Mohon tunggu...
Azzam
Azzam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030139)

Ngga ada yang abracadabra, makanya santai aja tapi pake irama!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Danau Retba, Surga Garam di Ujung Barat Afrika

17 Maret 2021   23:54 Diperbarui: 18 Maret 2021   05:55 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesisir Danau Retba dan Gunungan Garam (dok: Dreamstime.com)

Garam merupakan salah satu komponen memasak paling utama dan tak bisa dipisahkan dalam setiap masakan di seluruh dunia. Di Benua Afrika,salah satu pabrik garam tidak diproduksi dari air laut melainkan dari sebuah danau luas bernama Danau Retba (Lac Rose) atau populer dengan nama Pink Lake atau Danau Merah muda dalam bahasa Indonesia.

Danau luas penghasil garam ini berada di negara Senegal tepatnya di utara semenanjung Cap Vert Senegal, sekitar 30 km (18 mil) timur laut dari ibu kota Dakar (Wikipedia).

 Menurut peneliti, Warna air merah muda ini disebabkan oleh ganggang Dunaliella salina dan dikenal karena kandungan garamnya yang tinggi, puncak warnamerah muda itu terutama terlihat selama musim kemarau (dari November hingga Juni).  Danau ini terpisah dari Samudra Atlantik hanya oleh koridor bukit pasir yang sempit.

Garam diekspor ke seluruh wilayah oleh hingga 3.000 pengumpul. Pria dan wanita dari seluruh Afrika Barat berkumpul untuk memanen garam dengan bekerja 6--7 jam sehari, yang berarti mereka mengarungi salah satu perairan paling asin di dunia, bahkan menurut para ahli lebih asin dari Laut Mati. 

Selanjutnya, garam digunakan oleh nelayan Senegal untuk mengawetkan ikan, komponen dari banyak resep tradisional termasuk hidangan nasional, hidangan ikan dan nasi yang disebut thieboudienne. 

Setiap tahunnya, para pemanen mengumpulkan hingga 60.000 metrik ton garam atau setara berat 350 ekor paus biru untuk didistribusikan.

"Memanen garam disini (Pink Lake/Danau Retba) sangatlah sulit karena air yang sangat asin dan mengandung panas" ujar salah satu petani senior bernama Ndongo Gueye, dikutip dari Eater. Keasinan dan panasnya air dapat menyebabkan terbakarnya kulit dan menimbulkan penyakit kulit seperti bentolan, pungkasnya. 

Itulah sebabnya para petani atau pemanen garam di danau tersebut melindungi kulit mereka dengan beurre de Karit (shea butter), suatu emolien yang dihasilkan dari kacang Shea yang membantu menghindari kerusakan jaringan pada kulit.

Disana, para petani memanen garam dengan peralatan tradisional yang sangat sederhana seperti kano atau sampan kecil tradisional dengan bahan dasar kayu khas yang kuat terhadap kadar asin danau, ember pengangkut garam dari permukaan danau, sepatu khusus dengan permukaan besi sepanjang 30cm, dan berbagai peralatan lainnya.

Garam kemudian dikumpulkan didaratan yang dibentuk menggunung, garam yang baru dipanen akan berwarna merah muda dan sekitar 2-3 hari kemudian garam akan berubah menjadi putih. Setelahnya, butuh waktu 2 bulan untuk menunggu kering garam tergantung pada cahaya matahari, lalu garam tersebut ditambahkan zat yodium yang dicampur air biasa terlebih dahulu, kemudian garam siap diproduksi dengan dikemas menggunakan karung untuk didistribusikan.

Pada abad kelimabelas, Danau ini adalah bagian dari Samudera Atlantik namun seiring berjalannya waktu, pengendapan pasir yang terjadi menyebabkan pembentukan batas sehingga terbentuklah danau. Barulah pada sekitar tahun 80-an, warna air mulai berubah menjadi pink dan air mulai menjadi asin yang menyebabkan tak adanya kehidupan didalamnya selain organisme kecil, para peneliti pun membantah adanya kehidupan ikan didalam danau tersebut.

Menarik untuk dikunjungi bukan ?? selain itu kita juga dapat meneliti lebih dalam tentang danau unik ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun