Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Pandalungan Kabupaten Jember memiliki kedudukan yang strategis dalam penyediaan air bersih sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Namun, tantangan yang dihadapi perumdam saat ini semakin banyak. Mulai dari meningkatnya beban operasional, perubahan iklim yang mempengaruhi ketersediaan sumber air bersih, adanya pesaing, dan tuntutan untuk meningkatkan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sebetulnya Perumdam Tirta Pandalungan telah menunjukkan kinerja yang bagus dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, Perumdam Tirta Pandalungan berhasil mencatatkan keuntungan sekitar Rp 4 miliar, meskipun laporan keuangan belum diaudit secara resmi. Selain itu, kontribusi laba kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat dari Rp 1,25 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp 1,5 miliar pada tahun 2024 . Jumlah pelanggan juga menunjukkan tren positif, dengan tambahan 1.500 pelanggan baru pada tahun 2024, mencapai hampir 45.300 pelanggan. Namun, tantangan seperti penurunan debit air akibat sedimentasi di intake Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tegal Besar dan terbatasnya cakupan layanan air bersih di beberapa wilayah menunjukkan bahwa Perumdam Tirta Pandalungan perlu berinovasi dan memperluas sumber pendapatan untuk menjaga keberlanjutan operasional dan pelayanan publik.
Dengan berbagai tuntutan yang ada, dibutuhkan langkah baru yang adaptif dan visioner. Diversifikasi usaha dapat menjadi salah satu solusi strategis yang dapat menjadikan Perumdam Tirta Pandalungan bukan hanya penyedia layanan publik, tetapi juga motor penggerak ekonomi daerah. Diversifikasi usaha sendiri merupakan perluasan yang dilakukan pada suatu usaha, baik itu dari sisi operasional maupun produksi. Dengan adanya diversifikasi usaha pada perumdam tirta pandalungan dapat mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatannya. Jika dikaitkan dengan konteks Perumdam, diversifikasi bisa berarti masuk ke sektor yang masih beririsan dengan air contohnya produksi air minum kemasan maupun sektor baru yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Banyak daerah telah mampu membuktikan keberhasilan pengembangan badan Usaha Milik Daerah (BUMD) melalui pendekatan diversifikasi ini. Contohnya, PDAM Kabupaten banyuwangi telah membuka usaha air minum kemasan bermerek “Banyu Urip”, sementara PDAM di Bogor telah mengembangkan wisata edukasi air. Hal ini membuktikan jika dikelola secara profesional dan inovatif, BUMD air bisa bertransformasi menjadi entitas bisnis modern tanpa kehilangan akarnya sebagai organisasi pelayanan publik.
Kabupaten jember memiliki banyak potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar diversifikasi usaha, diantaranya yang pertama adanya sumber air yang melimpah dari kaki Gunung Argopuro, Gunung Raung, dan dataran tinggi Bondowoso menjadi kesempatan untuk mengembangkan industri air minum dalam kemasan (AMDK) berkualitas tinggi. Kedua banyak kawasan wisata dan pertanian seperti Panti, Patrang, dan Silo cocok untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata berbasis alam dan edukasi, termasuk ekowisata air dan agrowisata. Ketiga potensi energi terbarukan, seperti sungai-sungai kecil dengan debit stabil bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) akan sekaligus mendukung transisi energi hijau di daerah. Keempat banyaknya perguruan tinggi di Jember yang siap diajak untuk berkolaborasi misalnya mengadakan penelitian terkait keberlanjutan dan kualitas sumber air di Jember.
Anugerah sumber air yang melimpah dan relatif stabil cocok untuk dikembangkan menjadi produk Air minum dalam kemasan (AMDK) yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan uji kelayakan produksi, branding lokal, dan skalabilitas bisnis tentunya akan mendorong keberhasilan diversifikasi dari lini ini. Perumdam Tirta Pandalungan , sebagai perusahaan yang mengelola sumber daya air, memiliki peluang untuk bertransformasi menjadi aktor penting dalam ekowisata edukatif. Dengan ekowisata edukatif ini masyarakat tidak hanya berwisata tetapi belajar soal konservasi dan pengelolaan air. Disamping itu juga akan menggerakkan potensi ekonomi lokal misalnya dengan melibatkan UMKM dan karang taruna untuk penyedia jasa wisata,kuliner, hingga homestay. Kemudian untuk pemanfaatan energi mikrohidro tidak hanya profit oriented tetapi juga visioner dan ramah lingkungan, yang pasti akan mengurangi biaya listrik konvensional PLN. Jika Perumdam Tirta Pandalungan berhasil membangun energi mikrohidro tersebut, maka Perumdam bisa menjadi pionir BUMD “hijau” di tingkat nasional, mendukung agenda transisi energi yang digunakan oleh pemerintah pusat.
Untuk mewujudkan rekomendasi diversifikasi tersebut dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak. Pemerintah kabupaten Jember sebagai pihak eksekutif bisa memberikan dukungan fasilitas serta insentif untuk pengembangan usaha serta memastikan regulasi yang mendukung. Dari pihak DPRD Jember bisa melakukan pengawasan dan memberikan rekomendasi terkait pengelolaan dan pengembangan usaha Perumdam Tirta Pandalungan. Dan yang paling penting adalah masyarakat yang menjadi pelanggan bisa memberikan dukungan melalui partisipasi aktif dalam program-program yang ditawarkan dan menjaga kelestarian sumber air.
Akhirnya diversifikasi usaha tidak hanya menjadi sebuah pilihan, namun kebutuhan strategis bagi Perumdam Tirta Pandalungan untuk memastikan keberlanjutan pelayanan air bersih dan kontribusinya terhadap pembangunan Kabupaten Jember. Dengan langkah-langkah inovatif dan kolaborasi yang solid, Perumdam Tirta Pandalungan dapat mengalirkan masa depan jember yang lebih cerah dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI