Mohon tunggu...
Ayu Tiara Rahma
Ayu Tiara Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bismillah sukses!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs Guna Menyejajarkan Indonesia dengan Negara-negara Maju

7 Oktober 2021   07:32 Diperbarui: 7 Oktober 2021   07:33 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Pada tahun 2015 PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mencetuskan tujuan pembangunan yang baru dikenal dengan nama Sustainable Development Goals (SDGs) untuk menyempurnakan dan meneruskan program Millenium Development Goals (MDGs) sebelumnya. SDGs memiliki tujuh belas tujuan yang berkaitan dengan manusia, lingkungan hidup, kesejahteraan, perdamaian, kemitraan, kesehatan, dan ketahanan pangan. 

Peningkatan partisipasi mahasiswa dalam SDGs perlu diimplementasikan untuk membentuk kesadaran diri dari dalam mahasiswa tentang potensi mereka dalam menyukseskan SDGs. 

Mahasiswa mampu melakukan pengabdian kepada masyarakat demi mewujudkan tujuan SDGs. Metode dalam pengabdian masyarakat ini menggunakan pembelajaran dan pembinaan. Peran mahasiswa berdampak besar atas kelangsungan tujuan SDGs yang ingin dicapai pada tahun 2030.

         SDGs dirancang secara bersama-sama oleh negara-negara lintas pemerintahan PBB yang diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2015 sebagai ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030. Para pemimpin dunia bertemu pada 25 September 2015, di Markas PBB di New York untuk memulai Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Dalam proposal ini terdapat 17 tujuan dengan 169 capaian yang meliputi masalah-masalah pembangunan yang berkelanjutan. 

Termasuk di dalamnya terdapat pengentasan kemiskinan dan kelaparan, perbaikan kesehatan, dan pendidikan, pembangunan kota yang lebih berkelanjutan, mengatasi perubahan iklim, serta melindungi hutan dan laut. Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan sebagai berikut.

  • Tanpa kemiskinan (No proverty). Mengentaskan segala bentuk kemiskinan di semua negara. Mengingat bahwa negara berkembang termasuk Indonesia masih terdapat angka kemiskinan yang tinggi.
  • Tanpa kelaparan (Zero hunger). Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
  • Kehidupan sehat dan sejahtera (Good health well-being). Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk seluruh usia.
  • Pendidikan berkualitas (Quality education). Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
  • Kesetaraan gender (Gender equality). Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.
  • Air bersih dan sanitasi layak (Avilability of water). Menjamin akses ketersediaan air dan sanitasi secara berkelanjutan bagi masyarakat.
  • Energi bersih dan terjangkau (Affordable and clean energy). Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.
  • Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (Decent work and economy growth). Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.
  • Industri, inovasi dan infrastruktur (Industry, innovation, and infrastructure). Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.
  • Berkurangnya kesenjangan (Reduce inequality). Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
  • Kota dan komunitas berkelanjutan (Sustainable cities and community). Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
  • Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (Response, consumption, and production). Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
  • Penanganan perubahan iklim (Climate action). Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
  • Ekosistem laut (Life below water). Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
  • Ekosistem daratan (Life on land). Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
  • Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh (Peace, justice, and strong institutions). Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.
  • Kemitraan untuk mencapai tujuan (Partnership for the goals). Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.

          Dalam mewujudkan dan menyukseskan tujuan-tujuan SDGs di atas, diperlukan kebijakan penanganan oleh pemerintah suatu negara. Namun, seluruh elemen masyarakat juga penting ikut serta bergerak dalam menyongsong tujuan tersebut demi tercapainya kepentingan bersama. 

Masyarakat harus menunjukkan peran, sikap peka dan peduli, serta tidak menyalahkan kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi. Adapun peran mahasiswa juga penting sebagai bagian dari elemen masyarakat yang ikut serta dalam mencapai keberhasilan tujuan-tujuan SDGs.

          Peran mahasiswa dalam meyongsong SDGs guna tercapainya Indonesia menjadi negara maju adalah pertama, dimulai dari diri sendiri dengan cara menuntut ilmu setinggi mugkin, menjadi mahasiswa yang berprestasi, mampu berkompetitif secara global, dan membudayakan literasi. Sebagai mahasiswa perlu menerapkan ilmu dan wawasan yang didapat kepada masyarakat dengan harapan kualitas SDM dapat meningkat sehingga SDGs mampu terwujud dengan optimal.

          Kedua, mahasiswa perlu memiliki rasa peduli, empati, maupun simpati terhadap masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dari lingkungan terdekat hingga lingkungan yang luas dengan mencari penyelesaian masalah-masalah yang terjadi pada lingkungan tersebut. Mahasiswa mampu memajukan Indonesia dalam menyukseskan tujuan SDGs apabila seluruh mahasiswa Indonesia bekerja sama dalam mewujudkannya.

          Ketiga, mahasiswa memiliki peran dalam menjaga kesejahteraan dan kedamaian serta mencegah perpecahan yang terjadi pada masyarakat akibat kasus hoax dan kejahatan bermedia sosial. Mahasiswa dapat mengajak masyarakat untuk selektif dalam menerima informasi atau berita yang diterima agar terhindar dari hoax atau berita yang meresahkan. Hal ini diharapkan menghindari perpecahan maupun rasa tidak aman pada masyarakat.

          Keempat, mahasiswa dapat melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan. Permasalahan sosial di negara Indonesia masih tinggi sehingga diharapkan mahasiswa memiliki kepekaan dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan berperan aktif terhadap kegiatan sosial. Sebgaai contoh membantu korban bencana alam, ikut serta kegiatan aktivis kemanusiaan, melakukan sosialisasi pendidikan di wilayah terpencil yang minim akses pendidikan, dan masih banyak kegiatan sosial yang dapat dilakukan guna tercapainya tujuan SDGs.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun