Mohon tunggu...
Marini
Marini Mohon Tunggu... Buruh - Menulis itu hobi

Kuli tinta

Selanjutnya

Tutup

Film

Mau Tahu Kisah Ho Eng Dji? Tonton "Ati Raja"

23 Oktober 2019   22:54 Diperbarui: 23 Oktober 2019   23:14 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum semua... Apa kabarnya nih? Semoga baik-baik saja ya gengs! Baiklah, seperti biasa aku akan infoin ke kalian tentang film baru yang akan tayang pada awal November nanti. Film apakah itu? Jadi film ini bakalan beda dari film yang lainnya. Film nasional ini dikemas apik oleh sineas asal Makassar, Shaifuddin Bahrum.

Film "Ati Raja" adalah sebuah film yang menceritakan tentang kisah hidup  seorang seniman  Ho Eng Dji. "Ati Raja" sendiri diambil dari salah satu karya Ho Eng Dji, yang mana beliau banyak berkarya di Makassar. Film ini juga dibintangi oleh beberapa pemain yang memerankan berbagai tokoh dan karakter dalam film tersebut. Tentu saja ini menjadi angin segar bagi wajah baru dunia perfilman Indonesia.

Kisah hidup yang berliku, mengantarkan Ho Eng Dji pada sebuah perjuangan yang mana hal tersebut membuatnya menuliskan syair hingga terciptalah karya-karyanya yang hingga sampai saat ini masih bisa dinikmati dan dikenal oleh masyarakat, khususnya warga Makassar. Ho Eng Dji lahir di Kassi Kebo tahun 1906 dan wafat 1960 di Makassar.

Pada usia belia Baba Tjoi nama panggilan Ho Eng Dji  sempat mengenyam pendidikan rendah di sekolah partikelir milik orang Melayu Ince Bau Sandi di Makassar. Di sekolah itu dia mengenal sastra melayu dan sastra Makassar serta belajar menulis lontara dan bahasa Makassar. Dengan latar budaya kehidupan kaum Tionghoa peranakan yang hidup bergaul dengan harmonis dengan masyarakat Makassar.

Ketika Baba Tjoi  menginjak usia remaja, ia menunjukkan bakat musik yang luar biasa bahkan ia mempopulerkan syair-syairnya melalui nyanyian dan musik daerah Makassar. Pada tahun 1939 Ho Eng Dji memasuki studio rekaman "Canari" di Surabaya, pada kesempatan itu Ia merekam lagu-lagu Makassar ciptaannya. Hingga tahun 1942, Ho Eng Dji berhasil menyelesaikan rekaman musik daerah Sulawesi Selatan (bukan hanya Makassar tetapi juga Bugis, Mandar, dan Selayar). Sebanyak 3 album piringan hitam dalam kurun waktu 4 tahun.

Sebelum pecah Perang Dunia Kedua (1945) rekaman lagu Ho Eng Dji berhasil terjual sebanyak 20 ribu keping yg pemasarannya tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Malaysia dan Singapura. Lagu Ciptaannya yang populer hingga saati ini adalah: Ati Raja, Sailong, Dendang-dendang,  Amma Ciang dan lain-lain sebagainya.

Film produksi Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM) dan 786 Production ini siap tayang di bioskop pada 7 November mendatang. Bagaimana, penasaran dengan kisah hidup Ho Eng Dji? Ia memiliki perjalanan hidup yang dinamis dengan berbagai lika-liku kehidupan. Ia berulang kali bekerja dalam bidang perdagangan tetapi pilihan hidupnya kemudiaan adalah bermain musik hingga akhir hayatnya. Meskipun ia tidak punya pendapatan tetap, tetapi ia tidak pernah benar-benar melarat dan  kesulitan dalam hal ekonomi.

Hal menarik lainnya adalah tentang kehidupan asmaranya yang mengenal beberapa orang gadis hingga membuat hatinya berbunga-bunga, meskipun pada akhirnya ia harus mengalami kekecewaan yang berulang. Hingga pada akhirnya Dewa Asmara mempertemukannya dengan seorang perempuan yang telah pernah berumah tangga dan memiliki tiga orang anak.

Tenang-tenang, meski kebanyakan ngasih info, but i guess ini gak spoiler. Lagipula filmnya belum tayang di bioskop. Hihi..  Bagaimana, jadi penasarankan? Tunggu aja 7 November di bioskop ya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun