Mohon tunggu...
Azhari
Azhari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Merdeka di Era Digital

7 Agustus 2018   15:40 Diperbarui: 7 Agustus 2018   15:49 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era digital saat ini telah menggiring masyarakat mempunyai kesadaran informasi dan kegiatan sosial yang tidak pernah ada pada masyarakat tradisional sebelumnya. Sisi positif era digital di Indonesia adalah telah memaksakan bergulirnya proses demokratisasi dan kesetaraan informasi di tengah dominasi politik. 

Berarti telah terjadi perkembangan partisipasi rakyat di semua sektor kehidupan, termasuk ekonomi dan politik dan berkurangnya praktik-praktik otoriter dan hal ini berpotensi mendorong kemakmuran masyarakat secara cepat (Adam Przeworski:1993).

Era digital bisa dimaksimalkan di tengah relasi demokratisasi dan perubahan ekonomi yang dapat dilihat dari studi transformasi rezim yang berorientasi makro. Memang saling terkait antara era digital dan demokrasi yang secara tipikal merupakan konsekuensi dari pembangunan ekonomi, transformasi struktur kelas, peningkatan pendidikan dan semacamnya. Negeri ini pernah terpuruk pada paruh kedua 1997 yang telah menggoyahkan ekonomi (Anne Booth: 2001).

Harga-harga melonjak tinggi, kurs rupiah merambat naik, hutang luar negeri naik berlipat-lipat, dunia perbankan bank-bank berada terpuruk, dan indikasi-indikasi kebangkrutan ekonomi lainnya. Bersamaan dengan itu Indonesia mulai menemukan titik terang demokratisasi sejak tumbangnya Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaannya pada 1998. 

Demokrasi tidak sebatas suatu sistem yang telah mencapai perimbangan kekuasaan yang pelik antara lembaga-lembaga politik dan kekuatan-kekuatan sosial yang dinamis. Lebih dari itu, ia adalah acuan gagasan bagi orang-seorang dalam semua dimensi kegiatannya.8 Tentu dalam proses tersebut terdapat kontribusi teknologi informasi dan dunia digital.

Era digital saat ini terlanjur diposisikan sebagai pintu masuk bagi perubahan ekonomi menuju ke arah yang lebih baik, terutama bagi masyarakat kecil. Tentu ini terobosan di tengah ekonomi di Indonesia yang pada kenyataannya masih dikuasai oleh segelintir orang dan status quo. Beberapa alasan yang mendorong hal ini terjadi. 

Pertama, era digital terlanjur perkasa di hadapan siapa saja kecuali di tangan anak-anak muda yang kreatif yang kemudian tumbuh menjadi kekuatan baru yang sukses. Di sisi lain negara belum mampu menjaga keseimbangan antara pembangunan institusi politik dan pesatnya perkembangan institusi-institusi ekonomi digital. Percepatan dunia digital tidak secara otomatis berimplikasi positif kepada perilaku politik yang mendukung perubahan ekonomi menjadi lebih baik. 

Tradisi yang sebenarnya sudah lama terjadi, Dulu di era Orde Baru juga terjadi kelambanan di bidang politik dengan alasan memprioritaskan perbaikan ekonomi sebagai alasan langkah balik dari Orde Lama yang terlalu mengabaikan bidang ekonomi tapi juga mencampurinya (Sigmund Neumann: 1980).

Kedua, era digital telah memberikan perlakuan yang sama berbanding terbalik dengan proses demokratisasi di Indonesia yang masih tidak bisa melepaskan diri dari pola patron-klien yang bersifat tertutup dan berkelompok terbatas (Richard Borsuk: 2001). 

Akibatnya, peluang usaha, fasilitas dan manfaat regulasi ekonomi yang semula tidak bergulir pada lapisan massa yang besar jumlahnya saat ini menjadi lepas bebas. Dulu segelintir penguasa aset produktif merasa aman di dalam sistem tertutup namun sekarang mereka harus survive di tengah gempuran anak muda yang akrab dengan era digital. 

Zaman sudah berubah di mana tak ampuh lagi jaringan ekonomi-politik yang tertutup bercirikan korporatisme di mana Pemerintah memainkan peran sebagai sumber regulasi, lisensi, dan fasilitas, dimainkan secara tertutup untuk kalangan terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun