Mohon tunggu...
Maryani Hadiriyanto
Maryani Hadiriyanto Mohon Tunggu... PNS Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Curug Tangerang -

Guru Bahasa dan sastra Indonesia pada Sekolah Menengah di Kab. Tangerang - Pasca Sarjana Bahasa Indonesia - UNINDRA Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Optimalisasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Rangka Memperkuat Jati Diri Bangsa yang Bermartabat

12 Juni 2013   09:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:09 1482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Oleh; Maryani Hadiriyanto, S.Pd

Pengaruh globalisali berusaha menawarkan liberalisasi dibidang; agama, budaya, ekonomi, konstitusi, kesehatan, pendidikan bahkan bahasa jika hal ini dibiarkan dapat menggerus jati diri bangsa Indonesia dan dapat melunturkan sikap nasionalisme anak bangsa. Hanya bangsa kreatif yang akan mampu bertahan, dalam arti menemukan jati dirinya. Jati diri bangsa kita adalah Pancasila, yang meliputi beberapa hal yaitu; kepedulian, pengertian, serta nilai-nilai berdasarkan nilai-nilai inti dari Pancasila. Oleh karena itu, pendidikan holistik pendidikan di Indonesia harus terus diupayakan semaksimal mungkin, untuk dapat mengembangkan seluruh aspek pendidikan sepert; kognitif, afektif, dan psikomotorik dan adanya perilaku moral yang dapat dimengerti oleh peserta didik. Pendekatan komprehensip dengan menerapkan semua aspek pendidikan pengembangan karakter bangsa.

Pendidik atau guru dituntut untuk mempunyai karakter yang baik supaya mampu membantu anak didiknya membangun karakter yang baik. Guru mempunyai tanggung jawab besar dalam menciptakan penerus bangsa dengan ngembangkan kapasitas kreatif dalam rangka membangun jati diri bangsa harus berpijak pada upaya proses pembelajaran dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengalami pembelajaran tuntas.

Tiga faktor utama dalam meningkatkan mutu pendidikan kita diantaranya; (1) perangkat keras (hardware) yang meliputi ruang belajar, peralatan praktik, laboratorium, perpustakaan (2) perangkat lunak (software) yang meliputi kurikulum, program pembelajaran, manajemen sekolah, sistem pembelajaran (3) perangkat pikir (brainware) yang meliputi guru, kepala sekolah, siswa, dan orang-orang yang terkait dalam proses tersebut.

Guru adalah faktor yang paling menentukan karena adanya ruang belajar bisa sangat sederhana; peralatan, laboratorium, dan perpustakaan bisa kurang memadai, tetapi jika guru memiliki kualitas yang tinggi dalam pembelajaran, dapat menerapkan berbagai teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif, guru tersebut akan dapat membawa perubahan pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa di kelas. Sebaliknya, meskipun semuanya tersedia dan menggunakan teknologi canggih, jika guru tidak berkualitas, semua peralatan yang ada tidak akan berguna.

Masa di sekolah ini adalah ketika seorang anak didik sedang belajar memaknai dirinya dan juga lingkungan di mana ia berada dengan bimbingan guru yang penuh kearifan dan bijaksana, sikap inilah yang akan memotivasikan anak untuk terus berusaha mengembangkan bakat dan karakternya. Apabila pengajaran tidak bisa memacu rasa ingin tahu dan rasa ingin berkarya anak didiknya, maka dapat disimpulkan bahwa sang pendidik tersebut tidak berhasil meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan meningkatkan sikap bijak dalam membentuk jati diri peserta didik, semua faktor lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan akan tergerakan untuk mendukung peningkatan kualitas itu.

Penanaman cinta bahasa kepada anak bangsa haruslah dari sejak dini, hingga perguruan tinggi secara optimal melalui; materi pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan siswa dalam berbahasa dengan memanfaatkan berbagai media belajar, metode, pendekatan, strategi pembelajaran, maupun evaluasi pembelajaran. Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia berperan sangat penting didalam menjaga keutuhan dan rasa persatuan Indonesia, karena bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai perekat kebersamaan dan sebagai salah satu simbol jati diri bangsa. Hal itu sejalan dengan semboyan “Bahasa Menunjukkan Bangsa”.

Upaya optimalisasi mutu pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia harus memerhatikan esensi dari “belajar” yang meliputi keseluruhan kompetensi belajar berbahasa diantaranya; mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Guru bahasa Indonesia harus selalu membaca dan memahami pokok materi bahasan pelajaran, kemudian menerapkan metode yang tepat pada saat proses pembelajaran bahasa Indonesia sehingga, suasana belajar selalu; aktif, inovatif, kreatif, effektif dan menyenangkan, sehingga aspek belajar yang terpadu antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor tercapai. Multimedia Edukasi adalah salah satu alat bantu guru dalam menyongsong kurikulum 2013 yang berbasis Information and Communications Technology (ICT), dimana guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas dapat mengintegrasikan perangkat ICT untuk menunjang peningkatan mutu pembelajaran.

Upaya optimalisasi pembelajaran oleh guru bahasa dan sastra Indonesia dengan menyeserasikan antara metode pembelajaran yang diterapkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga pendidik dengan pengajaran aktif, inovatif, kreatif, effektif, gembira dan menyenangkan serta pemilihan materi pembelajaran yang digali dari nilai luhur bangsa akan membentuk jati diri siswa yang kelak mampu menghadapi kehidupan dimasa depan yang bermartabat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun