Profesi di bidang kesehatan gigi terbagi menjadi beberapa peran, di antaranya dokter gigi dan teknisi gigi. Meskipun keduanya memiliki hubungan yang erat dalam dunia kedokteran gigi, jumlah teknisi gigi masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan dokter gigi. Padahal, keduanya saling melengkapi dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada masyarakat.
Perbedaan Teknisi Gigi dan Dokter Gigi
Teknisi gigi dan dokter gigi memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal tugas dan kewenangan. Dokter gigi bertanggung jawab atas pemeriksaan, diagnosis, dan perawatan langsung terhadap pasien, termasuk pencabutan gigi, penambalan, hingga pembedahan.Â
Sementara itu, teknisi gigi berperan di balik layar dengan fokus utama pada pembuatan dan perbaikan alat-alat prostetik gigi, seperti gigi tiruan, kawat gigi, dan mahkota gigi.Â
Teknisi gigi tidak memiliki kewenangan untuk menangani pasien secara langsung, namun hasil pekerjaannya sangat memengaruhi kualitas perawatan yang diberikan oleh dokter gigi.
Kesamaan Teknisi Gigi dan Dokter Gigi
Meskipun memiliki perbedaan dalam tugasnya, teknisi gigi dan dokter gigi memiliki kesamaan dalam bidang ilmu yang dipelajari, yakni seputar anatomi gigi, bahan dental, serta prinsip-prinsip estetika dan fungsional dalam kedokteran gigi. Keduanya juga memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kualitas kesehatan gigi pasien dengan memberikan pelayanan terbaik.Â
Selain itu, baik teknisi gigi maupun dokter gigi harus memiliki keterampilan tangan yang baik, ketelitian, dan pemahaman tentang teknologi serta bahan yang digunakan dalam dunia kedokteran gigi.
Kerja Sama antara Teknisi Gigi dan Dokter Gigi
Kerja sama antara teknisi gigi dan dokter gigi sangat penting dalam memastikan hasil perawatan gigi yang optimal bagi pasien. Dokter gigi merancang dan menentukan spesifikasi alat prostetik yang dibutuhkan oleh pasien, sementara teknisi gigi bertugas untuk merealisasikan rancangan tersebut dengan presisi tinggi.Â
Tanpa kerja sama yang baik antara kedua profesi ini, kualitas alat prostetik yang dihasilkan bisa saja tidak sesuai dengan kebutuhan pasien, yang pada akhirnya dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan mereka.