Mohon tunggu...
ayuni rahmadhania
ayuni rahmadhania Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa umy

Selanjutnya

Tutup

Money

Lika-liku Pedagang Ikan di Masa Pandemi

30 Oktober 2020   21:32 Diperbarui: 30 Oktober 2020   21:42 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Covid-19 ini sudah berjalan hampir satu tahun, hal ini merambas kesemua bidang, dan semua orang merasakan dampaknya baik pekerja ataupun pelajar sekali pun. Pedangang dipasar pun merasakannya, dikarna pandemi yang tidak kunjung usai ini semua orang harus memutar otak untuk bisa survive dan bertahan ditengah pandemi ini. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) salah satu usaha pemerintah untuk memperlambat penularan Covid-19 ternyata mempunyai dampak yang sangat amat tidak baik terhadap sektor ekonomi.

Alrido Akbar (29), seorang pedagang ikan di Pekanbaru menceritakan bagaimana kehidupan dan perekonomiannya sangat amat berubah dikarnakan pandemi ini. 

Mulai dari banyak hal yang dia lakukan seperti mulai dari berpikir bagaimana caranya agar usahanya bisa tetap berjalan meskipun ditengah pandemi, lalu mulai berpikir untuk membuat usaha lain tapi tidak bisa diwujudkan dikarnakan membutuhkan modal yang dimana keadaan tidak bisa mensupport hal tersebut.

Ridho menyadari tidak hanya usahanya yang menurun saat ini, maka dari itu dia hanya bisa terus berdoa dan tetap berjualan dengan semangat demi menghidupi keluarganya. Dia pun terpaksa harus memangkas gaji karyawannya dikarenakan pendapatan yang memang saat ini sedang berkurang jauh.

"Semua ini pilihan, jika ingin survive ayo coba bareng-bareng dengan keadaan saat ini dan gaji yang seadanya, kalau ga mau ya silahkan pergi dan cari pekerjaan yang lain," ujarnya saat ditemui langsung (29/10/2020).

Menurut Ridho dampak dari Covid-19 ini sangat terasa ketika pemerintah menerapkan PSBB pada (24/4/2020). Pemerintah memberitahukan agar semua orang tetap berada dirumah yang artinya pedagang juga tidak bisa berjualan seperti biasanya dipasar, selain itu berita beredar dimana-mana yang membuat semua orang takut untuk keluar dan dampaknya adalah ekonomi semakin menurun dan apa yang orang jual dipasar tidak bisa laku.

"Ya karna PSBB waktu itu semua orang takut untuk keluar terus kita ga bisa jualan dengan bebas jadi kerugian saat itu parah banget dan merosot. Semua orang juga sedang ga punya uang jadi ya mau gimana, harus sabar dan pandai pandai," ujarnya.

Memang sulit untuk bertahan di masa pandemi saat ini, dimana kita harus menjaga diri agar tidak terkena Covid-19 dan harus selalu mengikuti protokol kesehatan. Bahkan jika dilihat saat ini orang orang sudah mulai melupakan Covid-19 ini, karna jika terus memikirkan corona maka kehidupan tidak bisa berjalan, ada keluarga yang harus dihidupi dan pendidikan untuk anak yang harus dipenuhi.

"Bodo amat sama Korona, kalau diikutin ya mau ngasi makan anak istri dengan apa, jadi ya mau gamau harus mengambil resiko, ya walaupun  kadang takut kena dan malah menularkan keanak, tapi kalau udah gini ya harus turun langsusng untuk memastikan semuanya berjalan lancar dan aman," ujarnya.

Melalui wawancara ini dengan Ridho, terlihat bahwasannya orang-orang yang berjualan dipasar sangat sedikit yang menerapkan protokol kesehatan, terlebih untuk menerapkan Social Distancing disana. Bahkan pembeli pun sudah jarang yang menggunakan masker jadi semakin kesini jika dilihat orang-orang memang semakin melupakan Covid-19 ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun