Mohon tunggu...
Ayu Permata Lestari
Ayu Permata Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawan swasta

Hobbi menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Financial

Keuntungan dalam Berinvestasi

29 Januari 2023   19:40 Diperbarui: 29 Januari 2023   19:40 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Investasi adalah salah satu cara untuk melindungi dan meningkatkan kekayaan. Bermacam jenis investasi juga tersedia dan dapat dipilih untuk dijalankan sesuai dengan tujuan dalam berinvestasi. Di Indonesia, minat masyarakat dalam berinvestasi masih terbilang rendah, rendahnya minat ini tidak terlepas dari kurangnya ilmu dan wawasan terhadap investasi dan kebanyakan masyarakat berfikir bahwa investasi hanya dilakukan oleh orang kaya saja.

Jika dibandingkan antara investasi dan menabung, sebagian banyak orang lebih banyak memilih untuk berinvestasi. Berinvestasi dapat memberikan hasil yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan menabung atau bunga bank dan deposito, dan pastinya lebih besar dari inflasi. Namun kebanyakan masyarakat Indonesia juga masih minim akan pengetahuan investasi, jadi kebanyakan masyarakat Indonesia takut untuk memulai sebuah investasi dan lebih memilih untuk menabung.

Investasi merupakan penanaman asset suatu dana perusahaan maupun perorangan dalam rentan waktu tertentu guna mendapatkan dana yang besar di masa depan atau bisa juga untuk mendapatkan saham atau surat berharga lainnya untuk mendapatkan keuntungan lebih. Berinvestasi merupakan kegiatan yang dilakukan demi memperbanyak kekayaan atau harta dengan tidak banyak gerak dan usaha. Berikut beberapa pengertian Investasi menurut beberapa ahli:

1. Reilly dan Brown
Investasi merupakan kemauan individual untuk mengalokasikan harta dengan jumlah tertentu di masa sekarang untuk mendapatkan penerimaan di masa depan.
2. Otoritas Jasa Keuangan
Investasi merupakan penanaman modal yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, untuk pengadaan pembelian saham-saham ataupun surat berharga demi mendapatkan keuntungan.

            Banyak sekali tujuan dari investasi yang didapatkan seorang investor saat melakukan investasi, terdapat tujuan untuk investasi jangka waktu panjang dan investasi jangka waktu pendek. Dalam investasi jangka waktu panjang biasanya memerlukan waktu 1-10 tahun, tujuan yang sering direncanakan seorang investor ketika memilih investasi jangka panjang adalah utnuk persiapan masa pensiun, mengamankan kekayaan, dan untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak-anak. Sedangkan untuk tujuan yang biasa investor rencanakan jika memilih jangka waktu pendek adalah untuk mendapatkan tambahan dana sehari-hari, memanfaatkan cash flow, dan bisa melakukan pencairan sewaktu-waktu.

            Kemudian, terdapat manfaat yang bisa didapatkan dalam berinvestasi yaitu, bisa menghindar dari inflasi yang biasnya terjadi setiap tahunnya, mampu meningkatkan nilai uang, bisa menambahkan sumber penghasilan investor, mendapatkan efek compounding ( bunga bergulung ), untuk mempersiapkan kebutuhan masa depan, saat pensiun lebih siap, mampu mencapai finansial freedom, bisa membuka wawasan investor, melatih investor untuk mengambil keputusan, dan dapat menjadikan investor lebih bertanggung jawab.

Banyaknya jenis instrument investasi yang tersedia menjadikan banyak pilihan bagi para investor, namun tidak semua instrument investasi cocok untuk semua investor, salah satunya investor perlu memperhatikan jangka waktu investasi. Jangka waktu dalam berinvestasi terbagi dua kategori, yaitu Investasi jangka waktu Panjang dan Investasi jangka waktu pendek.

  • Investasi jangka waktu Panjang
    Investasi jangka waktu Panjang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menunjukan hasil dan pengembalian nya. Biasanya, untuk investasi jangka waktu Panjang ini investor harus menyiapkan modal yang besar, untuk memaksimalkan investasi. Jenis investasi jangka waktu Panjang ini memiliki sifat pengembalian yang besar dan jauh lebih baik, tapi resiko dalam berinvestasi juga lebih tinggi
  • Investasi jangka waktu pendek
    Jenis investasi ini berumur singkat dan bisa terlihat hasilnya 4-12 bulan. Investasi sementara ini gunanya untuk mengamankan asset sementara dan menunggu peluang dan memantau investasi lain yang bisa memberikan hasil yang lebih bagus lagi.  Jenis investasi ini terdapat kerugian jika dibanding dengan investasi jangka Panjang, karena untuk pengembalian yang didapat lebih rendah disbanding dengan investasi jangka waktu Panjang. Metode ini adalah cara yang paling popular.

Kemudian terdapat jenis instrument investasi yang populer digunakan banyak masyarakat seperti Kepercayaan Investasi, Saham, Emas dan Logam Mulia, Obligasi, Deposito Tetap, Properti, Reksa dana, Cryptocurrency, dan Asuransi. Dari beberapa jenis investasi diatas rata-rata semua tipe investasi memberikan pengembalian yang optimal sesuai dengan jenis investasi berdasarkan waktunya.

            Sebelum memulai sebuah investasi, ada beberapa proses yang perlu dijalankan, yaitu:

  • Tentukan tujuan dari berinvestasi yang di lakukan dan tentukan dana yang akan diinvestasikan.
  • Menganalisis sekuritas dengan cara pendekatan secara fundamental dan teknikal.
  • Membentuk sebuah portofolio dengan cara mengidentifikasi sekuritas.
  • Merevisi kinerja portofolio dengan cara menimbang isi portofolio yang telah terbentuk dan yang tidak sesuai dengan tujuan investasi yang diharapkan.
  • Mengevaluasi kinerja portofolio dengan yang diperhitungkan adalah keuntungan  yang diharapkan ataupun resiko yang ada.

Investasi memang akan memberikan keuntungan yang besar apabila tepat  sasaran dan matang, namun terdapat resiko didalam nya yang kemungkinan besar akan terjadi jika tidak benar dalam proses pengevaluasian kinerja portofolio. Secara umum, terdapat 2 jenis resiko yaitu:

  • Resiko Investasi  Sistematis
  • Resiko investasi ini tidak dapat dihindari jika terjadi, resiko ini bisa mempengaruhi semua efek dan resiko ini tidak dapat dikuranggi dengan diversifikasi. Yang termasuk pada resiko sistematis adalah resiko suku bunga, risiko inflasi, risiko nilai tukar mata uang, dan risiko komoditas.
  • Risiko Investasi Tidak Sistematis.
  • Berbeda dengan resiko investasi sistematis yang tidak dapat dihindari, resiko investasi tidak sistematis ini dapat dihindari maupun dikendalikan. Resiko ini bisa diatasi dengan membentuk portofolio atau juga bisa dengan dilakukan diversifikasi. Yang termasuk pada resiko tidak sistematis adalah Resiko likuiditas, resiko reinvestment, dan resiko bisnis.

Untuk menghindari dan meminimalisir resiko-resiko yang kemungkinan dapat terjadi, lakukan hal seperti menentukan target investasi yaitu tentukan jangka waktu investasi yang akan dilakukan dan pertimbangan jenis investasi maupun resiko yang akan dihadapi, lalu rutin mengawasi pergerakan investasi agar tidak ketinggalan kesempatan untuk menarik keuntungan profit yang lebih tinggi, kemudian berhati-hatilah terhadap penipuan seperti investasi bodong dengan cara pilihlah sekuritas yang sudah terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun