Mohon tunggu...
Bakaruddin Is
Bakaruddin Is Mohon Tunggu... -

Saya pensiunan PNS di Departemen Pertanian, pendidikan terakhir Faculty of Agriculture and Forestry, Univesity of Melbourne, Australia. Saat ini giat dalam kegiatan Dakwah dan Tabligh serta menjalankan bisnis Air Oxy http://www.my-oxy.com/?id=rudinis dan kalung/ gelang biomagnet http://www.biomagwolrd.com 0815 910 5151

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isra’ Mi’raj Nabi SAW dan Pentingnya Shalat

12 Juli 2010   03:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:55 2390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad salllaalhu’aili wa sallam tingkat Nasional yang dihadiri Presiden SBY, dilaksanakan di Istana Negara Jakarta tanggal 10 Juli 2010, bertepatan dengan tanggal 27 Rajab 1428 Hijriah. Acara itu dihadiri oleh para pejabat tinggi Negara, termassuk para menteri, anggota DPR, dan korsp diplomatik Negara-negara sahabat yang beragama Islam. Di zaman Pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto, biasanya melaksankan peringatan tersebut di Mesjid Istiqlal.

Acara serupa banyak dilakukan di instansi-instansi Pemerintah baik di Pusat maupun di Provinsi di seluruh Indonesia, sampai ke tingkat Kabupaten/ Kota, Kecamatan, Desa bahkan sampai tingkat RW dan RT di mesjid-mesjid. Tradisi ini sudah dilaksanakan sejak lama di Indonesia, walaupun sesungguhnya Rasulullah SAW sendiri tidak pernah merayakannya, sehingga sebagian masyarakat tidak memperingati Isra Mi’raj, karena perbuatan itu bid’ah. Terlepas dari pro kontra itu, mari kita lihat urgensinya saja untuk meningkatkan iman dan takwa kita sebagai bekal untuk menuju kehidupan di Akhirat kelak.

Peristiwa Isra’ Mi’raj dalam Al Qur’an

Allah befirman: ”Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Mesjidil Haram ke Masjidil Aqso yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ( Al Isra ayat 1)

Isra adalam bahasa Arab artinya perjalanan di malam hari, yaitu perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Mesjidil Haram di Mekah ke Mesjidil Aqsa di Palestina, sedangkan Mi’raj artinya perjalanan Nabi SAW dari Mesjid Aqsa ke atas langit sampai tujuh petala langit sampai ke Sidratul Muntaha, lalu dilanjutkan ke Arsy dan Kursy Allah, dimana beliau menerima Wahyu langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan shalat lima waktu.

Ada perselisihan di antara para ulama tentang kapan persisnya peristiwa yang luar biasa itu terjadi, baik hari, tanggal maupun tahunnya. Tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa peristiwa itu terjadi pada 27 Rajab Tentang tahun-nya, juga ada selisih pendapat, namun yang jelas setelah tahun ke-9 setelah Muhammad diangkat Allah sebagai Rasul-Nya. Tapi yang jelas, perisistiwa itu terjadi setelah meningglnya istri pertama Rasulullah SAW Chadijah, dan sebelum Hijrah dari Mekah ke Madinah, dimana Rasulullah SAW mendapat banyak penolakan, cercaan, hinaan bahkan pengaaniyaan dari orang-orang Musyrik Mekah waktu itu, termasuk dari sanak-keluarganya sendiri.

Lebih jauh, Allah dalam Surat An Najm ayat 1 s/d 18, menceritakan saat Nabi Muhammad SAW di-mi’raj-kan Allah ke Sidratul Muntaha, dan menyatakan bahwa Isra dan Mijraj Nabi adalah benar adanya, bukan cerita bohong: ”Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu Muhammad tidak sesat dan tidak pula keliru, Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya, yang diajarkan kepadanya oleh Jibril yang sangat kuat, yang mempunyai akal yang cerdas, dan Jibril menampakkan diri dalam rupanya yang asli, sedang ia berada di ufuk yang terang”.

Kemudian ia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. Maka jadilah dia dekat kepada Muhammad sampai dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi. Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya Muhammad apa yang telah Dia Wahyukan. Hatinya tidak mendustkan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kaum musyrikin Mekah hendak membantah apa yang telah dilihat nya?”.

Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril dalam rupa yang asli pada waktu lain, yaitu ada Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada Surga ada tempat tinggal. Muhammad melihat Jibril ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatan Muhammad tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian dari tanda Kekuasaan Tuhan Yang Paling Besar”

Isra’ Mi’raj Untuk Menghibur Nabi dari Kesedihan

Peristiwa Isra’ Mi’raj itu sesungguhnya merupakan semacam ”hadiah” dari Allah untuk menghibur Nabi Muhammad SAW yang sedang berduka dengan meninggalnya istri beliau Chadijah dan pamannya Abu Thalib. Chadijah adalah orang pertama yang mengakui Muhammad sebagai Rasullullah setelah turun lima ayat pertama dari Surat Al A’laq di Gua Hira: ”Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Paling Pemurah,yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya”. Chadijah selalu setia mendukung dan mengorbankan segala hartanya untuk kepentingan perjuangan mengembangkan Agama Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun