(28/10) Sejumlah 10 mahasiswi Universitas Negeri Semarang tengah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan  dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Disamping itu, PKL menjadi syarat kelulusan seorang pelajar dengan lama pelaksanaan sekitar 1 bulan.
Program Studi Gizi UNNES memiliki 4 bidang Praktik Kerja Lapangan, salah satunya yaitu bidang Gizi Olahraga. Sudah menjadi rahasia umum bahwa olahraga dan gizi saling terkait mengingat gizi berperan penting dalam pengelolaan makanan dan kinerja fisik yang bermanfaat untuk kesehatan, kebugaran, pertumbuhan, serta pembinaan prestasi olahragawan. Namun hingga saat ini masih banyak masyarakat yang abai terhadap makanan yang diasup dan pengaruhnya bagi tubuh. Jika terus dibiarkan, maka hal itu dapat berdampak buruk bagi kesehatan terutama bagi seorang atlet, sebab makanan dan minuman akan berpengaruh pada kinerja atlet saat berada di lapangan. Melalui kegiatan PKL ini, mahasiswa gizi diminta untuk berpartisipasi dalam memberikan edukasi gizi bagi atlet. Dimulai dari survei lokasi dan berkoordinasi dengan supervisor, kemudian dilakukan pengukuran antropometri dan pengkajian data riwayat makan sampai melahirkan diagnosis serta usulan intervensi yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan klien, lalu mengawal hingga evaluasi dan monitoring berakhir.
Tyrex Java Futsal Semarang adalah media pelatihan olahraga futsal bagi remaja putra maupun putri. Club yang baru saja berdiri sejak 2019 ini telah memiliki total 77 anggota dengan rentang usia 10-18 tahun. Menyoroti usia anggota yang merupakan usia emas untuk memaksimalkan tumbuh kembang, kami mencoba memberikan pendampingan gizi mengingat pada usia tersebut remaja rentan terkena body image yang dapat mempengaruhi persepsi terhadap makanan.
Berdasarkan hasil pengukuran dan wawancara yang sudah dianalisis, mayoritas status gizi atlet berada dalam kategori gizi baik menurut IMT/U. Akan tetapi masih perlu adanya pendekatan lebih lanjut mengenai variasi makanan, pola makan serta persepsi yang salah terkait makanan atau gizi. Contohnya yaitu melewatkan sarapan karena dirasa tidak perlu atau tidak sempat. Perkara tersebut tentungnya akan menjadi peringatan terlebih status gizi remaja dapat berpengaruh pada produktivitas saat ini maupun di masa yang akan datang.
Tak hanya tugas ahli gizi, peran keluarga dan lingkungan sekitar diperlukan untuk memperbaiki kepercayaan dan pengetahuan terkait nutrisi yang kurang tepat. Minimnya posisi ahli gizi dalam bidang olahraga membuat keberadaannya sangat diperlukan. Diharapkan bagi penyelenggara atau penanggung jawab klub atau tempat penggiat olahraga dapat mengadakan pembinaan gizi secara berkala untuk staff maupun anggota yang terlibat.
