Luka lama itu seperti ukiran pada sebatang kayu.
Awalnya pahit, karena setiap goresan terasa menyakitkan.
Namun, seiring waktu, ukiran itu justru membentuk pola yang unik, yang membedakan kayu itu dari batang lain.
Begitu juga luka dari pola asuh.
Mungkin ada nada keras, kata tajam, atau sikap dingin yang dulu melukai hati kecil kita.
Namun, dalam Embuhisme, kita belajar bahwa goresan itu bisa menjadi seni kehidupan---bukan untuk menyalahkan, tapi untuk memahami.
"Mbuh priben carane, kersane Gusti Allah."
Goresan yang dulu kita anggap cacat, bisa menjadi pola indah ketika kita memilih memaknainya sebagai pelajaran.
Dari sana kita belajar: kasih sayang yang kurang bisa kita lipatgandakan, luka yang kita terima bisa kita hentikan agar tidak diwariskan.
Luka lama memang ada, tapi bukan untuk selamanya.
Ia bisa menjadi jalan pulang menuju kesadaran bahwa kita berhak hidup lebih ringan, lebih ikhlas, lebih penuh cinta.
{{{ Positif, Sehat dan Bahagia }}}
Brebes, 25 September 2025
Aziz Amin | Wong Embuh
Trainer & Profesional Hipnoterapi
Griya Hipnoterapi MPC, WA 0858-6767-9796
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI