Mohon tunggu...
Aziz Abdul Ngashim
Aziz Abdul Ngashim Mohon Tunggu... Administrasi - pembaca tanda dan angka

suka dunia jurnalistik, sosial media strategy, kampanye media sosial, internet marketing. sisanya nulis buat enjoy aja. smile

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

memanusiakan kompasianer

2 September 2010   10:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:30 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sebelum saya memuat tulisan dibawah, sebelumnya sama mau mohon maaf kalau tulisan-tulisan terdahulu terlambat saya tanggapi ataupun saya mulai jarang berkunjung kelapak teman-teman karena minimnya koneksi internet ditempat saya beberapa saat yang lalu. terimakssih...

-------------------------------------------------------------------------

memanusiakan kompasianer, judul yang saya buat memang tidak kreatif, alias hanya plesetan dari istilah yang sering kita dengar yaitu memanusiakan manusia. yang dalam pemahaman sederhana yaitu menghormati dan menghargai sesama manusia. apa definisi manusia, saya susah untuk menjabarkannya karena tiap-tiap dari kita memiliki definisi tersendiri tentang itu, jadi saya sendiri tidak akan masuk dalam perdebatan tentang esensi dari manusia itu sendiri. lalu kompasianer, semua kita sudah tahulah, kompasianer adalah sebuatan untuk para blogger, yang menulis baik itu hanya komensiana/hanya komentar saja, atau bahkan hanya menulis tidak mau komentar bahkan memberi tanggapan pun tidak, atau yang rajin ber-muhibah kelapak-lapak orang plus rajin pula menulis.

seperti ditulis di atas, memanusiakan kompasianer lebih ditunjukan untuk bagaimana kita -minimal- sebagai kompasianer bisa saling menjaga emosi masing-masing. maap sebelumnya saya tidaklah dalam posisi menggurui kawan-kawan, om, tante, ibu, bapak yang sudah lebih lama makan asam, garam, gula, madu dan empedu kehidupan maupun di kompasiana sendiri. saya hanya ingin mengingatkan diri sendiri dengan bercermin layar monitor untuk tidak berlebihan dalam bersikap.

melihat perkembangan kompasiana akhir-akhir ini saya merasa, sang rumah sehat harus mengalami sedikit renovasi, bukan bangunannya tapi para penghuninya. perdebatan tentu boleh saja, dari yang sekedar bercanda hingga serangan tapi dalam bentuk tulisan dibantu fakta. tapi tentu saja ada koridor yang menurut hemat saya perlu agak ditahan oleh beberapa kompasianer, saya ambil beberapa contoh, seperti mempertanyakan apakah si "E" beneran masih "muda" atau "tua" hanya karena tulisannya "dewasa" dan mempostingnya berulang-ulang, menuduh blunder si "A" "B" "C" terus menuduhnya bla-bla dan menyerang dengan tuduhan "penjilat" hingga seputar perdebatan agama yang justru tanpa ujung dan jauh keluar dar substansi dan akhirnya menyerang individu.

saya kira beberapa hal itu menurut hemat saya sangat tidak sehat. sekali lagi ini hanyalah opini saya pribadi dan sama sekali tidak meminta kawan-kawan untuk satu pendapat dengan saya. tentu saya faham sebelumnya bahwa setiap manusia diciptakan berbeda dengan jalan hidup berbeda sehingga mempunyai tesis yang berbeda pula walau diberikan hipotesis yang sama. beberapa hal yang saya sesalkan adalah tulisan yang "menyerang" hingga "membunuh" individu tertentu, apakah harus seperti itu......... itu pertanyaan besar yang saya harus benar-benar saya cerna...

suatu waktu, saya pernah memberi komentar yang agak kurang sehat di salah satu lapak teman yang tulisannya "copas" dana beberapa saat kemudian saya ditegur oleh salah satu kompasianer (yang bukan penulis artikel tersebut). inti teguranannya kira-kira sederhana, bahwa tegurlah dengan lebih halus lewat japri atau sapaan tanpa melukai hati penulis, nasehat itu masih saya ingat sampai sekarang. dilain waktu saya pernah menegur seorang kompasianer lewat sapaan karena masalah "spam" saya mencoba menegur halus, tapi ternyata teguran yang saya anggap halus untuk menunjukan ketidaksukaan saya, dianggap dan diterima kurang berkenan. saya faham bagaimana manusia mencoba menerima dan mencerna dengan cara masing-masing.

memanusiakan kompasianer bukanlah legalitas untuk menjadikan bahwa kompasianer adalah manusia sehingga bebas melakukan apa saja "suka-suka saya, tulisan-tulisan saya" tapi memanusiakan kompasianer adalah sebuah ajakan bahwa kita berbeda untuk sedikit ber-empati bahwa "memang tulisan saya tapi juga dibaca orang". penulis boleh saja menulis sesuka hatinya tapi juga pikirkan hati orang yang menjadi bahan tulisan. apakah dengan menulis keburukannya lebih banyak manfaat atau mudharat?....

mungkin kita ingin menegur seseorang karena kita tidak suka, tapi kita tidak harus mempublikasikannya besar ketidaksukaan kita didepan umum, bukankah kita satu rumah. apa susahnya kita menegur secara pribadi ketidaksukaan kita "one by one", tanpa membawa dampak emosi bagi yang lain. mungkin kita penasaran, seseorang masih gadis atau sudah janda, kan tinggal kirim pesan saja dan bertanya tentang hal itu, tanpa harus menulisnya besar-besar, dengan judul dan tulisan yang propokativ. karena kebebasan dan hak sebagai manusia juga dibatas oleh hak dan kebebasan orang lain. karena suara kita juga dibatasi pendengaran orang lain.

saya sebagai manusia dan kompasianer dalam hal ini tentu tidak bersih dari dosa, saya pasti pernah salah, dan dalam tulisan ini sama sekali saya tidak bermaksud menggurui atau sok menasehati, hanya saja saya sedang menjadikan monitor didepan saya sebagai cermin dan keyboard sebagai mic untuk berbicara.

memang dinamika kompasiana selalu bergerak, lebih dari satu semester saya kuliah di kompasiana dan sedikit demi sedikit saya mulai faham dan mengerti perkembangannya. sekali lagi di ujung ramadhan ini saya memohon maaf kalo ada salah-salah kata dalam setip tulisan saya baik, postingan, komentar, pesan, ataupun sapaan.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun