Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenang Kejayaan Dokar dan Kuda

25 Juni 2020   08:26 Diperbarui: 25 Juni 2020   08:45 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Brebes lebih mengenal dokar, dokar lazimnya disebut delman adalah moda transportasi tradisional yang pernah jaya pada masanya.

Tanpa mesin, dengan mengandalkan tenaga kuda, menarik gerobag beroda dua, tiga bahkan empat ditarik kuda biasanya kuda jantan yang berperan menjadi mesin penggerak. 

Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda sebagai tenaganya antara lain adalah kereta perang, kereta kencana dan kereta kuda sertaa masih banyak lagi.

Kuda pada jamannya adalah simbol kejayaan, simbol yang melambangkan kesejahteraan dan kegagahan si empunya. Masih ingat dalam pikiran kalau saat kecil di tempat saya ada salah satu tokoh bernama "Jalal" yang memiliki kuda dan hampir setiap hari pagibatau sore ia selalu keliling desa dengan menunggang kuda.

Ilustrasi
Ilustrasi
Dalam beberapa catatan sejarah Brebes sepengetahuan saya bahwa salah satu Bupati Brebes R.Adipati Aria Singasari Panatayuda juga memiliki kuda yang bernama "Si Gambir" dan dari beverapa catatan sejarah pula banyak pahlawan kita yang memggunakan kuda seperti Jendral Sudirman, Pangeran Diponegoro dan lain sebagainya konon juga berperang dengan mengendari kuda.

Hal ini mungkin yang menjadikan saya kecil masih memiliki impian untuk memiliki kuda hahahaha, tapi entah sampai sekarang masih aja hanya impian hahahaha

Dokar ( delman ) tinggal kenangan sejarahnya, walau masih ada yang tersisa pastinya jumlahnya sudah sangat terbatas, dokar tidak lagi terlihat di kota apalagi melintas di jalur kota.

Kita masih bisa menikmati sensasi tempo dulu naik dokar di pertigaan klampok arah desa sawojajar ( barat RS Bhakti Asih ), di kecamatan tonjong dan beberapa objek wisata akan tetapi itu juga jumlahnya sangat sedikit.

Kejayaan dokar / delman tempo dulu sangat legendaris sampai ada lagu anak - anak berjudul "Naik Delman" bisa jadi akan jadi kenangan bagi anak kita.

Bahkan disisa kejayaannya yang sebelumnya dokar masih bisa dilihat dan dinikmati saat ada hajatan pernikahan untuk iringan manten, berapa tahun belakangan diganti odong - odong, bagaimana nasib para pak kusir dimasa sekarang, masihkah segagah dan sejaya dimasa lalu ?

Saya sampai lupa kalau sekarang masa pandemi covid 19, jadi bagaimana kabarnya nya njenengan pak ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun