Mohon tunggu...
Bagas Pramudya
Bagas Pramudya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Bimbingan Belajar di Masa Pandemi Covid-19 sebagai Studi terhadap Kurikulum Pendidikan Non-Formal

4 Juli 2021   16:25 Diperbarui: 4 Juli 2021   16:32 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum membahas pentingnya Bimbingan Belajar di masa Pandemi, ada baiknya kita mengetahui apa saja peran guru dalam pembelajaran. Dijelaskan dalam UU no. 14 tahun 2005, "Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah." Dari pengertian ini kita tahu bahwa guru berperan penting sedari awal hingga akhir pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran. Namun selain faktor guru seperti yang telah dijelaskan, banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil dari proses pembelajaran tersebut. Menurut Sofyatiningrum (2001: 45) "Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa tidak lepas dari dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal". Faktor internal seperti jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor eksternal seperti faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

Bimbingan belajar termasuk dalam pendidikan non-formal. Definisi pendidikan nonformal menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1 adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Menurut Sudjana ( 2010 : 13) Pendidikan non formal merupakan salah satu dari sekian banyak istilah yang muncul dalam studi kependidikan pada akhir tahun tujuh puluhan. Iatilah-istilah pendidikan yang berkembang di tingkat internsional mula saat itu adalah: pendidikan sepanjang hayat (life long education), pendidikan pembaharuan (recurrent education), pendidikan abadi (permanent education), pendidikan informal (informal education), pendidikan masyarakat (community education), pendidikan perluasan (extention education), pendidikan massa (mass education), pendidikan sosial (social education), pendidikan orang dewasa (adult eduction), dan pendidikan berkelanjutan (continuing education).

Di masa Pandemi Covid-19 seperti ini, dengan terbatasnya ruang pertemuan antara siswa dengan guru maka secara otomatis kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran akan terbatas. Dengan di tiadakannya pertemuan siswa dengan guru di sekolah dan pemberlakuan sistem pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan belajar. Lalu, apa yang dapat dilakukan guru agar tetap bisa maksimal dalam menjalankan perannya? Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pendampingan belajar bersama orang tua di rumah siswa, dapat melalui kunjungan belajar. Namun kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan karena tentunya masih bersifat terbatas dan guru tidak bisa setiap hari melakukan kunjungan ke rumah siswanya. Di sinilah peran orang tua sangat penting dalam melengkapi proses pendampingan belajar anak-anaknya.

Bagi anak-anak yang orang tua nya bekerja di rumah (WFH) atau orang tua yang selalu ada di rumah, akan lebih menguntungan apabila sedang ada pembelajaran, orang tua dari anak-anak tersebut dapat melakukan pendampingan belajar ketika diberikan tugas sekolah. Lalu bagaimana dengan anak-anak yang memilki kedua orang tua yang bekerja diluar? Mungkin bagi sebagian anak yang diberikan anugerah kecerdasan lebih dibanding anak-anak yang lain, mereka akan lebih mudah menyelesaikan setiap tugas yang sudah diberikan oleh sekolahnya meskipun tanpa proses pendampingan. Akan tetapi bagaimana dengan anak-anak yang lain? Mereka sangat membutuhkan pendampingan saat belajar dan saat mengerjakan tugas sekolah. Saat ini proses pendampingan belajar dapat diperoleh selain dari guru ataupun orang tua siswa, misalnya melalui bimbingan belajar non formal, belajar kelompok, les privat, dan lain sebagainya.

Dalam pendidikan non-formal, pelaksanaan bimbingan belajar dilatarbelakangi oleh beberapa aspek, diantaranya: aspek psikologis, kultural atau sosial budaya, dan pedagogis. Salah satu aspek yang penting adalah aspek psikologis. Latar belakang aspek psikologis dalam proses pendidikan, yaitu siswa sebagai subjek didik yang merupakan pribadi yang unik dengan segala macam karakteristiknya. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan kemampuan anak dalam menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Disini peran bimbingan belajar sangat membantu murid dalam memahami materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Melalui bimbingan belajar, siswa akan lebih banyak dilatih pengerjaan soal-soal, dengan didampingi oleh tutor-tutor yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang dimana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya di sekolah serta dapat diterapkan dalam kehidupannya. Sehingga harapannya ialah bimbingan belajar mampu mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya.

