Mohon tunggu...
Ayu Chinintya Lestari
Ayu Chinintya Lestari Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswi

مَنْ جَدّ وَ جَدًّ (siapa yg bersungguh-sungguh pasti akan menang (berhasil).)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesantren sebagai Sub Culture Islam Nusantara

15 Mei 2020   11:52 Diperbarui: 15 Mei 2020   11:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Assalamualaikum Kompasianers, alhamdulillah kita masih diberi kesempatan bertemu lagi untuk membahas tentang Islam Nusantara. Pada minggu ini kita akan membahas tentang pesantren sebagai Sub Culture  Islam Nusantara. Langsung saja, kita ulas bersama.


Pesantren
Kata pesantrem atau biasa disebut pondok sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dalam KBBI pesantren adalah asrama tempat santri belajar mengaji, sedangkan menurut wikipedia, pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Jadi dapat disimpulkan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan berbasis islami yang disertai dengan asrama untuk para santri-santrinya (murid-muridnya).


Asal usul Pesantren
Ada beberapa pendapat yang mengungkapkan terkait asal-usul pesantren. Yang pertama berpendapat bahwa pesantren berakar dari tradisi atau kebudayaan Islam itu sendiri yaitu tarekat yang berkaitan erat dengan tempat pendidikan kaum sufi. Hal ini ditandai oleh terbentuknya kelompok tarekat yang melaksanakan amalan-amalan dzikir dan wirid tertentu sehingga para kyai menyediakan ruangan khusus untuk penginapan yang di kanan kirinya terdapat masjid. Hingga lembaga pengajian tersebut terus berkembang menjadi pesantren.

Sedangkan pendapat ke dua mengungkapkan bahwa pesantren  merupakan peralihan dari tempat membina kader dan tempat mengajarkan agama Hindu di Indonesia, karena tidak ada bukti dan tidak ditemukannya lembaga yang serupa dengan pesantren di negara-negara Islam lainnya, melainkan serupa dengan lembaga pendidikan Hindu-Budha seperti di India, Myanma, dan Thailand.


Sejarah Perkembangan Pesantren

Sejarah perkembangan pesantren dibagi menjadi beberapa fase, yaitu :

1. Fase Awal
Pada fase awal, Islam masuk ke Indonesia . Para sejarahwan memiliki perbedaan terkait hal tersebut, ada yang berpendapat asal muasal berdirinya pesantren dari wali songo yang mengenalkan suatu metode pembelajaran, dan ada yang berpendapat lainnya.

2. Fase Kedua
Pada fase kedua biasa disebut  fase penjajahan Belanda. Pada fase ini, bangsa Belanda terus menyebarkarluaskan agama Kristen di seluruh penjuru Nusantara, namun karena adanya pesantren, mengakibatkan ruang gerak penyebaran agama Kristen oleh bangsa Belanda semakin sempit sehingga mereka berpendapat hal-hal yang buruk  terkait pesantren dan mendirikan kantor khusus untuk mengawasi dan memantau pesantren karena para ulama dan para pejuang Islam memiliki jiwa semangat yang kuat.

3. Fase Ketiga
Pada fase ketiga iasa dikenal fase penjajahan Jepang. Awalnya bangsa Jepang datang ke Indonesia  dianggap sebagai pahlawan, karena mendukung perkembangan pesantren dan mendukung  kemerdekaan Indonesia yaitu dengan mendirikan KUA, mendirikan organisasi-organisasi Islam, dan lain sebagainya. Hingga pada akhirnya, Jepang menunjukkan sosok aslinya yang bengis, bertindak sewenang-wenang dan melakukan kekerasan terhadap rakyat Indonesia.

4. Fase Keempat

Pada fase ke-empat yang biasa disebut fase pasca kemerdekaan. Pada fase ini, pesantren berkembang begitu pesat, hingga pada tahun1970 pesantren tidak hanya meningkatkan kualitasnya, namun juga kuantitas dan sistem pembelajarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun