Mohon tunggu...
Ayu Novita Pramesti
Ayu Novita Pramesti Mohon Tunggu... Administrasi - penggemar tahu, kucing, dan buku

senang menjadi diri sendiri yang sederhana dan mengena

Selanjutnya

Tutup

Politik

Poker Face

5 Maret 2013   02:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:19 7094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Poker Face ternyata bukan sekadar judul lagu yang dinyanyikan Lady Gaga. Ada makna tersirat di dalamnya yang bisa digali. Apa sebenarnya makna Poker Face?

Poker Face adalah istilah yang digunakan untuk menyebut  ekspresi wajah para pemain judi poker. Ketika mendapat kartu yang pas, ia tak boleh menunjukkan ekspresi senang. Ketika mendapat kartu yang tidak pas, ia juga tak boleh menunjukkan ekspresi sedih. Semua itu dilakukan agar wajahnya tak 'terbaca' lawan.

Ternyata Poker Face tak hanya digunakan dalam area judi. Di ranah politikpun bisa kita temui. Contoh terhangat, seorang politisi yang menjadi tersangka korupsi, sama sekali tak menunjukkan ekspresi bersalahnya di hadapan publik. Ekspresi mukanya datar saja, tampak tenang. Dia pandai sekali menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi.

Masih ingat kisah The Smiling General? Dalam pidatonya sebagai penguasa, ia tampak tenang. Tutur katanya pelan, jarang sekali menggeretak. Senyum terus mengembang dari bibirnya. Padahal, di balik semua itu, ada ribuan korban yang 'dipaksa' mangkat dari dunia ini dengan perintahnya. Ada banyak musuh politik yang tak ketahuan rimbanya...

Ya begitulah. Orang yang cerdas itu wajahnya ada di hatinya. Sebaliknya, orang yang 'kurang' cerdas itu hatinya ada di wajahnya.

Termasuk yang manakah Anda?

Jika Anda orang yang pertama, gunakanlah kecerdasan itu untuk kemaslahatan orang banyak, bukan untuk menipu diri Anda dan orang lain.

Jika Anda orang yang kedua, berarti Anda harus belajar lagi apa itu Poker Face...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun