Mohon tunggu...
Bagas Prabowo Adi
Bagas Prabowo Adi Mohon Tunggu... Penulis - Teologi | Pemuridan

Studying at Surakarta Christian University, Faculty of Theology | Instagram : @bagasprabowo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Kemerdekaan Menurut Alkitab

19 Agustus 2020   08:18 Diperbarui: 19 Agustus 2020   08:13 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo HUT RI ke-75 (ist)

Kita telah memasuki bulan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebuah bulan dimana seluruh bangsa Indonesia merayakan sukacita kemerdekaan karena terbebas oleh belenggu penjajah. 

Namun, bulan kemerdekaan kali ini sangat berbeda, karena saat ini kita harus melewati bulan kemerdekaan ini ditengah pandemi global yang sedang terjadi, yaitu Pandemi Virus Corona.

Pandemi Virus Corona memang telah melumpuhkan sebagian besar bidang kehidupan di seluruh dunia, ekonomi, pariwisata, pendidikan bahkan mungkin harapan hidup seseorang. 

Membuat sebagian besar orang mati rasa terhadap sukacita yang dulu pernah mereka alami. Kesedihan karena ditinggalkan oleh anggota keluarga korban Covid-19 menjadi sebuah duka yang berskala nasional bahkan global.

Kita seolah di jajah kembali oleh sebuah entitas baru yang belum pernah kita temui sebelumnya. Yang membelenggu kita dalam kesedihan dan kesusahan. Membuat kita mendambakan kembali kemerdekaan yang sebelumnya pernah kita rasakan.

Kita semua mengingat dengan jelas bagaimana tahun lalu kita merayakan hari kemerdekaan dengan penuh canda tawa dalam lomba 17 Agustus di lingkungan rumah, kampus, sekolah ataupun kantor kita. Sebuah kegembiraan yang saat ini sepertinya akan sulit kita ulang. Apakah gegap gempita kemerdekaan sama sekali tidak bisa kita rasakan untuk saat ini? 

Apakah semua akan terasa sepi dan berjalan tanpa riuh pernak-pernik kemerdekaan? Ya, mungkin hal itu bisa saja terjadi untuk saat ini. Namun, apakah arti kemerdekaan yang sesungguhnya bagi kita umat Allah?

Sesungguhnya kemerdekaan yang sejati bagi kita umat Allah adalah saat dimana hidup kita telah terbebas dari belenggu dosa yang menyeret kita kedalam hukuman kekal. Pandemi yang terjadi seolah mungkin telah mengalahkan kita, membuat kita terjatuh dalam jurang kesedihan dan tanpa harapan. 

Mengembalikan kita pada ingatan lama akan penjajahan kuasa dosa. Namun sesungguhnya, Pandemi ini menjadi pematik bagi kita untuk melihat karya pemeliharaan Allah. Tanpa Pandemi yang terjadi, kita tidak akan pernah melihat bagaimana Allah dengan ajaib memelihara hidup kita satu persatu.

Dalam momen kemerdekaan yang sunyi ini, justru kita bisa mengambil waktu untuk mengingat kembali bagaimana kehidupan lama kita yang dulunya terjajah oleh kuasa dosa, kini telah merdeka oleh karena darah Kristus. 

Momen kemerdekaan di tengah Pandemi ini menjadi pelajaran yang berharga bagi kita untuk mengingat, bahwa sesungguhnya kemerdekaan atas belenggu dosa adalah kemerdekaan yang sejati. Terlepas dari apapun yang terjadi pada dunia ini darah Kristus tetap memerdekakan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun