Mohon tunggu...
Ayu Chinintya Lestari
Ayu Chinintya Lestari Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswi

مَنْ جَدّ وَ جَدًّ (siapa yg bersungguh-sungguh pasti akan menang (berhasil).)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Respon Islam Nusantara terhadap Modernisasi

9 April 2020   07:11 Diperbarui: 19 April 2020   16:59 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Topik minggu ini, saya akan membahas modernisasi Islam Nusantara, dimana modernisasi Islam Nusantara dibagi menjadi 3 sub bab, yaitu: Islam dan modernisasi, Sikap Islam Nusantara terhadap modernisasi, serta modernisasi ala Islam Nusantara. Baik langsung saja saya ulas satu-persatu.

1. Islam dan modernisasi
Kata modern sendiri maksudnya adalah suatu tindakan dan pemikiran yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga kata modernisasi berarti proses transformasi tindakan dan  cara berpikir yang selaras dengan perkembangan zaman. 

Seperti yang kita ketahui bahwa di era modernisasi semua kondisi dalam berbagai aspek kehidupan mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat diberbagai belahan dunia, termasuk di negara kepulauan kita tercinta, yaitu Indonesia dengan penduduk yang mayoritas memeluk agama Islam. Sehingga tak menutup kemungkinan dengan adanya arus modernisasi terdapat pro dan kontra.

2. Sikap Islam Nusantara terhadap Modernisasi

Seperti yang kita ketahui bahwa Islam merupakan agama yang Rahmatanlil'alamin, yaitu rahmat bagi alam semesta, selalu membawa kedamaian dan kebaikan untuk umat. Karena era modernisasi lebih diindentikkan dengan liberalis, sehingga muncullah perbedaan pemikiran dan tindakan di kalangan umat, ada yang pro dan yang kontra. Yaitu ada yang langsung menerima mentah-mentah tanpa harus berpikir secara kritis terlebih dahulu, ada yang menutup diri dari budaya-budaya bangsa barat, serta ada yang menyaring terlebih dahulu yakni dengan mengambil hal-hal positif dan membuang hal-hal negatif budaya barat. 

Dalam kondisi tersebut, Islam berada ditengah-tengah tanpa condong pada salah satu pemikiran, karena Islam sendiri sangat menghargai perbedaan termasuk perbedaan cara bertindak dan cara berpikir manusia, namun harus tetap selaras dengan nilai-nilai Islam yang diajarkan oleh Rasulullah.

3. Modernisasi ala Islam Nusantara
Modernisasi ala Islam Nusantara meneguhkan prinsip "al mukhafadhatu ala qadim al shalih wa al akhdu bi al jadid al ashlah" yang maksudnya adalah tetap menjaga nilai-nilai tradisi kebudayaan tetapi juga tidak boleh menutup mata dari era modern. Dan Islam Nusantara juga berprinsip merawat dan melestarikan kebudayaan lokal serta menyelaraskannya dengan  nilai-nilai Islam. 

Seperti yang dikatakan oleh Abdurrahman Wahid alias gusdur bahwa era modern dan era tradisional dapat menyatu atau berjalan dengan selaras apabila tetap mempertahankan keasliannya. Mempertahankan keasliannya dapat dilestarikan melalui kesenian, salah satunya adalah pertunjukan.

Seperti pertunjukan yang dilakukan oleh Walisongo yaitu tembang tombo ati. Di era modern seperti saat ini, tembang tombo ati, lagu-lagu sholawatan, dan lagu-lagu religi lainnya yang menyampaikan nilai-nilai Islam dikemas lebih modern dengan iringan musik jazz, gambus dan lain sebagainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun