Mohon tunggu...
Bagas Prabowo Adi
Bagas Prabowo Adi Mohon Tunggu... Penulis - Teologi | Pemuridan

Studying at Surakarta Christian University, Faculty of Theology | Instagram : @bagasprabowo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jadi Murid Yesus Itu Ribet!?

5 Februari 2020   12:41 Diperbarui: 5 Februari 2020   12:43 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebenarnya apasih tujuan utama dari Matius 28 : 18 - 20?? Mari kita simak kata "jadikanlah semua bangsa muridKu" (ayat 19) dikatakan "murid" yaitu bukan hanya ber-status Kristen (pengikut Kristus) tetapi lebih dari pada itu. Kita tidak sedang berbicara tentang seseorang yg hanya sekali-sekali mengikut Kristus atau beberapa waktu mengikut Kristus, tetapi seseorang yang selama 24 jam sehari didalam hidupnya semua diserahkan untuk mengikut Kristus yaitu menjadi "Murid" bukan hanya "Kristen". Dalam Alkitab versi New English Translation (NET) dan New International Version (NIV) murid diterjemahkan dengan kata "Disciples" yang artinya "murid" dalam bahasa Indonesia, dimana kata tersebut juga terambil dari kata "discipline" yang berarti disiplin. Jadi apabila kita berbicara tentang murid kita juga akan berbicara tentang kedisiplinan, ketaatan dan kesediaan diri untuk diajar atau dibentuk.

Terkadang kita juga tidak terlalu memperhatikan bagian ini "dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (ayat 20a). Kristus menyatakan bahwa "ajarilah" mereka untuk melakukan "segala sesuatu" yang telah kamu dengar dan pelajari, bukan sebagian, setengah ataupun seperempat. Yang dalam realisasinya membutuhkan pendampingan secara personal/pribadi agar segala sesuatu yg perlu diajarkan itu dapat diajarkan secara penuh dan lengkap dan mendapatkan bimbingan yang optimal. Dimana dalam hal ini kita dapat melakukannya dengan menggunakan konsep "Membagikan Hidup" sama seperti yang dilakukan Yesus Kristus dulu yaitu membagikan hidupnya, pandanganNya, pemikiranNya dan teladanNya kepada murid-muridNya. Tentu dalam prakteknya di masa kini kita tidak perlu sampai meniru persis sama seperti para murid yang mengikuti Yesus kemanapun Dia pergi 24 jam, makan, tidur bahkan beraktivitas besama setiap hari, kecuali jika anda memang ingin melakukan hal demikian. Namun sebaiknya antara pemimpin rohani/pelaksana amanat agung dan orang yang ditolong/dilayani dapat bertemu secara rutin dan teratur sesuai dengan waktu yg telah ditentukan dan disepakati bersama sehingga antara tugas dan tanggungjawab yang harus dikerjakan seperti bekerja, sekolah, kuliah, dll, dapat berjalan dengan baik.

Nah, konsep ini yang kadang sulit diterima/dilakukan, banyak yang menganggap bahwa konsep membagikan hidup seperti ini melelahkan dan menghabiskan tenaga atau menganggap bahwa konsep ini tidak pantas karena si pemimpin Rohani terlalu masuk/mencampuri kehidupan orang yang ditolong/dilayani dan terkesan kaku. Perlu digaris bawahi bahwa ketika Tuhan Yesus memanggil para muridnya Tuhan Yesus tidak pernah sekalipun memaksa mereka untuk mengikuti diriNya siang dan malam Tuhan Yesus hanya mengajak tanpa memaksa, namun para murid sendirilah yang menyediakan diri untuk mengikut Kristus serta mendengar pengajaranNya dan melakukannya. Begitu pula dengan konsep "Membagikan Hidup", pemimpin Rohani sekalipun tidak memiliki hak utk memaksa orang lain di bimbing secara rutin, namun selama orang tersebut terbuka dan menyediakan dirinya utk dibimbing/diajar secara rutin dan intens seharusnya tidak menjadi masalah.

Kemudian pernyataan yang sering di lontarkan dari sudut pandang orang yang ditolong adalah "aahh, merepotkan terlalu banyak aturan". Saudara yang terkasih mari kita memahami konsep kata "murid" sendiri. Seorang siswa/murid di sekolah tertentu yang sudah mendaftar atau dengan sukarela masuk ke sekolah tersebut tentulah harus mengikuti aturan-aturan atau kebijakan-kebijakan yang berlaku dalam sekolah tersebut, sama halnya dengan "murid" dalam konsep "membagikan hidup" seseorang yang telah menyediakan dirinya untuk ditolong/diajar hendaknya juga mendengarkan apa yangg diajarkan oleh pemimpin rohani, terlebih lagi bila pengajaran-pengajaran yangg di berikan oleh pemimpin rohani itu bukan berasal dari pemikiran nya sendiri tetapi berasal dri Pemikiran Allah. Lain halnya apabila pemimpin rohani anda adalah orang yang tidak mejaga betul kehidupan pribadinya layaknya seorang murid, tidak disiplin, hidup seenaknya. Pantaslah jika anda menjauh dari pemimpin yang seperti itu.

Saudara yang terkasih, perlu diketahui juga bahwa sejak semula manusia diciptakan, kita tidak lepas dari aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah. Sejak jaman Adam dan Hawa diciptakan dan ditempatkan di Taman Eden Tuhan pun telah memberikan perintah dan aturanNya yang pertama kali kepada manusia. Salah satunya adalah, jangan memakan buah pohon pengetahuan yang ditempatkan di taman eden, kemudian di jaman Musa ketika Allah membebaskan bangsa Israel keluar dri tanah mesir pun Tuhan juga memberikan perintah dan aturanNya, malahan lebih berat dan ketat dari pada jaman perjanjian baru. Seorang tentara yang akan masuk dalam satuan khusus/elit dalam militer sekalipun dituntut memiliki kualifikasi yang tinggi dan latihan ketat agar dapat tergabung dalam satuan khusus tersebut, begitu pula dengan kualifikasi seorang Murid Kristus, yang diharapkan pada saatnya nanti ia juga dapat memuridkan orang lain dan meneruskan Misi Agung Kristus. Sekali lagi itu semua tidak pernah dipaksakan kepada orang yg dilayani, tergantung pada kesediaan diri seseorang untuk diajar/dibimbing.

Yang perlu dirubah adalah cara pandang kita dalam memahami "aturan/ajaran" tersebut, akan menjadi salah dan kaku apabila kita menganggap dan berpikir bahwa ajaran tersebut dimaksudkan untuk mengekang dan membatasi kita tetapi akan menjadi sukacita apabila menganggap ajaran-ajaran tersebut dimaksudkan untuk menempa kita menjadi lebih baik dan menjadi semakin serupa dengan Kristus. Semuanya itu dimaksudkan supaya kita tetap berjalan lurus di jalan yg telah disediakan Allah, untuk kebaikan manusia sendiri. Jadi saudara ku, mari merubah cara pandang kita, kognitif kita tentang ajaran-ajaran yang di terima, bahwa itu semua semata-mata bukan untuk kepentingan Pemimpin Rohani ataupun Lembaga yang menaungi tetapi untuk kepentingan kita sendiri yaitu menjadi "Murid yang Sejati" yang dapat memuridkan juga dan meneruskan Amanat Agung Kristus hingga semua bangsa menjadi muridNya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun