Mohon tunggu...
Ayu Novita Rantika putri
Ayu Novita Rantika putri Mohon Tunggu... Paralegal

Menulis bukan sekadar kata, tapi cara melihat dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berpendidikan itu Hak, Bukan Pilihan: Mengapa Perempuan harus tahu ini?

29 September 2025   15:53 Diperbarui: 29 September 2025   15:53 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pendidikan bukan sekadar kewajiban sekolah atau kuliah. Bagi perempuan, pendidikan adalah hak fundamental, alat untuk mandiri, berdaya, dan memengaruhi dunia di sekitarnya. Sayangnya, masih banyak yang menganggap pendidikan perempuan sebagai "opsional" atau sekadar pelengkap, padahal manfaatnya jauh lebih besar dari sekadar gelar.

Bayangkan seorang perempuan muda yang tumbuh di kota kecil. Dia punya mimpi besar, tapi lingkungannya bilang, "Sekolah cuma sampai SMA cukup, nanti nikah aja." Jika dia menyerah, mimpi itu akan terhenti. Tapi jika dia berpendidikan, segala peluang terbuka: pekerjaan yang layak, kemampuan membuat keputusan, dan akses ke informasi yang penting untuk kehidupan sehari-hari. Pendidikan memberi perempuan kendali atas hidupnya sendiri.

Perempuan yang berpendidikan juga lebih siap menghadapi dunia kerja dan ekonomi. Mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih stabil, memahami hak-hak di tempat kerja, dan bahkan menjadi pengusaha mandiri. Misalnya, perempuan yang menguasai literasi digital dapat memulai usaha online, mengelola keuangan, dan memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan bisnis. Dengan begitu, pendidikan bukan sekadar teori, tapi alat praktis untuk hidup mandiri.

Selain itu, pendidikan membantu perempuan memahami dunia di luar lingkungan terdekatnya. Di era digital, informasi datang begitu cepat: berita, media sosial, atau kebijakan pemerintah yang memengaruhi hidup sehari-hari. Perempuan yang berpendidikan mampu memilah informasi, mengidentifikasi hoaks, dan membuat keputusan yang cerdas. Literasi ini penting agar perempuan tidak menjadi korban manipulasi informasi, tapi justru menjadi agen perubahan.

Pendidikan juga membuka jalan bagi perempuan untuk ikut serta dalam politik dan pengambilan keputusan. Keterwakilan perempuan di lembaga publik, organisasi, atau komunitas tidak muncul begitu saja; dibutuhkan pemahaman, kemampuan komunikasi, dan pengetahuan sosial-politik. Perempuan yang berpendidikan bisa bersuara lebih percaya diri, memengaruhi kebijakan publik, dan menjadi panutan di masyarakat. Contohnya, perempuan yang aktif di organisasi mahasiswa atau komunitas sosial sering membawa perspektif baru yang bermanfaat bagi banyak orang.

Lebih dari itu, pendidikan membuat perempuan bisa menginspirasi generasi berikutnya. Seorang perempuan berpendidikan menunjukkan pada anak-anak dan komunitasnya bahwa belajar, memahami dunia, dan berdaya itu penting. Mereka membuka jalan agar kesempatan yang sama bisa diraih generasi muda berikutnya. Pendidikan bukan sekadar hak diri sendiri, tapi juga kontribusi terhadap perubahan sosial yang lebih luas.

Di era sekarang, pendidikan perempuan bukan hanya soal gelar atau pekerjaan, tapi soal menguasai dunia dengan cerdas dan mandiri. Dengan pendidikan, perempuan bisa hidup lebih percaya diri, berdaya, dan berkontribusi nyata di masyarakat. Tidak ada alasan untuk menunda atau meremehkan pendidikan---karena berpendidikan itu hak, bukan pilihan.

Bagi Gen Z, pesan ini jelas: jangan takut belajar, jangan merasa "ribet", dan jangan remehkan potensi diri. Pendidikan membuka peluang, membentuk karakter, dan menyiapkan perempuan untuk menghadapi dunia dengan strategi, pemahaman, dan keberanian. Jadi, mulai dari sekarang, manfaatkan setiap kesempatan belajar. Karena perempuan yang berpendidikan bukan cuma keren, tapi juga kuat, mandiri, dan berpengaruh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun