Ya, singkat kata, Jakarta bisa dikata telah dianggap gagal dalam mengemban tanggung jawabnya di bidang pengelolaan tata ruang, sumber daya alam dan lingkungan hidup, pengendalian penduduk dan permukiman, serta transportasi, sebagai ibukota negara Indonesia.
Selain itu, bicara kebijakan pemindahan ibukota dari Jakarta sebenarnya juga didasarkan pada spirit negara untuk melakukan proses keseimbangan dan keadilan pembangunan bagi seluruh rakyat.
Bagaimanapun, multifungsi Jakarta sebagai pusat ekonomi, keuangan, bisnis, politik, dan juga pendidikan ialah merupakan dampak dari pemerintahan yang sentralistis, sekaligus juga wujud dari kebijakan pembangunan yang terkonsentrasi di Jakarta selama ini.
Dalam setiap periode ataupun setiap dekade selalu saja ada kebijikan atau usulan yang mengenai pemindahan ibukota , akan tetapi tiap tahunnya tidak begitu direspon dikarenakan para pemimpin kita dalam waktu itu berfikit bahwa pemindahan ibukota ini juga akan mengeluarkan atau mengelontorkan beberapa dana yang cukup besar. Sehingga isu seperti ini tidak ditanggapi serius oleh para petinggi negara.
Namun dalam periode kali ini isu pemindahan ibukota sangat gencar dibicarakan sehinggga banyak para ilmuan atau para ahli yang menganalisis dampak ekonomi yang ditimbukkan oleh pemindahan ibukota ini, mengandung banyak dampak positif ataupun damoak negatif akan tetapi kita juga berharap agar dapat mendapatkan dampak positif yang lebih banyak.
Dalam hal ini Presiden Jokowi Dodo juga menyadari bahwasanya pemindahan ibukota juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit yang artinya beliau tau bahwa anggaran yang akan dikeluarkan untuk memindahkan ibukota sangat besar,akan tetapi Pak Presiden tetep semangat untu memindahkan ibukota dikarenakan sudah banyak negra yang juga mekkaukan hal sama yaitu Makaysia, Brazil dll sehingga ini juga menjadi patokan Indonesia mampu atau tidak bersaing dengan negara lainnya.Pemindahan ibukota ini juga kenjadi jembatan untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang maju yang mampu bersaing dnegan negara yang lainnya.
Pemindahan ibukota dihadapkan dengan dengan biaya yang sangat besar dengan keadaan Indonesia seprtiini tidak mungkin negara bergantung paada biaya APBN maupun APBD diakrenakan uang yang ada disana sedang mengalami defisit.
Kita tidak mungkin dengan menggunakan biaya untuk pemindahan ibukota mengambil biaya dari hutang dikarenakan Bangsa Indonesia sendiri nomer 1 di asia pasifik sebagai penyetor bunga tertinggi yaitu sekitar 7-8% kalu seperti ini akan menjadikan ruang fiskal semakin sempit.Sehingga diaharapkan negara tidak menggunakan biaya dari utang yang nantinya akan membebani negara kita sendiri
Pemindahan ibukota jika akan benar benra terlaksanakan akan terjadi pembengkakan anggaran pada tahun 2020 yang akan kita hadapi bersama, pemindahan ibukota ini dikawatirkan akan membirakan dampak ositif jangka pendek saja .
Pertumbuhan ekonomi yang diciptakan itu lebih banyak mengarah ke pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari Pemerintah. Para ahli ekonomi juga mengemukakan bahwasanya mereka takut akan mafia mafia yang akan bertindak secara adil dengan membeki tanah disana sehingga harga penjuakan tanah disana menjadi sangat yang mahal, jika benar prediksi para ekonomom itu maka yang dirugikan dalam hal ini adalah penduduk lokal yang ada disitu dan akan mengalami inflasi hal ini sangat berbahaya bagi masyarakat tidakmemberi dampak baik akantetapi justru akan memperkeruh keadaan ekonomi Indonesia.
Selain mengerek pertumbuhan ekonomi, pihaknya menyatakan bahwa pemindahan Ibu Kota juga akan berdampak kepada penurunan kesenjangan antar kelompok pendapatan. Bambang mencatat, akan ada kenaikan harga modal sebesar 0,23 persen dan tenaga kerja sebesar 1,37 persen.