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 10-11) menjelaskan bahwa bimbingan belajar adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik dengan cara mengembangkan suasana-suasana belajar-mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/ pendidikan. Dalam bimbingan belajar, para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.

Mengutip berita dari yonulis.com, Selama pandemi Covid-19, hampir semua bimbingan belajar konvensional mengalami penurunan jumlah pendaftar, termasuk Ganesha Operation. Direktur utama Ghanesa Grup, Bayu Reksa Nugraha mengatakan bahwa pandemi covid menyebabkan omzet perusahaan yang bergerak di bidang bimbingan belajar menurun sampai dengan 90 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penutupan sekolah membuat lembaga bimbingan belajar sulit melakukan promosi dan sosialisasi. Karena promosi akan lebih efektif jika dilakukan dengan tatap muka langsung melalui kunjungan ke sekolah. Selain itu, krisis ekonomi juga menjadi alasan mengapa beberapa pelajar tak lagi menggunakan jasa bimbel konvensional. Dilansir dari validnews.id, seorang siswi SMA berhenti mengikuti bimbel bukan semata-mata karena takut bahaya corona, namun karena orang tuanya dirumahkan dan tidak sanggup mengakomodasi biaya bimbel. Di sisi lain, platform belajar online gratis seperti Coursera justru mengalami peningkatan pendaftar selama masa pandemi ini. Pengguna baru tahun 2020 berkisar antara 20-30% dari total keseluruhan pengguna.

Saran yang dapat diberikan penulis untuk lembaga bimbingan belajar konvensional yaitu perlunya mengubah metode dan cara belajar, dengan menggunakan model pembelajaran Blended Learning yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran tatap muka dan melalui daring. Karena terkadang ada beberapa siswa yang kesusahan dalam mengerjakan pekerjaan rumah dan tidak dapat memahami penjelasan yang telah diberikan pembimbing via online dan pertemuan tatap muka menjadi solusinya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa protokol kesehatan harus dijalankan apabila pertemuan tatap muka di tempat bimbel dilaksanakan. Agar kesehatan murid bimbel terjamin dan belajar menjadi nyaman dan aman.

Daftar Pustaka :

  • Buku :
  • 1. Hidayat, R. (2011). Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers, 224.
  • 2. Sulfemi, W. B. (2019). Modul Manajemen Pendidikan Non Formal.
  • 3. Thantawy. (2005). Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Grasindo.

  • Jurnal :
  • 1. Gideon, S. (2018). Vol 1 No 12 (2018): JULI PERAN MEDIA BIMBINGAN BELAJAR ONLINE "RUANGGURU" DALAM PEMBELAJARAN IPA BAGI SISWA SMP DAN SMA MASA KINI: SEBUAH PENGANTAR. Jurnal Dinamika Pendidikan, 11(2), 167-182.
  • 2. Ulfa, M. (2021). BLENDED LEARNING BERBASIS BIMBEL ONLINE "RUANGGURU" DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI MAN 1 ACEH BESAR. Intelektualita, 7(01).
  • 3. Haerullah, H. (2020). Dimensi Perkembangan Pendidikan Formal dan Non Formal. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(2), 199-207.

  • Website Berita :
  • 1. Yo Nulis (Kondisi Serba Online Menghilangkan Keunggulan Bimbingan Belajar Konvensional -- yonulis.com)
  • 2. CNN Indonesia (Bimbel Konvensional di Tengah 'Gempuran' Bimbel Online -- CNN Indonesia)
  • 3. Media Ini (Serba Serbi Bimbingan Belajar, Pilih Online atau Konvensional? -- mediaini.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun