Mohon tunggu...
Azril PangersaPratama
Azril PangersaPratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UPI Bandung 2018

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Budaya Literasi di Masa Pandemi dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Daring di Sekolah

23 September 2021   11:23 Diperbarui: 23 September 2021   11:27 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Maraknya virus baru yang sedang terjadi di Indonesia, yaitu kasus Pandemi Covid-19 yang sampai sekarang belum menemui titik akhir, Pandemi itu sendiri sangat berpengaruh terhadap proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dimana, pemerintah mau tidak mau harus melaksanakan proses pembelajaran secara daring (PJJ).

Selain itu, Pandemi ini juga sangat berpengaruh terhadap minat literasi para siswa - siswi, kualitas minat literasinya dinilai sangatlah lemah. Oleh karena itu, pemerintah dan jajaran para pendidik harus menemukan suatu langkah yang bisa meningkatkan kualitas minat literasi ini.

Dengan terjadinya pelemahan dari sektor minat literasi, Indonesia dihadapkan kepada kenyataan yang kurang menggembirakan tentang rendahnya skor tes PISA (Programme for International Student Assement). Gambaran mengenai perolehan peringkat Indonesia dalam evaluasi PISA mengalami penurun yang dirasa sangatlah anjlok, posisi Indonesia itu sendiri menurun di semua bidang yang diujikan: membaca, matematika, dan sains.

Berdasarkan laporan riset PISA akhir tahun 2019, skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 79 negara, lalu skor matematika berada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains berada di peringkat 70 dari 78 negara. Oleh karena itu, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ikut berkontribusi dalam menanggulangi lemahnya minat baca (Literasi) seperti yang dilaporkan PISA karena rendahnya skor membaca, matematika, dan sains.

Melalui LPPM UPI, Pihak LLPM memberikan suatu program kegiatan yang dinamakan KKN Tematik Literasi dan Rekognisi UPI 2021 kepada para mahasiswa. Dengan kegiatan tersebut, LPPM berharap para mahasiswa mampu mengurangi rendahnya skor tes (membaca, matematika, dan sains) hasil dari laporan riset PISA (Programme for International Student Assement), sebab kegiatan ini dirasa pas untuk mendobrak minat baca (Literasi) pelajar.

Kegiatan KKN Tematik Literasi dan Rekognisi UPI 2021 ini, dilakukan dengan cara daring dan secara mandiri di wilayah masing-masing. Karena sesuai dengan perintah dari LPPM UPI sendiri, mahasiswa harus melaksanakan program ini dengan cara daring serta sama halnya dengan kebijakan pemerintah yang memberlakukan proses pembelajaran secara daring (PJJ).

SMP Plus Al-Ghifari ialah salah satu instansi sekolah yang terletak di kawasan Bandung Timur, oleh sebab itu penulis memilih SMP tersebut sebagai tempat pelaksanaan penelitian KKN Tematik Literasi dan Rekognisi UPI. Dengan bimbingan dari Bu Vini Agustiani Hadian, M.Pd., selaku dosen pembimbing lapangan.

Dengan informasi kegiatan ini, pihak SMP Plus Al-Ghifari sangat mendukung atas program KKN Tematik Literasi dan Rekognisi, tidak hanya pihak sekolah aja yang antusias dengan adanya program KKN ini, guru - guru di SMP Plus Al-Ghifari juga sangat antusias mendengar program KKN ini. Lantas SMP Plus Al-Ghifari sangat mengharapkan program KKN Tematik Literasi dan Rekognisi ini mampu mendorong minat baca (Literasi) para pelajar dalam kegiatan PJJ daring.

Kesempatan ini sangat bermanfaat untuk diimplementasikan, guru-guru SMP Plus Al-Ghifari melaksanakan program Literasi melalui metode challenge, yaitu program "Al-Ghifari Berliterasi" secara daring. Karena di masa pandemi ini para pelajar jarang untuk mengunjungi sekolah dan ruangan perpustakaan.

Program "Al-Ghifari Berliterasi" ini dikoordinasikan oleh Bu Susan dan Bu Yusi selaku pengurus sekolah dan guru sekolah. Kegiatan ini diadakan seminggu sekali serta pelaksanaannya melalui zoom meeting dan dipantau langsung melalui WhatApps Group. Dalam pelaksanaannya program "Al-Ghifari Berliterasi" ini, dapat dilihat dari 3 tahapan. Yang pertama, pembiasaan kembali para siswa-siswi dalam membaca buku. Yang kedua, siswa-siswi melakukan presentasi atas hasil bacaannya. Dan yang ketiga, siswa-siswi membuat karya dari hasil bacaannya.

Budaya Literasi ini, nampaknya terlihat sejalan dengan Undang-undang  Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, pada pasal  4 butir c, mengatakan  bahwa tujuan penyelenggaraan sistem perbukuan adalah untuk menumbuhkembangkan budaya literasi seluruh Warga Negara Indonesia.  Sebelumnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti melalui pembiasaan membaca selama 15 menit sebelum belajar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun