian saya ini dalam rangka membuat trans-substansi pemikiran: (a) "Nietzchean"  pada buku "ide born of tragedy"; (b) pemikiran Foucault "the order of things an archaeology of human sciences, (3) karya sastra atau karya "Homer'sThe Odyssey" two epic poems, the Iliad and the Odyssey sampai kembali ke Ithaca. Untuk menemukan ["symbolize basic truths about life"]. 

Pada penelitian saya selama bulan Desember 2017 yang lalu,  di suatu kampung sekitar 7 Km dari  derah Pasar Legi Parakan  Temanggung Jawa Tengah (simbol pada pengalaman batin pada pusat mistik Jawa, dan Indonesia) untuk meneliti eksistensi Kejawen atau Jawi Kuna.  Seorang tokoh masyarakat saya singkat namanya mbah Eyang "SR" usia 90 tahun menjadi responden dalam penelitian ini.

Dengan menggunakan bahasa Kromo Inggil, dan menguasai spesialiasi Wayang memberikan kesempatan kepada saya untuk menginap, dan mondok selama 3 hari dan 4 malam. Responden ini saya dapatkan dari salah satu tukang ojek manual di dekat pasar Pasar Legi Parakan Temangung yang mengenal dan mengantarkan saya ke dusun tempat tinggal "Eyang".

Dengan mencatat, dan mengulang beberapa penjelasan yang sulit saya pahami, dan jalan ceritra yang lompat-lompat tidak terstruktur, memutar kembali rekaman dari hape ternyata tidak mudah memahami alur ceritra wayang yang menjadi idioloa "Eyang" tentang "Lahirnya Dasamuka".

Hasil penelitian secara singkat dapat saya paparkan sebagai berikut:

Pada malam dan hari pertama tentang bagimana Teks  {"Serat Wedha Tama"}, memiliki  100 ayat (bait) tembang macapat, yang dibagi dalam lima pupuh, yaitu: (1) Pupuh Pangkur (14 padha, I-XIV), (2) Pupuh Sinom (18 padha, XV-XXXII);  (3)  Pupuh Pocung (15 padha, XXXIII-XLVII); (4) Pupuh Gambuh (35 padha, XLVIII-LXXXII), dan (5) Pupuh Kinanthi (18 padha, LXXXIII-C).

Dalam prespektif dulu, kekinian, dan daya prediksi manusia dalam multidimensi dan multi makna. Kata kunci yang dapat saya pahami adalah (a) Identitas berkeutamaan manusia (upaya manusia mencari identitas menjadi manusia  berkeutamaan) atau "Wedha Tama" pada ayat ini adalah "Iso Mikul Dhuwur Mendhem Njero"; (b) absennya konflik batin manusia, (c) tidak adanya ketersinggungan dengan 3 alam manusia: alam purwo, alam madyo, dan alam wasono, termasuk alam gaib (atau "das ding an sich"); melalui jalur "Ojo dumeh, eling lan waspodo".

Kedua adalah tentang pemahaman Kejawen atau saya istilahkan dengan "Tan Keno Kinoyo Opo Tuhan Maha Esa wujud kekekalan yang melampaui beyond, tidak dapat dikatakan, atau bersifat melampaui apapun. Pada tiga kebesaran dan kebebasan Tuhan yakni dengan dimensi istilah (a) Gusti Ingkang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Esa), (b) Gusti Ingkang Akaryo Jagad (Tuhan Yang Menciptakan Dunia), (c) Gusti Ingkang Murbeng Gesang (Tuhan Yang Menguasai Hidup).

Dampaknya sangat luas bahwa terutama pada ["proses menuju Ingsun Sejati"] bahkan dapat saya susun dalil bahwa Jawa Kuna inti kehidupan manusia adalah pada ["proses menuju Ingsun Sejati"], dengan sumbu pada memesis atau seni atau proses peniruan mencari idea  Suksma Kawekas (Tuhan Sejati) dan pada akhirnya cita-cita manusia Jawi Kuna adalah imanen secara total hubungan Manusia dan Tuhan  (pamoring kawulo Gusti).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun