Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Maaf, Pintu Neraka Tutup

24 Mei 2018   10:52 Diperbarui: 24 Mei 2018   11:01 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia lari dengan cepat bergegas, ia lupa kalau malam telah sangat larut untuk seusianya bepergian, ia berjalan menyusuri jalanan malam yang ada, kali ini tujuannya sangat jelas tempat biasa ia menghabiskan malam kongkow dan tertawa dengan para kolegakan.

Malam itu baginya sahabat karena ia selalu saja malu bertemu dengan mentari, pria yang terbilang mudah, lagi lagi  ini soal cerita yang katanya " kenakalan remaja ? ".

Pertanyaan saya adalah  " kenapa harus remaja ? " , apa memang lazimnya bahwa remaja mesti nakal sebelum dewasa, dan apakah orang dewasa itu tidak nakal, ini jadi hal yang saya sebut "Virus Mitos" dan ini kata asal saja yang saya buat.

Remaja seringkali menjadi kambing hitam yang kadang lebih sempurna jadi kambing congek !!!, seolah -- olah semua orang harus mengalami masa remaja yang dikatakan sebagai masa nakal, dan masa kebebasan.

Sahabatku remaja..., aku dulu remaja juga dan pernah melaluinya ternyata nggak semua remaja begitu ko, serius. !!!!

Banyak remaja yang justru mengalami masa ke-emasan ya dimasa remaja, ia sangat aktif dan produktif dimasa remajanya dan benar benar menikmati dan melampoinya melebihi dari si Kambing Congek !!!.

Penyesalan kadang datang terlambat seperti ulasan saya sebelumnya bahwa " Ramadhan telat datang ", tulisan ini memang mengandung metaforik yang akan menuntut anda berfikir keras memahami bagaimana tulisan ini yang sebenarnya.

Ini soal rasa dan realita bahwa banyak kambing hitam yang sebenarnya ia adalah domba, ingat bahwa apapun yang kita lihat sering kali tidak sesuai dengan realita sebenarnya, maka melihat orang berdasi dengan setelan jas safari belum tentu ia menager kan ?, terakhir saya kedatangan orang berdasi sempurna dengan sepatu pantofel dan jasnya menawarkan kompor listrik !!!!, ampun dah...

Katanya zaman ini zaman fitnah, tapi apa mereka berniat memfitnah para managel, anggota DPR atau apapun yang identik dengan atribut setelan jas dan dasi ?, lagi lagi ini soal mudahnya manusia mengkambing hitamkan manusia.

Bicara dengan salah satu sales kompor listrik yang berpenampilan seperti boss BUMN, miris dan sedih, ia harus berjalan sekian KM hanya untuk menawarkan produk yang tidak semua orang membutuhkan, ditolak pasti, dimaki kadang -- kadang bahkan yang sering membuat kita mengelus dada dianggap "Tukang Hipnotis".

Ini atas nama sebuah tanggung jawab katanya, sebagai suami ia harus menafkahi anak da istrinya dan aturan tempatnya memperkerjakannya mengharusnya ia mengenakan setelan jas dan dasi, kambing hitam aja nggak mau kalau ia harus berjalan ber kilo -- kilo meter dengan mengenakan setelan jas dan berdasi lengkap dengan sepatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun