Dulu aku mencemaskan semua hal. Hal-hal yang tampak bermakna, sebenarnya tak bermakna. Aku mencemaskan hidup. Aku cemas apa yang akan terjadi jika aku berperasaan lagi. Aku tak layak untuk itu. Lalu tanpa menyadarinya, aku berubah. Aku tak khawatirkan apa yang akan terjadi jika aku hidup. Aku mencemaskan apa yang akan terjadi jika aku mati. Apa yang akan aku lewatkan. Aku khawatir tak mampu mengingat. Tidak mengingat semua moment. Semua tempat. Dan itu karna seseorang. Karna dia mengajariku arti berkelana. Dia mengajariku tak perlu mendaki gunung untuk berdiri dipuncak dunia. Â Bahkan tempat terburuk pun bisa indah, asalkan kau meluangkan waktu untuk melihat. Tersesat bukan masalah. Asalkan kau menemukan jalan pulang. Tapi dalam mempelajari itu semua, aku melewatkan sesuatu yang lebih penting, melihatnya. Aku tak sadar dia kesakitan. Aku tak sadar selama ini ia mengajariku cara melanjutkan hidup. Dulu dia seorang pemimpi. Dia bermimpi saat terjaga. Dia memimpikan semua keindahan didunia dan dia mewujudkannya. Dia mengajariku bahwa ada keindahan ditempat yang tak terduga dan ada tempat-tempat yang terang, bahkan dimasa kelam. Jika tak ada, kau bisa menjadi tempat terang itu dengan kapasitas tak terbatas. Violet_