Mohon tunggu...
Ayu Aulia Manaki
Ayu Aulia Manaki Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ayu manaki Hubungan Internasional

Ayu manaki Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Siber Antara Negara Amerika Serikat dan Tiongkok

29 Januari 2022   16:36 Diperbarui: 29 Januari 2022   16:40 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pendahuluan

Seperti yang kita tahu, dalam Hubungan Internasional, dunia siber pada mulanya dianggap sebagai low politics,setelah seiring berjalannya waktu dan makin luasnya wawasan serta pemahaman kini ruang siber dianggap sebagai high politics. Tentu  ini dikarenakan kedaulatan negara tidak hanya di dunia nyata saja, tetapi juga merambat ke dunia siber. Sehingga beberapa negara mulai mengatur bagaimana perilaku warga negaranya di ruang siber, dan saat ini negara pun punya ruang atau arena baru untuk melakukan perang, salah satu contohnya adalah Cyberwar antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Kita ambil contoh antara Amerika dan Tiongkok merupakan dua negara besar yang menempati posisi 1 dan 2 dunia dalam hal kekuatan militer dan persenjataan. Dan dalam aktivitas internasional tidak bisa dipungkiri  kedua negara ini seringkali terjadi konflik, baik itu di dunia nyata maupun di dunia siber. Konflik yang terjadi diantara keduanya juga kerapkali menciptakan ketegangan hingga memberi pengaruh terhadap tatanan internasional. Keduanya ingin memperkuat kekuatan senjata dan militer mereka agar tentu saja dapat di akui dunia atau Negara-negara lain dan tentu saja akan menambah citra dan kebaikan Negara mereka di mata dunia.

B. Pembahasan

Perkembangan teknologi informasi dewasa ini mendorong pola-pola baru dalam interaksi hubungan internasional. Prilaku perilaku internasional kini dilakukan tidak hanya secara aktual namun juga secara virtual. Dalam era teknologi informasi, khususnya perkembangan jaringan internet menambah luas sarana negara dalam mencapai kepentingan nasionalnya.

Negara Tiongkok yang mempunyai berbagai kekuatan dalam bidang apapun di dunia internasional yang tentunya sangat menarik perhatian banyak Negara-negara lain atas kekuatan yang dimiliki, karena kemunculannya pada kancah perpolitikan internasional terkesan fenomenal. Salah satu fenomena yang menarik dari negara ini adalah tuduhan yang ditujukan pada Tiongkok sebagai pelaku cyber attack atau serangan siber terhadap situs pertahanan dan keamanan Amerika Serikat. Dapat pahami motif dari Tiongkok pada serangan siber itu untuk mencari tahu data-data pembuatan peralatan perang Amerika Serikat yang dikemudian hari Tiongkok mampu menciptakan senjata yang lebih canggih dari milik Amerika (Nadya, 2014).

Titik permasalahan Tiongkok dengan Amerika yaitu ketika perusahaan keamanan komputer pribadi Mandiant mengidentifikasi bahwa PLA unit 61398 merupakan pelaku serangan siber yang menyerang asosiasi Amerika serta mencari data-data tentang persenjataan. Aksi peretasan yang dilakukan Tiongkok ini tidak hanya menembus sistem keamanan perangkat lunak perusahaan dan lembaga ekonomi Amerika, tetapi juga berhasil  menembus jaringan Departemen Pertahanan, Departemen Energi, Departemen Keamanan Dalam Negeri, hingga jaringan kontrak pertahanan Amerika (Menzano, 2021).

Perkembangan teknologi informasi dewasa ini mendorong pola-pola baru dalam interaksi hubungan internasional. Prilaku perilaku internasional kini dilakukan tidak hanya secara aktual namun juga secara virtual. Dalam era teknologi informasi, khususnya perkembangan jaringan internet menambah luas sarana negara dalam mencapai kepentingan nasionalnya.

Amerika Serikat sebagai negara yang terus menjadi tujuan cyber attack oleh negara pesaingnya yaitu Rusia dan China tentunya tak hanya berdiam diri tanpa ada respon dan tindakan. Joe Biden selaku Presiden terpilih Amerika Serikat mengecam keras dan tegas tindakan peretasan dan serangan siber yang telah dilakukan oleh Tiongkok terhadap negaranya.

Panduan Departemen Pertahanan AS memberi pernyataan bahwa AS tidak menggunakan balasan serupa kepada China, melainkan AS mengambil tindakan nyata seperti protes diplomatik, embargo ekonomi, atau tindakan balas dendam lainnya. Namun dalam tindakan lain, AS berupaya untuk meningkatkan interoperabilitas dengan pasukan sekutunya dalam skenario yang melibatkan konfrontasi dengan China. Salah satu caranya adalah memberikan akses ke pasukan sekutu yaitu Inggris ke cloud yang berisi data rahasia militer AS. Tujuannya adalah karena sistem cloud akan mengumpulkan data intelijen dari pasukan dan unit AS di satu tempat, selain itu sistem tersebut juga akan diperbarui agar kebal terhadap upaya peretasan China.

C. Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun