Mohon tunggu...
Bagas Prabowo Adi
Bagas Prabowo Adi Mohon Tunggu... Penulis - Teologi | Pemuridan

Studying at Surakarta Christian University, Faculty of Theology | Instagram : @bagasprabowo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemahaman Keselamatan yang Keliru

13 Juli 2020   21:14 Diperbarui: 13 Juli 2020   21:19 2472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kepo (cio.com)

Keselamatan merupakan hal yang paling dicari oleh setiap orang, ketakutan akan kematian dan hukuman api neraka menjadi salah satu motivasi manusia mengejar keselamatan. Ada orang-orang yang merasa yakin akan keselamatannya dan sebaliknya ada yang meragukan tentang keselamatannya.

Namun, sebenarnya adakah pemahaman tentang keselamatan yang keliru dipahami oleh manusia? Berikut beberapa pemahaman tentang keselamatan yang keliru dipahami :

1.       Kristen Sejak Lahir

Beberapa orang yakin akan keselamatan mereka karena mereka mengaku telah beragama Kristen sejak lahir dan mengaku mengenal Yesus. Namun,  menurut pelajaran kita sebelumnya bahwa status apapun yang dimiliki oleh manusia tidak dapat menyelamatkannya. Agama tidak dapat menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.

Ada sebuah analogi yang menggambarkan hal ini. Tono adalah seorang siswa SMP yang baru lulus dan mengikuti setiap pelajaran yang ada dalam Sebuah SMA favorit di kotanya, ia menggunakan seragam SMA tersebut serta berbincang dengan teman sebayanya. Namun, setelah ditelusuri ternyata Tono tidak pernah melakukan pendaftaran ataupun mengikuti ujian masuk sekalipun di SMA tersebut. Sehingga, meskipun Tono mengikuti setiap pelajaran dan menggunakan seragam SMA tersebut apakah Tono merupakan bagian dari SMA Favorit itu?

2.       Sudah di Baptis

Baptisan memang sebuah sakramen yang dilakukan oleh gereja, tetapi tidak menentukan orang itu selamat atau tidak. Ada orang yang mengikuti baptisan hanya karena ia merasa sudah waktunya saja di baptis tanpa memahami arti yang sesungguhnya dari baptisan itu. Yang menentukan adalah apakah saat peristiwa baptisan itu, orang tersebut mengakui dan menerima Kristus dengan sungguh-sungguh? Atau hanya sekedar mengikuti adat yang dilakukan gereja saja tanpa sebuah pengakuan dan penerimaan (lih. Roma 10 : 10).

3.       Berbuat Baik Setiap Hari

Ada orang yang berpikir "Yang penting saya berbuat baik terus, agar masuk surga". Perbuatan baik sama sia-sianya dengan 2 poin diatas, perbuatan baik tidak menyelamatkan kita. Perbuatan baik juga tidak merubah status kita sebagai orang berdosa. Kita hanya menjadi orang berdosa yang berbuat baik saja. (lih. Yes 64:6)

4.       Peristiwa Supranatural

Sebagian besar orang mengaku bahwa ia telah diselamatkan melalui peristiwa-peristiwa supranatural yang dialami. Ketika ditanya "Bagaimana anda diselamatkan?" kemudian menjawab "Saat itu saya didatangi oleh sosok putih yang bercahaya dan saya merasa damai, saat itu saya yakin saya sudah selamat" Namun, kemudian tidak pernah ada momen dimana ia menerima dan mengaku percaya. Hal ini justru menimbulkan pertanyaan, siapakah sesungguhnya sosok putih itu? Apakah benar itu Yesus ataukah iblis? Karena iblis pun dapat menyamar sebagai malaikat terang sekalipun (2 Kor 11 : 14).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun