Mohon tunggu...
ayu mujirahayu
ayu mujirahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember

كما تدين تدان

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PELITA SIMIE : Program Kerja Inovasi Mahasiswa KKN Kolaboratif 159 Untuk Pemberdayaan Ekonomi Warga Desa Jubung

9 Agustus 2025   10:50 Diperbarui: 9 Agustus 2025   10:43 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proker Utama "Pemberdayaan  Kelompok PKH dan UMKM"

Jubung, 4 Agustus 2025 — Mahasiswa KKN Kolaboratif 159 yang bertugas di Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, menghadirkan sebuah program unggulan yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui inovasi tepat guna. Program tersebut diberi nama PELITA SIMIE yang merupakan akronim dari Pemberdayaan Lewat Inovasi Tepat Guna: Kulit Singkong Jadi Mie.

Program ini tidak hanya mengangkat potensi lokal dan isu lingkungan, tetapi juga secara langsung menyasar kelompok masyarakat rentan, khususnya penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Jubung. Melalui pendekatan edukatif dan praktis, mahasiswa KKN berupaya membuka jalan agar masyarakat dapat berdikari secara ekonomi, tidak terus-menerus bergantung pada bantuan pemerintah.

Gagasan dasar dari PELITA SIMIE adalah mengolah limbah kulit singkong—yang selama ini dianggap tak bernilai—menjadi produk olahan bernilai ekonomis tinggi, yaitu mie. Untuk menambah nilai gizi dan tampilan menarik, mie ini diperkaya dengan daun kelor, yang dikenal sebagai superfood karena kaya akan zat besi, vitamin, dan antioksidan. Daun kelor juga berfungsi sebagai pewarna alami sehingga produk menjadi lebih sehat dan aman dikonsumsi.

Dalam pelaksanaannya pada hari Senin, 4 Agustus 2025, Mahasiswa KKN Kolaboratif 159 melakukan pelatihan teknis kepada kelompok sasaran, yang terdiri dari penerima PKH dan pelaku UMKM lokal. Kegiatan ini dilakukan secara partisipatif, dimulai dari penyuluhan mengenai potensi kulit singkong, pelatihan pembuatan tepung dari kulit singkong, hingga praktek langsung pembuatan mie sehat berbahan dasar tepung kulit singkong dan daun kelor.

Program ini sekaligus menjadi solusi tiga dimensi: mengurangi limbah organik, meningkatkan keterampilan masyarakat, dan membuka peluang usaha baru berbasis sumber daya lokal.

Salah satu sasaran utama dari program PELITA SIMIE adalah para penerima bantuan PKH. Dalam pandangan mahasiswa KKN, kelompok ini perlu didorong untuk secara perlahan bisa keluar dari lingkaran ketergantungan bantuan. Melalui pelatihan dan pendampingan usaha, diharapkan mereka dapat menemukan sumber penghasilan baru yang berkelanjutan.

Melalui kegiatan ini, para penerima PKH diberikan pengetahuan dasar kewirausahaan, mulai dari pembuatan produk, pengemasan produk, hingga pemasaran sederhana baik offline maupun melalui media sosial. Harapannya, setelah program ini selesai, peserta memiliki keterampilan dan kepercayaan diri untuk memulai usaha secara mandiri.

Selain menyasar penerima PKH, mahasiswa KKN juga melibatkan para pelaku UMKM di Desa Jubung sebagai mitra strategis. Para pelaku UMKM ini diharapkan menjadi jembatan dan mentor bagi peserta pelatihan dari kalangan PKH. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat jejaring usaha, tetapi juga menciptakan ekosistem wirausaha desa yang saling mendukung.

Para pelaku UMKM yang telah mapan dilibatkan untuk berbagi pengalaman dan membimbing peserta dalam proses produksi dan distribusi. Dengan pendekatan ini, masyarakat tidak hanya belajar dari teori dan mahasiswa, tetapi juga mendapatkan insight langsung dari pelaku bisnis lokal yang sudah terbukti bertahan.

Program PELITA SIMIE menjadi bukti nyata bahwa kehadiran mahasiswa KKN di desa bukan hanya untuk belajar dari masyarakat, tetapi juga membawa ide-ide inovatif yang aplikatif dan relevan. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga menciptakan modul pelatihan dan booklet/brosur resep, serta video tutorial sebagai bahan pelatihan atau replikasi program.

Menurut Koordinator KKN Kolaboratif 159 Desa Jubung, Bimoseno, program ini dirancang agar berkelanjutan dan tidak berhenti hanya pada kegiatan KKN. “Kami sadar, waktu kami di desa terbatas. Karena itu, kami ingin meninggalkan sesuatu yang bisa terus digunakan. Produk ini murah, sehat, dan mudah dibuat. Jika ditekuni, ini bisa jadi sumber pendapatan yang menjanjikan bagi masyarakat,” ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun