Mohon tunggu...
Azmi Hardi Roza
Azmi Hardi Roza Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ingin menjadi ayah yang baik

Suka jalan kaki, suka makan pempek

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"DICTaTOR", Buku Ketiga dari Trilogi Cicero, Karya Robert Harris (Tulisan ke-1)

28 Agustus 2021   01:50 Diperbarui: 28 Agustus 2021   02:27 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Ketika membaca atau mendengar kata diktator imajinasi seseorang langsung kepada hal yang, dikte, perintah, pemaksaan, keras atau hal negative lainnya. Namun menurut sebagian orang diktator itu diperlukan. 

Diktatorship diperlukan saat keadaan genting untuk perubahan. Diktator bisa dijadikan posisi atau jabatan resmi jika sepakat. 

Misal, senat sepakat mengangkat si A menjadi pemimpin diktator selama satu tahun untuk memperbaiki negara yang sedang rusak. Karena negara butuh. Namun yang satu tahun tadi jangan sampai bablas menjadi seumur hidup.

Novel Diktator menceritakan lima belas tahun terakhir sebelum meninggalnya negarawan Romawi, Cicero, yang diceritakan dalam bentuk biografi yang ditulis oleh sekretrisnya.

Sejak muda Cicero punya budak yang keseharianya sebagai sekretarisnya Cicero bernama Tirto. Robert Harris sang penulis Novel, sebenarnya hanya menulis ulang tentang apa yang ditulis oleh Tirto. Tirto sendiri sebelumnya adalah pegawai perpustakaan ayahnya Cicero. Lalu Tirto disuruh oleh bapaknya Cicero tersebut untuk mendampingi Cicero. Kompetensi Tirto adalah sebagai pencatat, mencatat diskusi, naskah pidatao atau debatnya Cicero. Karena hampir semua pekerjaan Tirto ini sebagi pencatat, maka Tirto banyak menciptakan pola pola, metode atau rumus rumus dalam pencatatan. Diantaranya metode pencatatan verbatim dan sitem stenografi. Sistem stenografi yaitu pencatatan memakai kode kode tertentu ("&", singkatan etc, e.g) yang masih bertahan hingga kini.

Setelah Cicero meninggal dunia pada umur kurang lebih 60th, yang pada awal karirnya dielu elukan sebagai lawan politiknya Julius Cesar (cerita di buku kedua, conspirata) dan diakhir hidupnya harus mati dipengasingan (begitulah politik), barulah tirto mengumpulkan catatan catatan yang dalam bentuk gulungan gulungan dalam perpustakaannya.

Cicero yang bernama lengkap Marcus Tullius Cicero pada awalnya adalah pengacara, kemudian menjadi orator ulung selanjutnya masuk ke dunia politik dan menjadi ketua senat, kalau sekarang dikenal dengan Ketua Legislatif. Jadi Cicero masuk ke dunia politik melalui jalur pengacara. 

Setelah jadi pengacara, boleh dikatakan sudah selevel Hotman Paris sekarang barulah dia terjun ke dunia politik yang meroketkan namanya hingga menjadi pucuk pimpinan Romawi di usianya 42 tahun. Diusia yang cukup muda.

Di buku ketiga ini cerita berawal pada pengembaraan Cicero menjalani hukuman pengasingannya. Hukuman pengasingan Cicero ini adalah hasil dari revisi undang undang yang disusun dari hasil conspirasi. Conspirasi itu didalangi oleh lawan politiknya bernama Clodius. Pada akhirnya Clodius harus mati terbunuh ditangan sekutunya Cicero.

Pada suatu ketika Cicero mengutus Tirto untuk melakukan negosiasi dengan Cesar salah satu poros politik Romawi ketika itu yang kemudian hari dikenal dengan Julius Caesar untuk membatu kepulanganya dari hukuman pengasingan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun