Mohon tunggu...
Ayu ChandraAnggraini
Ayu ChandraAnggraini Mohon Tunggu... Penulis - suka tulis

welcome

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kesumat Memenggal Mayat

24 Januari 2019   11:29 Diperbarui: 24 Januari 2019   11:44 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Novel ini berkisah tentang seorang kepala daerah yang serakah dan selalu merasa kurang dengan apa yang dimilikinya. Jabatan tinggi tidak membuatnya puas serta harta yang melimpah dan satu istri tidak juga membuatnya puas. 

Hingga ia menggunakan jabatannya untuk melakukan tindakan tidak terpuji yaitu korupsi uang rakyatnya hanya untuk bersenang-senang, hingga pada akhirnya perbuatan tersebut tercium oleh warganya dan dijebloskanlah dia ke dalam penjara. Anehnya yang menjebloskan dia ke penjara yaitu wakilnya sendiri dengan istri ketiga dimana istri ketiga ini sangat disayangi oleh Hardiman atau sang kepala daerah. 

Alhasil istri ketiga dan wakilnya bersenang-senang diatas penderitaan Hardiman, warga pun juga gembira karena sang kepala daerah yang licik dan mata duitan itu sekarang sudah mendekam di penjara. Tak lama selang beberapa bulan, Hardiman meninggal di sel penjara banyak yang menduga ia meninggal karena tertekan maupun depresi atas apa yang ditimpanya sehingga arwahnya pun gentanyangan.

Arwah Hardiman mengganggu orang-orang yang membencinya dan orang-orang yang tega menjebak dia. Akhirnya ia membalaskan dendamnya dengan menghantui warga sekitar dimulai dari warga yang tetap menggunjingnya setelah ia mati,anak dari istri ketiganya,satpam rumahnya yang telah bersekongkol dengan istri ketiganya,wakilnya sendiri yaitu Johan,dan ustad yang membantu istrinya bertobat. 

Ia berniat melakukan hal tersebut karena ia tak terima dengan keadaan yang menimpanya ketika ia di dunia dengan dibantu oleh kawanan pocong ia pun perlahan tapi pasti mulai menghantui orang-orang yang telah masuk dalam daftar pembalasan dendamnya. 

Tapi, disaat ia mulai akan mengganggu pak ustad bukan kemenangan yang ia terima melainkan kekalahan dikarenakan doa-doa yang pak ustad baca guna mengusir arwah Hardiman. Hingga pada suatu hari desa tersebut mengalami hujan badai dan mendatangkan banjir bandang yang mengakibatkan makam-makam hanyut hingga tak terlihat, dan anehnya peti mati Hardiman tersangkut dipohon bambu dan mayatnya hanyut mengikuti arus air sungai hingga dimakan segerombolan burung bangkai. 

Anehnya lagi disaat seperti itu kepala mayat Hardiman ini hilang entah kemana, hingga ditemukan di sebuah lapangan dan ternyata kepala mayat Hardiman ini terpenggal oleh dua batang bambu disaat banjir bandang mulai menghanyutkan peti mati dan menumbangkan beberapa pohon termasuk pohin bambu yang sudah memenggal kepala mayat Hardiman. 

Pak ustad pun mengubrukan kembali potongan dan sisa mayat Hardiman untuk disempurnakan pemakamannya agar ia meninggal dalam tenang. Itulah Hardiman diamasa hidupnya selalu merasa kurang sampai ia matipun tetap membawa dendam yang membuatnya tidak tenang.

Novel ini mengandung cerita bagus didalamnya yang berguna untuk menjadi cerminan hidup manusia pada zaman sekarang dimana uang mereka anggap segalanya , serta kekayaan juga bukan menjadi bahan acuan untuk kita dapat hidup selamanya. 

Novel ini secara tidak langsung mengajarkan kita untuk tidak serakah,menerima segala sesuatu yang ada,dan menggunakan jabatan yang baik sesuai amanah,serta tidak menyimpan dendam sampai kapanpun.Novel ini memiliki beberapa kekurangan dari alur cerita yang seram dan menjijikan seperti menceritakan darah ataupun belatung, mungkin novel ini tidak begitu direkomendasi untuk pembaca yang mudah mengalami paranoid atau penakut karena cerita novel ini memiliki alur seram. Selain itu, masih banyak tulisan-tulisan yang salah dan spasi tidak beraturan.

  • RESENSI NOVEL

Judul : Kesumat Memenggal Mayat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun