Mohon tunggu...
Hammam Imtiyaz Faza
Hammam Imtiyaz Faza Mohon Tunggu... siswa

SMA Labschool Cibubur

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI Dalam Pembelajaran: Antara Kemudahan dan Ketergantungan.

5 Oktober 2025   15:55 Diperbarui: 5 Oktober 2025   15:55 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Kecerdasan Buatan (AI) berkembang dengan sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir. Teknologi ini memungkinkan mesin menirukan kemampuan berpikir manusia, seperti mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah. Dalam bidang pendidikan, AI berperan penting dalam memperluas pemerataan akses belajar. Teknologi ini mampu mengatasi berbagai hambatan, mulai dari keterbatasan fisik hingga jarak geografis. Melalui dukungan AI, kini lebih banyak orang dengan berbagai latar belakang dapat memperoleh kesempatan belajar.

Selain memudahkan akses pendidikan, AI juga menjadi andalan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Tak sedikit siswa yang memanfaatkan kecerdasan buatan seperti ChatGPT, Gemini, dan DeepSeek untuk merangkum materi, mencari penjelasan tambahan, hingga menyelesaikan persoalan yang rumit. Dengan kehadirannya, AI mewujudkan proses belajar yang lebih efisien sekaligus memberikan referensi alternatif yang sebelumnya sulit diperoleh hanya melalui buku paket.

Pemanfaatan AI oleh siswa dalam proses pembelajaran tidak selalu berjalan mulus. Mendapatkan jawaban yang benar secara instan untuk mengerjakan tugas atau soal-soal ujian tidaklah menjamin bahwa mereka benar-benar memahami materi tersebut, karena masih ada kecenderungan menyalin jawaban atau bekerja sama tanpa berpikir mandiri. Selain itu, kecanggihan kecerdasan buatan juga menimbulkan permasalahan lain, seperti plagiarisme dan ketergantungan berlebihan terhadap teknologi dalam pemecahan masalah sederhana.

Oleh karena itu, pemanfaatan AI dalam pendidikan tidak seharusnya dijadikan sebagai jalan pintas atau sekadar alat bantu. Guru dan sekolah perlu memberikan bimbingan serta pengawasan agar siswa menggunakan teknologi ini secara bijak, misalnya dengan mengarahkan mereka pada sumber-sumber belajar yang tepercaya. Di sisi lain, siswa juga perlu mengembangkan sikap tanggung jawab dan kemandirian dalam memanfaatkan AI. Dengan demikian, kecerdasan buatan tidak hanya menjadi alat untuk mencari jawaban instan, tetapi juga dapat berperan sebagai mitra belajar yang mendorong pemahaman dan kreativitas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun