Mohon tunggu...
Ayu Lomban
Ayu Lomban Mohon Tunggu... Pengajar -

Penyuka petualan, hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Candu Media Sosial "Facebook"

17 November 2017   11:36 Diperbarui: 17 November 2017   11:42 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://analisadaily.com

Media sosial saat ini bagaikan sebuah dunia luar yang menyilaukan bak sinar bintang bertaburan.

Memunculkan banyak Aktris dan Aktor yang lihai dalam bermain peran pada panggung sadiwara dunia maya.

Ya, Facebook.

Facebook adalah salah satu dari media sosial yang saat ini bagaikan wadah pasar bagi banyak orang di dunia. 

Dibandingkan dengan media sosial lainnya seperti Instagram dan twitter. Facebook merupakan media sosial nomor satu yang tertinggi peminatnya baik bagi generasi tua ataupun muda karena berbagai alasan bahwa Facebook mudah di akses dan dipelajari.

Tak hanya itu, jika kita perhatikan ada banyak drama dalam Facebook, seakan sudah menjadi bagian dari gaya hidup dalam membuat status- status yang menceritakan kegiatannya mulai dari bagun tidur kemudian tidur lagi, hingga ada yang mengeluh pada Tuhan baik susah maupun senang, sakit atau sehat, dan bahkan ibadah di bawah-bawah kedalam akun-akun mereka sehingga tak ada batasan privasi sedikit pun.

Ada pula yang jika sudah mengakses Facebook, seakan lupa dengan orang-orang yang ada disekitar, tiba-tiba tuli bahkan tak peka karena lebih fokus dengan kegiatan berselancar dalam ombak lautan dunia maya yang menyenangkan alam bawah sadar. Tak salah jika Facebook dapat dikatakan dengan "Mendekatkan yan jauh, Menjauhkan yang dekat".

Dan ternyata, dengan banyaknya akun Facebook saat ini yang dimiliki oleh semua lapisan generasi dalam masyarakat, memunculkan ragam manfaat baik serta dampak buruk yang disebabkan oleh media sosial Facebook ini. 

Promosi berbagi hasil karya, jual beli, hingga kasus perceraian, perselisihan bahkan orang yang sudah meninggal dapat di abadikan dalam media sosial Facebook. Miris ya..

Akhirnya tak mengherankan lagi jika orang-orang masakini sangat jauh berbeda kebiasaannya dengan orang-orang masalalu yang lebih senang bercerita membagi kisahnya lewat buku diary hingga dari kebiasaan baik itu memunculkan banyak penulis-penulis hebat sekarang. 

*Cerita ini hanyalah sedikit akan ganjalan di dalam hati yang keluar dalam bentuk tulisan. Setidaknya  agar bisa membiasakan diri untuk mulai menulis tentang apa saja.

Motivasi saya "Seorang Penulis hebat tak akan mampu menghasilkan banyak karya jika ia hanya membaca satu buku dalam hidupnya". 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun