Mohon tunggu...
Azahra Zefanya
Azahra Zefanya Mohon Tunggu... Tutor - mahasiswi

hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemahamaan Belajar Materi Atom SMA

13 September 2022   21:54 Diperbarui: 13 September 2022   22:04 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Sistem pembelajaran tersusun atas unsur-unsur baik manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Unsurunsur penyusun sistem saling bergantung satu sama lain dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk menciptakan terjadinya aktifitas belajar baik di dalam maupun di luar sekolah. Kemampuan kognitif memegang peran utama dalam proses belajar, yang memungkinkan peserta didik dapat menguasai materi pelajaran lebih efektif dan efisien. Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMA terbagi menjadi Biologi, Fisika dan Kimia. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahan yang menghasilkan zat baru serta energi yang menyertainya. Pokok bahasan yang terdapat dalam pelajaran kimia salah satunya adalah struktur atom. Struktur atom sebagai salah satu pokok bahasan yang dipelajari di SMA terdiri dari beberapa sub pokok bahasan yaitu: perkembangan teori atom, teori atom Dalton, teori atom Thomson, teori atom Rutherford, partikel penyusun inti atom, susunan atom, massa atom dan massa atom relatif, konfigurasi elektron, dan elektron valensi (Purba, 2006: 18-39). Pemahaman konsep-konsep dalam pokok bahasan struktur atom perlu dipahami dengan baik karena menjadi dasar untuk penguasaan konsep pada pokok bahasan lainnya. Kesalahan peserta didik dalam memahami konsep-konsep pada pokok bahasan struktur atom dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pemahaman konsepkonsep kimia yang lebih lanjut. Pemahaman konsep yang salah dan diyakini. Faktor-faktor Penyebab Miskonsepsi Wawancara selanjutnya dilakukan pada peserta didik dan guru serta studi kepustakaan untuk mengetahui penyebab miskonsepsi peserta didik
1) Kurangnya kemampuan dasar peserta didik.
2) Minat peserta didik untuk belajar kimia yang rendah.
3) Minimnya sumber belajar yang digunakan peserta didik. Model serta metode mengajar yang diberikan guru kurang variatif.
Faktor-faktor ini meliputi kemampuan dasar dan minat peserta didik yang kurang dalam mempelajari kimia. Kurangnya kemampuan dasar peserta didik mengakibatkan peserta didik kesulitan dalam memahami konsep, menghubungkan konsep-konsep yang berkaitan, dan menggunakan konsep dalam bentuk aplikasinya. Kecenderungan peserta didik untuk menghafal suatu konsep atau rumus dan jika sumber yang didapat salah maka akan menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Minat dan motivasi belajar peserta didik yang kurang dalam mempelajari kimia menyebabkan peserta didik hanya menjadikan penjelasan guru sebagai sumber utama dalam belajar, peserta didik tidak mencari sumber-sumber lain sebagai pelengkap materi yang diberikan guru serta kurang seriusnya peserta didik dalam mengikuti pelajaran kimia. Penyebab miskonsepsi pada peserta didik selain berasal dari peserta didik itu sendiri juga berasal dari buku teks yang digunakan oleh peserta didik. Peserta didik hanya menggunakan buku lembar kerja peserta didik (LKS) yang diberikan oleh sekolah tanpa mencari sumber tambahan dari buku lain, sehingga peserta didik hanya berpatokan pada materi yang disajikan dalam LKS yang cenderung kurang dalam penekanan konsep terhadap konsepsi yang dipelajari. Penekanan konsep yang kurang jika tidak dilengkapi dengan sumber lainnya akan menyebabkan timbulnya miskonsepsi peserta didik. Model dan metode mengajar yang kurang variatif juga menjadi salah satu penyebab terjadinya miskonsepsi pada peserta didik. Guru cenderung menggunakan metode yang berpusat pada guru, dimana guru hanya menjelaskan konsepsi-konsepsi pada materi yang diajarkan kemudian didengar dan dicatat oleh peserta didik, sehingga penjelasan guru sangat berpengaruh dalam pemahaman konsepsi peserta didik. Hasil wawancara juga menunjukkan terdapat beberapa persoalan yang dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran kimia, yaitu minimnya waktu yang diberikan oleh sekolah dalam pembelajaran kimia dan jumlah guru mata pelajaran kimia yang hanya terbatas juga menjadi kendala dalam memaksimalkan pembelajaran kimia di sekolah. Miskonsepsi pada peserta didik berdasarkan faktor-faktor penyebabnya dapat diatasi dengan cara-cara berikut.
(1) Kurangnya kemampuan dasar peserta didik dapat diatasi dengan mencari tahu sejauh mana konsep peserta didik yang kurang lengkap dan sedikit demi sedikit guru membantu melengkapi bagian-bagian konsep yang kurang tersebut. Guru perlu dengan sabar memberi perhatian khusus untuk membantu peserta didik yang kemampuannya rendah sesuai dengan daya tangkap peserta didik, karena hal ini memerlukan waktu dan proses secara terus menerus. Tugas individu maupun kelompok perlu diberikan pada peserta didik untuk membuat peserta didik mempelajari kembali materi yang didapat di sekolah. Kurangnya minat belajar peserta didik dapat diatasi dengan menjadikan kegiatan pembelajaran yang menarik. Metode dan model yang digunakan dalam pembelajaran kimia harus tepat serta bervariasi, sehingga meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Hubungan baik (kedekatan) antara guru dengan peserta didik juga sangat perlu dibangun, karena hal ini juga dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.
(2) Miskonsepsi karena minimnya buku teks yang digunakan dapat diatasi dengan cara memperkenalkan buku-buku penunjang lain atau sumber-sumber lain yang dapat mendukung konsep-konsep yang ada pada buku pegangan peserta didik. Penyajian materi dari berbagai sumber juga dapat digunakan untuk mengatasi miskonsepsi yang disebabkan oleh buku pegangan peserta didik.
(3) Metode mengajar yang tepat dan bervariasi dalam pembelajaran kimia dapat dilakukan untuk mengatasi miskonsepsi yang disebabkan oleh kurang variatifnya metode dan model mengajar yang digunakan guru. Model dan metode yang mengarah pada keaktifan peserta didik dapat dicoba oleh guru mata pelajaran kimia untuk mencegah terjadinya miskonsepsi akibat model dan metode mengajar yang digunakan guru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun