Memang, dalam kondisi tertentu perempuan bisa mudah terpancing emosinya. Berdasarkan pengalaman, penyebab utamanya adalah karena kecapekan. Ya, "mungkin dia lelah".Â
Termasuk ketika menghadapi anak-anak. Namun, seorang ibu akan dengan mudah meredam emosinya dan dengan sabar mendampingi putra putrinya.
Kedua, ibu memiliki instink alami yang tidak dimiliki oleh seorang ayah
Tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan instink seorang perempuan ketika menjadi ibu sangat kuat. Seolah ada semacam magnet yang merekatkan hubungan ibu dan anak.Â
Aku jadi teringat ketika adikku masih kecil. Sebagai anak bungsu, dia sangat dekat dengan ibu. Ketika pulang sekolah ibu tidak didapatinya di rumah, dia menangis sejadi-jadinya.Â
Namun begitu mendengar suara ibu, hanya satu kata."Lha!", seketika itu cep, tangispun berhenti. Sama halnya ketika bayi menangis, begitu mendengar suara ibu,"La la lala!", si bayipun terdiam. Subhanallah.
Ketiga, ibu lebih tahu karakter dan moral anak dibandingkan ayah
Keistimewaan seorang perempuan ketika seorang ibu adalah ketika dia lebih memahami karakter dan moral anak dibanding ayah.Â
Seolah-olah dia sudah menyelami kepribadian masing-masing anak. Dan diapun tahu cara terbaik menghadapi kelakuan anak, tanpa harus membuatnya merasa tidak dihargai.