Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mekanisme Hoaks Bekerja Menghipnotis

21 April 2019   18:24 Diperbarui: 21 April 2019   18:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: brainhouses.com

 

Sore kompasiana, 

Saya melanjutkan tulisan hari ini, mumpung masih semangat nulis katanya, jadi ya lanjut aja nulis dan nulis, itung -- itungannya saya nyaur sekian waktu tidak aktif nulis, kembali ke awal bahwa harapannya bisa istiqomah, konsisten menulis.

Pemilu memang telah usai dan saat ini masih proses perhitungan suara, antara "Quick Count" dan "Real Count", hal ini yang menjadi rame karena beberapa orang menganggap bahwa data "Quick Count" dari beberapa lembaga survei itu HOAX, dan sebaliknya.

Mengamati pergerakan dan derasnya informasi diera digital ini, era tehologi informasi begitu sangat mudah diakses dan membongkar batasan ruang dan waktu untuk bisa mengakses data dari manapun, persoalan yang muncul adalah tidak mudahnya mengontrol kualitas informasi yang ada di pasaran.

HOAX BUMBU KAMPANYE

Kita nggak bisa menutup mata, menutup telinga bahkan pura -- pura bodoh tak tahu rasa dan nuansa yang kurang sehat terhadap proses kampanye para caleg maupun capres dan cawapres. Bagaimana tidak, hal yang seharusnya fokus disosialisasika adalah nilai -- nilai kebaikan, program kerja positif akan tetapi beberapa tim sukses justru sibuk mengkritisi dan berupaya berlomba-lomba mengangakat kekurangan dan keburukan kontestan lain.

Sehingga seringkali beberapa oknum saya sebut, berupaya untuk apapun dan bagaimanapun caranya untuk mendapatkan simpati dan perhatia dari konstituen, masyarakat secara luas untuk memilih bahkan mendukung menjadi simpatisan dan relawan partai.

Ini menjadi tidak menarik manakala informasi yang dibagian / brodcash ( sebar luaskan  ) ternyata informasi yang belum jelas sumbernya dan hanya sekedar asumsi.

Dari pengalaman penulis seringkali informasi HOAX ini menjadi sangat menarik dan menjamur sekali saat mengandung unsur agama, ras dan sisi sensitif lain, sehingga tanpa pikir ajang seorang yang menerima informasi itu akan sangat mudah terpengaruh untuk menyebar luaskan.

Ada beberapa hal yang seringkali terkandung dalam informasi HOAX ini, diantaranya :

  • Mengandung unsur kejutan, dengan kata -- kata " WASPADA !!!, TERUGKAP RAHASIA !!!, MASYARAKAT HARUS TAHU !!!, INI BUKTI KEBOBROKAN !!! ", kalimat ini akan serta merta membuat pikiran kita "kaget" / "terkejut"
  • Informasi ini berisikan dengan informasi yang menyajikan fakta yang ada akan tetapi biasanya dilanjutkan dengan menambahkan kata " TAPI ", seperti contohnya, Sifulan telah banyak melakukan perubahan, tapi semua ternyata ada intervensi dari pihak asing, Sifulan itu terlihat semangat memajukan negara, tapi ia sebenarnya ingin mengubah tatanan negara kita dll
  • Isi pesan yang sangat panjang, beberapa pesan HOAX seringkali mengandung kontens yang sangat panjang sehingga pembaca lelah dan tidak sempat membaca sampai selesai sekiranya pesan diatasnya sesuai dengan pikirannya akan secara spontan di share / dibagikan sehingga menjadi viral, padahal itu HOAX.
  • Banyak menggunakan nama tokoh atau publik figur, yang memiliki power hipnotik (kekuatan hipnotis) maupun kharismatik, seperti menurut para ahli ini dan itu, menurut pakar analisa amerika, atau menurut badan ini dan itu. Contohnya ; dalam perhitungan cepat pakar IT kenamaan dari amerikan mengatakan potensi ini dan itunya bisa saja terjadi, atau sebaliknya, ahli analisis komputer jerman mengatakan kualitas hitung cepat akurasinya sekian sekian persen.
  • Ada himbauan untuk menyebar luaskan secepatnya dengan alasan untuk menyelamatkan bangsa, menyelamatkan umat, bahkan beberapa HOAX seringkali mencantumkan ayat -- ayat dari kitab suci salah satu agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun