Mohon tunggu...
Azizah Muhammad
Azizah Muhammad Mohon Tunggu... -

guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Semoga Wibawa Guru Tahun 2015 Bisa Lebih Baik

1 Januari 2015   02:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:04 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tepat tanggal 27 Desember 2014 tibalah saatnya pembagian buku Raport yang merupakan hasil evaluasi selama satu semester terhadap pembelajaran yang sudah kita selesaikan, dan mulailah libur semester selama satu minggu. Mulai tanggal 5 Januari penulis selaku guru, harus bersiap-siap untuk memulai memberikan materi baru, terutama yang kelas IX karena tidak lama lagi mereka  akan menghadapi Ujian nasional.

Penulis adalah salah satu guru yang mengajarkan pelajaran matematika, yang merupakan salah satu pelajaran yang di Ujian Nasionalkan, oleh sebab itu segala usaha dan upaya selaku kewajiban penulis untuk menyampaikan  kepada siswa , termasuk belajar tambahan disore hari lebih kurang 3 bulan juga dilaksanakan supaya apa yang ditanyakan disaat ujian nanti  siswa dapat dengan mudah menjawab nya.

Tapi belakangan ini penulis merasa sangat kecewa karena disaat kita mengajarkan  mereka bisa, tapi disaat ulangan harian nilai mereka semuanya di bawah KKM kecuali hanya beberapa siswa yang mendapat nilai diatas KKM ,penulis merasa heran disaat penulis membagi lembaran jawaban mereka , mereka tidak merasa bersalah sedikitpun dan mereka bangga dengan apa yang sudah mereka dapat, karena mereka beranggapan bahwa Ujian Nasional itu ujian yang paling mudah, dibandingkan dengan ulangan harian,  karena kalau Ujian Nasional jawaban sudah beredar  dimana-mana.  Malah pernah di saat penulis  sebagai pengawas di satu sekolah, datang salah seorang guru  sekolah tersebut untuk meminta izin supaya bisa memberi kunci jawaban kepada anak-anaknya.

Sungguh kita sayangkan dimana letak kewibawaan seorang guru, kalau disaat ujian jawaban diberikan kepada siswa, selama tiga tahun kita mendidik, mengajar dan membimbing ke jalan yang benar, hanya dapat dihapus dalam waktu sekejab,  bukankah secara tidak sadar bahwa guru tersebut sedang mencetak dan membentuk karakter yang berani berbuat curang dan generasi yang   menghalalkan segala cara, asal tujuannya tercapai ?

Tetapi dibalik itu, tidak lepas dari kesalahan orang-orang yang punya jabatan yang ingin memenangkan diri sendiri, dengan tidak memikirkan,sepuluh tahun yang akan datang  apa yang akan terjadi akibat dari perbuatannya. Seperti sekarang ini penulis bisa melihat hasil Ujian Nasional bahwa rata-rata sekolah hampir 100 % dinyatakan lulus, dengan rata –rata matematika  9,00 sementara disaat penulis melihat nilai-nilai mereka  malah yang mendapat nilai 9,00 adalah siswa yang ulangan hariannya dibawah nilai kkm,  dan pihah-pihak tertentu merasa bangga dengan hasil yang diperolehnya dengan tidak memikirkan jalan apa yang sudah ditempuh.

Nilai tertinggi malah diraih oleh siswa yang tidak bisa, disinilah kami selaku guru sangat kecewa karena  hak dan kewajiban kami untuk memberi nilai siswa  yang betul –betul mampu dan bisa tipertanggungjawabkan terhadap nilai yang diraihnya di rampas oleh pihak-pihak tertentu sehingga nilai yang di peroleh siswa tidak tepat pada sasarannya.  Penulis sangat berharap kepada semua pihak ,mulailah  dengan lembaran baru di tahun 2015 ini,  biarlah berjalan yang semestinya tidak perlu kita tutupi kegagalan kita dengan kebohongan, tapi jadilah kegagalan itu sebagai modal utama untuk meraih  kesuksesan dimasa yang akan datang.

Marilah kita renungkan, berdausakah kita, sementara siswa yang seharusnya memperoleh nilai yang tinggi bukan siswa yang pandai,dia Cuma bisa meraih nilai dibawah 9,00 karena mereka tidak yakin dengan kunci jawaban  yang beredar dan mereka merasa tidak jujur kalau  seandainya mengambil jawaban yang beredar itu.

Bukankah  disetiap lembaran jawaban  (LJUN)itutertulis “ Saya Mengerjakan Ujian ini dengan Jujur “ untuk apa semboyan ini, ternyata dengan tidak menyadari bahwa sudah menciptakan karakter siswa untuk berbohong.  Janganlah kita hancurkan  karakter  mereka yang sudah terbentuk, berilah kesempatan mereka untuk meraih kesuksesan dengan sebuah kejujuran, sehingga harapan kita kedepan tumbuhlah pejabat-pejabat yang jujur  yang punya keahlian, yang tidak menghalalkan segala cara demi untuk meraih sebuah jabatan. Malah kita sering mendengar “Tunggulah suatu kehancuran, jika sesuatu itu dipinpin oleh yang bukan ahlinya”.

Mulailah dengan niat yang baik, bekerjalah dengan sungguh-sungguh , janganlah bekerja karena mengharap pujian, tapi bekerjalah karena  Allah, karena siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun