Mohon tunggu...
Nabiila Ayu
Nabiila Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa

an enfj-t, romance-fiction and kpop enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sex Education pada Anak di Bawah Umur

22 November 2022   20:41 Diperbarui: 22 November 2022   20:49 9721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu hal penting yang masih dianggap tabu di Indonesia adalah pendidikan seks. Hal ini dianggap tabu karena pengetahuan seksual merupakan topik pembahasan yang ambigu jika disampaikan pada anak-anak. Adapun hal-hal krusial yang perlu diperhatikan untuk mempertimbangkan pemberian pendidikan seks terhadap anak sebagai berikut:

Database Pendidikan Seks di Indonesia

Menurut penelitian yang dilaksanakan oleh Durex Indonesia bahwa 84 persen remaja dengan rentang usia 12-17 tahun sama sekali belum pernah diedukasi mengenai kesehatan reproduksi dan juga seksual. Berdasarkan penelitian tersebut, remaja baru mulai diberi edukasi seksual pada usia 14-18 tahun. Edukasi ini pun tidak dilakukan secara maksimal sebagaimana dijelaskan di atas bahwasanya pendidikan seks ialah hal tabu untuk dibahas.

Minimnya edukasi mengenai seks ini akan berdampak negatif karena nyatanya 59 persen wanita dan 74 persen pria sudah melakukan hubungan seksual pertama kali di usia 15-19 tahun. Ini merupakan data dari Survei Demografi dan Kesehatan: Kesehatan Remaja Indonesia tahun 2017. Padahal menurut para ahli sendiri, edukasi mengenai seks harus dilakukan dimulai dari usia dini untuk mencegah suatu yang tidak diinginkan terjadi kedepannya.

Usia Ideal Seorang Anak Diberikan Pendidikan Seks

Pemahaman akan kesehatan seksual penting diberikan sejak dini agar anak dapat lebih waspada ketika dirinya bertemu dengan orang lain. Kewaspadaan yang dimaksud adalah ketika orang lain tidak dapat sembarangan menyentuh bagian vitalnya. Pengajaran dan pemahaman mengenai kesehatan seksual tersebut dapat diberikan sejak anak berusia 2,5-3 tahun. Menurut ketua pertama Komisi Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, pada umur tersebut anak-anak sedang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai kondisi pertumbuhan tubuh yang sedang dialami. Orang tua diharapkan menjadi sumber informasi seks pertama dan tepat bagi anak. Pengenalan organ tubuh yang berhubungan dengan seks juga perlu dijelaskan oleh orang tua dan tidak perlu dianggap tabu agar pemahaman yang diberikan kepada anak dapat diberikan secara menyeluruh.

Dampak Pada Anak yang Sudah Diberikan Pendidikan Seks 

Pendidikan seksual bertujuan untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar. Pendidikan atau pemahaman seksual indonesia sejak dini memang masih banyak yang pro kontra sehingga banyak yang tidak setuju tetapi jika pendidikan seks sudah dikasih sejak dini, anak akan mendapatkan bekal pengetahuan dan memiliki wawasan seputar masalah seks sehingga anak memiliki kesadaran atas fungsi organ produksinya dan memiliki paham untuk menjaga dan memelihara organ produksinya, anak juga akan terhindar dari berbagai kejahatan seksual dan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Kebanyakan orang tua di Indonesia merasa jika anak diberikan edukasi seksual justru akan mendorong anak untuk mencoba melakukan seks bebas. Namun, jika anak tersebut sudah diberikan pendidikan seks, anak tersebut akan mengetahui bahaya dari seks bebas.

Pendidikan seks di Indonesia dinilai masih sangat minim. Faktor ini juga menjadi salah satu penyebab rendahnya pengetahuan seks pada anak di Indonesia. Padahal, pendidikan seks seharusnya sudah diberikan sejak dini. Pendidikan seks yang diberikan berguna untuk membekali anak pada saat usia produktif nantinya. Maka dari itu, edukasi mengenai pengetahuan seksual perlu digalakkan di Indonesia untuk menciptakan generasi yang peduli tentang kesehatan seksual.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun