Mohon tunggu...
Bagus Dwi Wijanarko
Bagus Dwi Wijanarko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang pria akhir zaman

Halo, saya Bagus Dwi Wijanarko, bisa dipanggil Bagus atau Beg. Saat ini berusia 23 tahun. Saya merupakan S1 Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta. Saya memiliki ketertarikan yang besar pada dunia kepenulisan dan media.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keakurasian Informasi Jurnalisme Warga

19 Juni 2021   17:26 Diperbarui: 19 Juni 2021   17:56 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa saja bisa menulis.

Pernahkah kalian mendengar kalimat di atas? Kalimat tersebut memiliki beberapa makna di dalamnya. Ada yang mengartikan sebagai kegiatan merangkai kata-kata kemudian dicurahkan pada sebuah media, dan ada juga yang mengartikan sebagai kegiatan merangkai sebuah kata hingga kalimat untuk membuat sebuah karya tulis. Namun arti kalimat di atas, terutama dalam konteks jurnalisme yaitu setiap orang, entah itu tua, muda, berpendidikan, tidak berpendidikan, dan lain-lain dapat memberikan opini lewat tulisannya.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa saat ini jurnalisme bersifat tidak terbatas. Siapapun dapat mencari, membuat, hingga menyebarkan sebuah informasi. Hal ini bisa terjadi tak jauh dari akibat perkembangan teknologi saat ini. Perkembangan teknologi yang terbilang pesat ini banyak memberikan kemudahan bagi masyarakat, salah satunya dalam hal mencari dan menyebarkan sebuah informasi.

Lantas, pernahkan kalian mendengar istilah "jurnalisme warga"? Jurnalisme warga atau citizen journalism merupakan sebuah kegiatan di mana masyarakat ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan peliputan, pelaporan, hingga penyampaian informasi. Tidak jauh berbeda dengan jurnalisme profesional, jurnalisme warga ini sifatnya tidaklah resmi. Hal ini dikarenakan jurnalisme warga berasal dari masyarakat yang notabenenya hampir tidak mengenyam pendidikan jurnalistik sama sekali. Maka dari itu walaupun memiliki kegiatan yang sama, di sini dapat terlihat sangat jelas perbedaan keduanya.

Kembali ke pembahasan awal, pada era yang serba mudah ini membuat masyarakat tidak hanya menjadi konsumen sebuah berita. Saat ini selain menjadi konsumen berita, masyarakat juga dapat berpotensi untuk mencari hingga menyampaikan sebuah informasi ke khalayak luas. Hal ini dapat terjadi juga dengan dukungan media sosial yang ada. Media sosial dapat memudahkan pencarian dan penyampaian sebuah informasi. Maka dari itu muncullah istilah jurnalisme warga seperti yang kita ketahui sekarang ini.

Maraknya fenomena jurnalisme warga saat ini juga menimbulkan sebuah kecemasan. Berdasarkan sifatnya yang bebas karena memang tidak terikat pada sebuah media, memunculkan sebuah pertanyaan terkait keakurasian berita atau informasi yang disampaikan oleh jurnalisme warga. Berbeda dengan jurnalisme profesional yang mana memiliki kode etik dalam menjalankan tugasnya, bagaimana dengan jurnalisme warga? Sudah sepatutnya hal itu dipertanyakan.

Memang betul informasi yang disampaikan oleh jurnalisme warga belum bisa diakui keakurasiannya. Terlepas dari sifatnya yang bebas dan tidak terikat oleh apapun, keakurasian informasi dari jurnalisme warga memang belum bisa diakui sepenuhnya. Apalagi dalam menjalankan kegiatan peliputan hingga penyampaian sebuah informasi oleh jurnalisme warga, terkadang tidak ada proses penyaringan dan pengeditan di dalamnya. Proses inilah yang juga membedakan jurnalisme profesional dan jurnalisme warga. Padahal penyaringan dan pengeditan sebuah berita merupakan sebuah keharusan dalam proses produksi sebuah berita. Proses tersebut dapat meminimalisir kesalahan informasi sebelum sebuah berita disampaikan kepada masyarakat luas. Tidak adanya proses-proses tersebut semakin memperkuat ketidakakurasiannya berita yang disampaikan oleh jurnalisme warga.

Meskipun begitu peran jurnalisme warga juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Keberadaan jurnalisme warga dapat dijadikan sebagai wadah untuk masyarakat awam turut ikut serta dalam menyebarkan informasi kepada khalayak luas. Walaupun keakurasian berita yang disampaikan dipertanyakan, hal tersebut sebenarnya bukanlah masalah yang besar. 

Saat ini untuk mengakses sebuah berita dapat dilakukan dari mana saja. Apabila kita menemukan sebuah berita yang disampaikan oleh jurnalisme warga, kita bisa memastikan kebenaran berita tersebut dengan mencari berita yang sama pada sumber lain. Apabila berita tersebut memiliki informasi yang tidak jauh berbeda satu sama lain, itu berarti berita yang disampaikan oleh jurnalisme warga dapat diakui keakurasiannya.

Tidak ada salahnya untuk kita mempercayai jurnalisme warga. Meskipun terkadang keakurasian beritanya dipertanyakan, hal tersebut tidak seharusnya membuat kita meninggalkan berita yang disampaikan oleh jurnalisme warga. Malah sudah seharusnya kita mendukung kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat awam tersebut agar dapat berkembang lebih jauh lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun