Dalam dunia kerja tim, baik di organisasi, komunitas, maupun lingkungan profesional, kontribusi sering kali diukur dari besarnya peran. Namun, persepsi ini sering kali keliru. Karena sejatinya, kontribusi tidak harus selalu besar untuk menjadi berarti. Salah satu bentuk kontribusi yang paling sederhana tapi sangat krusial adalah "konfirmasi".
Konfirmasi Itu apa sih?
Konfirmasi bisa sesederhana memberi kabar seperti "Aku hadir, ya" atau "Maaf, aku belum bisa bantu" atau juga "Saya izin gak ikut hari ini."Kelihatannya sepele. Tapi inilah bentuk komunikasi dasar yang bisa menyelamatkan banyak hal dalam kerja tim. Ketika kamu mengonfirmasi, kamu sedang membantu tim untuk membuat keputusan. Kamu memberi kejelasan. Dan itu jauh lebih berguna daripada diam. Dan diam Bukan Solusi, Justru beban.
Banyak orang memilih diam karena merasa tidak enak hati untuk menolak. Atau karena bingung harus berkata apa. Tapi tahukah kamu? Justru "diam" adalah sikap yang paling merepotkan dalam kerja tim.
Saat kamu tidak memberi kabar, tim tidak tahu harus menunggu atau mencari orang lain. Mereka tidak tahu kamu bisa atau tidak. Akhirnya, terjadi kebingungan, penundaan, bahkan frustrasi. Yang sering bikin tim gagal itu bukan kurangnya tenaga. Tapi karena terlalu banyak yang "gak jelas" dan "suka ngilang".
Konfirmasi itu tanda peduli
Mengapa konfirmasi penting? Karena itu adalah tanda bahwa kamu menghargai orang lain. Tanda bahwa kamu tidak menganggap remeh usaha teman-temanmu yang sedang berjuang menjalankan tugas.
Kamu mungkin tidak bisa membantu banyak secara fisik. Tapi dengan memberi kabar, kamu menunjukkan bahwa kamu peduli. Dan di dunia yang serba sibuk ini, kepedulian itu mahal harganya.
Bayangkan sebuah tim sedang merencanakan acara. Semua bagian sedang dibagi-bagi. Seseorang ditugaskan untuk membawa konsumsi. Tapi orang itu tidak merespons. Tidak bilang "bisa" atau "tidak". Akhirnya, tim bingung. Harus cari cadangan? Atau tetap berharap dia akan datang?
Ketika akhirnya orang itu tidak muncul, semuanya jadi berantakan. Semua bisa dihindari jika sejak awal ada satu hal kecil saja: "konfirmasi". Inilah contoh nyata bahwa komunikasi kecil bisa jadi kontribusi besar. Bukan soal siapa yang bekerja paling keras, tapi siapa yang bisa diajak bekerja sama dengan jelas.
Tim tidak butuh kamu sempurna