Umat Islam Indonesia kembali kehilangan sosok ulama kharismatik, almarhum Kiai Haji Muhammad Ma'shum (Kyai Ma'shum Bondowoso), pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah, Bondowoso, Jawa Timur.
Kiai Muhammad Ma'shum wafat di Rumah Sakit Siloam, Surabaya, Kamis (13/9/2018) kemarin.
Sepeninggal beliau tidak hanya dikenang oleh warga Jarga Jawa Timur. Kepergian tersebut, turut dikenang oleh umat islam se-antero nusantara. Hingga Ketua Umum Partai Gerindra, H. Prabowo Subianto juga secara khusus menyatakan bela sungkawa.Dimata Prabowo, Kiai Ma'shum seorang guru dan panutan baginya. Karakter dan semangat juangnya untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia, menjadi penyemangat bagi Ketua Umum PB IPSI ini.
"Beliau bagi saya sangat berarti, seorang guru dan orang tua bagi saya. Semangat juang beliau untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia, menjadi penyemangat bagi saya selama ini," tutur Prabowo dikutip dari laman facebook pribadinya.
Perjuangan almarhum wajib dicontoh oleh para generasi muda, dimana semangat dan cintanya kepada Republik ini tidak pernah surut.Â
Bahkan walau menderita penyakit kanker paru-paru stadium empat, semangat almarhum tidak pernah surut, selalu memberikan semangat, selalu mengingatkan untuk selalu berada di jalan kebenaran.Â
Ada salah satu pantun dari almarhum Kiai Ma'shun yang selalu dikenang oleh eks Danjen Kopassus ini,
Naik kereta api kita katakan naik sepur
Di atas sepur ada kondektur
Daripada mati di atas kasur
Lebih baik mati di medan tempur
Selamat jalan Kiai...
Sosok ulama sepuh yang semangat hidup dan dakwahnya tak pernah surut. Semoga tempat terbaik baginya disisi Allah swt. Amin