Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Test Kesehatan Caleg, Serius Nggak Sih?

21 April 2019   15:26 Diperbarui: 21 April 2019   15:40 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Diolah dari berbagai sumber (https://www.freemalaysiatoday.com dan kpu.go.id)

Sehingga selain secara fisik para celeg akan sangat terkuras energinya untuk kampanye, menyambangi konstituen dan mensuport semua upaya relawan yang mendadak dicipta dalam posko -- posko pemenangan.

Hal ini yang selalu membuat seorang caleg secara otomatis akan memiliki tingkat kerawanan gangguan kesehatan, baik fisik ( kelelahan ) terkait dengan penyakit degeneratif, psikologis seperti gangguan tidur, pola pikir maupun gangguan jiwa.

Hal ini yang seringkali menjadi "mimpi buruk" bagi para caleg menjelang detik detik pelaksanaan pemilu.

MENANGIS PUN TERSENYUM

Satu waktu dulu saya berkunjung ke salah satu calon bupati dan wakil bupati saat masa kampanye, beberapa kali muncull ditelevisi, beberapa kali nampak dimedia cetak maupun elektronik bahkan beberapa kali bertemu langsung dilapangan beliau sangat bersahaja, sangat semangat tersenyum lebar, bagaimana menyampaikan visi dan misi serta gagasa dan program yang diusulkan kalau jadi nanti.

Berbeda saat saya bertemu langsung sore itu dikediamannya ( karena saya ada kepentingan ) pastinya bukan soal politik, dan beliau nampak sangat lusuh, wajahnya sangat lelah, rambutnya aweutan, dan begitu datang bersalaman ia tersenyum dengan sisa senyumnya, lalu tiduran di depan saya sambil kedua tangannya di kening mengusap rambutnya yang awutan.

"Capeknya mas...., yah dari pagi kita ke sekian desa, menemui banyak konstituen dan pendukung didaerah mas, pereka sangat antusias dan lain sebagainya " ceritanya.

Tapi saya menangkap wajah yang sangat lelah, bahkan disela ia sempat bilang bahkan kita nggak bisa bilang lelah toh... kita harus tetap tersenyum untuk mereka yang rela berpanas panasan dengan kita.

Hal ini bisa jadi sama seperti caleg, yang mereka harus benar -- benar mampu menggaet / menarik perhatian dengan value yang sesuai apa yang diharapkan masyarakat, sayangnya saat ini masyarakat kita masih ada yang masih berorientasi dengan biaya politik baik itu bentu promosi program yang menyertakan bantuan langsung sembako, uang saku dll yang menjadikan ongkos politik melambung sangat tinggi.

Sekali lagi bagi mereka yang secara kesiapan finansial tercukupi atau lebih sama sekali nggak akan ada masalah, akan tetapi saat caleg dengan kondisi sebaliknya saat memaksakan akan mengalami kelelahan secara keseluruhan baik fisik, psikologis dan jiwa.

Pada saat ini mereka sudah tidak ada pilihan lain kecuali tersenyum sambil mengatakan "SEMANGAT !!!, kita akan menangkan suara kita". Secara umum masyarakat mungkin tak akan mengetahui apa yang sebenarnya ada dalam hati caleg dan rasa yang dia aksesa, tapi beberapa orang yang terbiasa dengan ekspresi wajah akan sangat mengerti hal ini, yang seringkali menimbulkan keprihatinan dengan kodisi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun