Mohon tunggu...
Bagus Setyoko Purwo
Bagus Setyoko Purwo Mohon Tunggu... -

Jika untuk menulis saja perlu kemampuan, maka aku tuangkan kemampuan menulisku di kompasiana. Dan jika untuk jadi penulis aku di minta untuk konsisten menulis, mohon maaf jika tulisan-tulisanku tidak semestinya seperti penulis sungguhan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menuju Jakarta - Perjalanan Para Calon Gubernur

27 Juni 2012   08:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:29 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagus Setyoko Purwo

Seperti kita yang hendak berpergian jauh. Tentu perbekalan yang cukup kita persiapkan agar selama perjalanan itu kita bisa dengan tenang menikmati massa perjalanan. Suatu tempat yang hendak kita tuju juga sudah kita ketahui dulu dengan apa kita ke sana, berapa lama kita menempuh perjalanan, dan hambatan-hambatan apa saja yang akan kita temukan selama perjalanan. Tidak itu saja, setelah kita sampai ke tempat yang kita tuju pun kita juga mesti memastikan kita mudah mengenali karakteristik-tipologi-demografi tempat itu.

Begitu penting persiapan itu ada. Tanpa adanya persiapan hanya akan menambah daftar kesesaraan saja. Hal ini serupa dengan para calon Gubernur DKI yang sebagian dari mereka bukanlah merupakan warga Asli DKI. Namun karena landasan moral mereka yang begitu tulus untuk membangun Jakarta, mereka rela meninggalkan kampung halaman - berjuang berbagi manfaat yang seluas-luasnya.

Perjalanan menuju Jakarta dengan jarak tempuh yang berbeda, dilihat dari start di mana kota awal memulai perjalanan. Tetapi hal itu bukanlah yang menjadi sorotan saya dalam tulisan ini. Saya tertarik pada perbekalan materi dan non materi yang para calon gubernur itu bawa. bagaimanakah kemasan perbekalan mereka dan apa saja isi pervekalan mereka. hanya Tuhan, mereka, dan tim sukses mereka yang tahu. KIta masyarakat terbatas pada pandangan yang nyata-nyata saja.

saya kira perbekalan awal materi bagi setiap calon adalah sama. Tidak ada satu manusia pun yang sampai ke Jakarta tanpa niat yang bulat. Mengapa itu perlu, karena Jakarta tidak sama dengan kota-kota lain. Jakarta majemuk dengan segala perkembangan yang ada. Bisa dikatakan miniaturnya Indonesia itu adalah Jakarta. jadi, bisakah orang yang sekedar niat saja tanpa kebulatan yang total bisa sampai Jakarta, terlebih para calon gubernur.

Niat yang Bulat

niat adalah pondasi seseorang dalam bertindak. Munculnya kebaikan karena didahului oleh niatan berbuat baik dan sebaliknya, kejahatan yang terorganisir merupakan luapan niat buruk yang terpelihara.

Para Calon Gubernur, alangkah mulianya niatan mereka dalam memperbaiki Jakarta baik infrastrukutur, sosial budaya, dan memperindah Jakarta tanpa kesemerawutan lagi. Sekali lagi tanpa niat yang bulat untuk membangun Jakarta hanya slogan-slogan kebohongan yang berbekas di benak masyrakat.

Keterpilihan salah satu pasangan cagub dan cawagub tidak berhenti pada misi yang pertama saja: misalkan misi pertama: memberikan pendidikan gratis, kedua memberikan pelayanan yang menyenangkan, ketiga mengurangi dampak-dampak negative lingkungan hidup. Ketuntasan dalam pencapain ketiga misi tersebut juga belum bisa dinilai keberhasilan program kerja. Karena memang sudah seharusnya bapak gubernur baru dan wakilnya beserta komponen-komponen terbarunya bekerja penuh untuk itu dan diluar itu..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun