Anthony Giddens, dan Modalitas Layanan Publik di Indonesia
Kompas.Senin (16/6/2014). Kartu prabayar dari tiga bank BUMN, yaitu BRIZZI, MANDIRI E-MONEY dan BNI TAPCASH telah bisa digunakan sebagai e-ticketing KRL Commuterline Jabodetabek pada hari ini, Kartu prabayar BRIZZI diterbitkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), sementara itu MANDIRI E-MONEY dikeluarkan oleh PT Bank Mandiri Tbk dan BNI TAPCASH oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).Â
Implementasi e-ticketing dengan kartu prabayar tiga bank ini bertujuan untuk memudahkan penumpang KRL Commuterline dalam melakukan pembayaran, sehingga transaksi menjadi lebih mudah dan praktis. Kompas.com - 14/02/2018, 12:05 WIB dengan judul "Mandiri Akui Sistem Pembayaran Tol dengan "E-Money" Perlu Penyempurnaan".
Contoh di tulis oleh media kompas menunjukkan bentuk aplikasi pada pemikiran mengubah perilaku (habitus) dengan membuat alat (kartu prabayar atau emoney) supaya adanya system pengawasan untuk membantu manusia dalam aktivitasnya. Kartu  prabayar atau emoney juga dipakai dalam semua transaksi e-toll, dan transaksi bisnis lainnya. Demikian juga penggunaan CCTV di wilayah public, sampai penjara atau di rumah merupakan alat pengawasan yang efisien.
Penggunaan alat-alat diatas merupakan bentuk mengubah struktur perilaku dan bawah sadar manusia untuk patuh antri dan idiologi perubahan. Anthony Giddens pada bukunya Modernity and Self  Identity (1991) menyebutkan perlu di buat sarana (modalitas) atau system berubah maka perilaku berubah. Artinya semua manusia tahu apa itu kebaikan, dan keburukan, tetapi ada jarak antara mengetahui arti kebaikkan dan tindakan berbuat baik. Maka untuk mengubah konsep "mengetahui kebaikan supaya dapat berjalan diperlukan "alat atau modalitas dan fasilitas " supaya manusia menjadi baik. Konsep ini disebut sebagai Etika Publik.
Esensinya adalah moral atau tindakan baik membutuhkan sarana atau fasilitas publik. Dalam dunia bisnis perbankan memiliki tugas ini sebagai intermediasi atau sarana (modalitas, dan fasilitas) antara pihak kelebihan dana dengan kekurangan dana. Jadi bank bisa dimaknai sebagai wujud nyata etika public Giddens.
Niat tidak cukup, ia membutuhkan sarana (modalitas, dan fasilitas), sehingga supaya tatakelola tercipta keadilan. Modalitas atau fasilitas bahwa upaya menghilangkan jarak antara {"mengetahui kebaikan, dengan melakukan kebaikan"}. Pada kasus laporan media Kompas di atas sebagai wujud falisitas dan modalitas. Sekarang dengan teknologi memungkinkan manusia membuat fasilitas melalui system emoney, e-toll, e-payment, e-budgeting, e-audit, e-Filing dan seterusnya.
Hanya dengan fasilitas dan modalitas teori Giddens  niat baik menjadi alat atau system supaya ada jaminan keadilan tanpa kecuali.  Demikian juga bank membuat nomor urut antri pada pintu masuk "wujud dan  antri adalah system alat sebagai fasilitas". Intinya tidak bisa hanya menuntut manusia berbuat baik, tanpa menyediakan sarana (fasilitas). Mudah-mudahan kedepan akan ada lagi inovasi aplikasi Anthony Giddens menciptakan alat sebagai wujud tindakan baik. Semoga.